Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.
Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
Membangun Rumah
Tangga Bahagia
Nasehat (1):
Memilih Istri yang Tepat
Memilih Istri yang Tepat
Allah berfirman: Dan kawinkanlah
orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (kawin)
dan hambahamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.
Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah
Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui. (An-Nur: 32). Hendaknya seseorang
memilih isteri shalihah dengan syarat-syarat sebagai berikut: Wanita itu
dinikahi karena empat hal: hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya.
Maka hendaknya engkau utamakan wanita yang memiliki agama, (jika tidak) niscaya
kedua tanganmu akan berdebu (miskin, merana).
Hadits riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul
Bari, 9/132. Dunia semuanya adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia
adalah wanita shalihah. Hadits riwayat Muslim (1468), cet. Abdul Baqi; dan
riwayat An-Nasa dari Ibnu Amr, Shahihul Jami, hadits no.3407 Hendaklah salah
seorang dari kamu memiliki hati yang bersyukur, lisan yang selalu dzikir dan
isteri beriman yang menolongnya dalam persoalan akhirat. Hadits riwayat Ahmad
(5/282), At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Tsauban, Shahihul Jami, hadits no.
5231 Dalam riwayat lain disebutkan : Dan isteri shalihah yang menolongmu atas
persoalan dunia dan agamamu adalah sebaik-baik (harta) yang disimpan manusia.
Hadits riwayat Al-Baihaqi dalam Asy-Syuab dari Abu Umamah. Lihat Shahihul Jami,
hadits no. 4285 Kawinilah perempuan yang penuh cinta dan yang subur
peranakannya. Sesungguhnya aku membanggakan dengan banyaknya jumlah kalian di
antara para nabi pada hari Kiamat. Hadits riwayat Imam Ahmad (3/245), dari
Anas. Dikatakan dalam Irwaul Ghalil, Hadits ini shahih, 6/195 (Nikahilah)
gadis-gadis, sesungguhnya mereka lebih banyak keturunannya, lebih manis tutur
katanya dan lebih menerima dengan sedikit (qanaah). Hadits riwayat lbnu Majah,
No. 1861 dan alam As-Silsilah Ash-Shahihah, hadits No. 623
Dalam riwayat lain
disebutkan : Lebih sedikit tipu dayanya. Sebagaimana
wanita shalihah adalah salah satu dari empat sebab kebahagiaan maka sebaliknya
wanita yang tidak shalihah adalah salah satu dari empat penyebab sengsara.
Seperti tersebut dalam hadits shahih: Dan di antara kebahagiaan adalah wanita
shalihah, engkau memandangnya lalu engkau kagum dengannya, dan engkau pergi
daripadanya tetapi engkau merasa aman dengan dirinya dan hartamu. Dan di antara
kesengsaraan adalah wanita yang apabila engkau memandangnya engkau merasa
enggan, lalu dia mengungkapkan kata-kata kotor kepadamu, dan jika engkau pergi
daripadanya engkau tidak merasa aman atas dirinya dan hartamu Hadits riwayat
Ibnu Hibban dan lainnya, dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, hadits no. 282
Sebaliknya, perlu memperhatikan dengan seksama keadaan orang yang meminang
wanita muslimah tersebut, baru mengabulkannya setelah memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut : Jika datang kepadamu seseorang yang engkau rela terhadap
akhlak dan agamanya maka nikahkanlah, jika tidak kamu lakukan niscaya akan
terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.
Hadits riwayat Ibnu Majah 1967, dalam
As-Silsilah Ash-Shahihah, hadits no. 1022 Hal-hal di atas perlu dilakukan
dengan misalnya bertanya, melakukan penelitian, mencari informasi dan
sumbersumber berita terpercaya agar tidak merusak dan menghancurkan rumah
tangga yang bersangkutan. Laki-laki shalih dengan wanita shalihah akan mampu
membangun rumah tangga yang baik, sebab negeri yang baik akan keluar tanamannya
dengan izin Tuhannya, sedang negeri yang buruk tidak akan keluar tanaman
daripadanya kecuali dengan susah payah.
Nasehat (2):
Upaya Membentuk (Memperbaiki) Isteri.
Upaya Membentuk (Memperbaiki) Isteri.
Apabila isteri adalah wanita shalihah maka
inilah kenikmatan serta anugerah besar dari Allah Taala. Jika tidak demikian,
maka kewajiban kepala rumah tangga adalah mengupayakan perbaikan. Hal itu bisa
terjadi karena beberapa keadaan. Misalnya, sejak semula ia memang menikah
dengan wanita yang sama sekali tidak memiliki agama, karena laki-laki tersebut
dulunya, memang tidak memperdulikan persoalan agama. Atau ia menikahi wanita
tersebut dengan harapan kelak ia bisa memperbaikinya, atau karena tekanan
keluarganya. Dalam keadaan seperti ini ia harus benar-benar berusaha sepenuhnya
sehingga bisa melakukan perbaikan.Suami juga harus memahami dan menghayati
benar, bahwa persoalan hidayah (petunjuk) adalah hak Allah. Allahlah yang
memperbaiki. Dan di antara karunia Allah atas hambaNya Zakaria adalah
sebagaimana difirmankan: Dan Kami perbaiki isterinya. (Al-Anbiya: 90).
Perbaikan itu baik berupa perbaikan fisik maupun agama. Ibnu Abbas berkata:
Dahulunya, isteri Nabi Zakaria adalah mandul, tidak bisa melahirkan maka Allah
menjadikannya bisa melahirkan. Atha berkata: Sebelumnya, ia adalah panjang
lidah, kemudian Allah memperbaikinya
Beberapa Metode
Memperbaiki Isteri:
Memperhatikan dan meluruskan berbagai
macam ibadahnya kepada Allah Taala. Kupasan dalam masalah ini ada dalam
pembahasan berikutnya. Upaya meningkatkan keimanannya, misalnya:
>Menganjurkannya
bangun malam untuk shalat tahajjud
>Membaca Al Quranul Karim.
>Menghafalkan dzikir dan doa pada waktu dan
kesempatan tertentu.
>Menganjurkannya melakukan banyak sedekah.
>Membaca buku-buku Islami yang bermanfaat.
>Mendengar rekaman kaset yang bermanfaat,
baik dalam soal keimanan maupun ilmiah dan terus
>mengupayakan tambahan
koleksi kaset yang sejenis.
->Memilihkan teman-teman wanita shalihah
baginya sehingga bisa menjalin ukhuwah yang kuat,
>saling bertukar pikiran dalam
masalah-masalah agama serta saling mengunjungi untuk tujuan yang baik.
->Menjauhkannya dari
segala keburukan dan pintu-pintunya. Misalnya
dengan menjauhkannya dari
Aspek Keimanan
Di Rumah
Nasehat (3):
Jadikanlah Rumah sebagai Tempat Dzikrullah (Mengingat Allah)
Rasulullah shallallahu alaihi wasalam
bersabda: Perumpamaan rumah yang di dalamnya ada dzikrullah, dan rumah yang
tidak ada dzikrullah di dalamnya adalah (laksana) perumpamaan antara yang hidup
dengan yang mati. Hadits riwayat Muslim dan Abu Musa 1/539, cet. Abdul Baqi
Karena itu rumah harus dijadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai macam
dzikir, baik itu dzikir dalam hati maupun dengan lisan, shalat, atau membaca
shalawat dan Al-Quran, atau mempelajari ilmu-ilmu agama, atau membaca buku-buku
lain yang bermanfaat. Saat ini betapa banyak rumah-rumah umat Islam yang mati
karena tidak ada dzikrullah di dalamnya, sebagaimana disebutkan oleh hadits di
atas. Dan apatah lagi manakala yang menjadi dendangan di dalam rumah itu adalah
syair-syair dan lagu-lagu setan, menggunjing, berdusta dan mengadu domba?
Apatah lagi jika rumah-rumah itu penuh dengan kemaksiatan dari kemungkaran,
seperti ikhtilath (campur baur dengan lawan jenis) yang diharamkan, tabarruj
(pamer kecantikan dan perhiasan) di antara kerabat yang bukan mahram atau
kepada tetangga yang masuk ke rumah? Bagaimana mungkin malaikat akan masuk ke
dalam rumah dengan keadaan seperti itu? Karena itu hidupkanlah rumahmu dengan
dzikrullah! Mudah-mudahan Allah merahmatimu.
Nasehat (4):
Jadikan Rumahmu sebagai Kiblat.
Jadikan Rumahmu sebagai Kiblat.
Maksudnya, menjadikan
rumah sebagai tempat beribadah. Allah berfirman: Dan Kami wahyukan kepada Musa
dan saudaranya: Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk
tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu sebagai
kiblat dan dirikanlah shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman.
(Yunus: 87). Ibnu Abbas berkata: Maksud disuruh menjadikan rumah-rumah mereka
sebagai kiblat yaitu mereka diperintahkan menjadikan rumah-rumah itu sebagai
masjid-masjid (tempat beribadah). Ibnu Katsir berkata: Hal ini seakan-akan -
Wallahu alam - ketika siksaan dan tekanan Firaun beserta kaumnya semakin
menjadi-jadi atas mereka, maka mereka disuruh untuk memperbanyak shalat
sebagaimana firman Allah Taala : Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu.(Al-Baqarah: 153).
Dalam hadits: Apabila
Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam menghadapi suatu kesulitan, maka beliau
melakukan shalat. Tafsir Ibnu Katsir, 4/224. Hal ini menegaskan betapa
pentingnya ibadah di dalam rumah-rumah,terutama dalam waktu-waktu lemah dan
tertindas, demikian pula dalam beberapa kesempatan manakala umat Islam tidak
mampu menampakkan shalat mereka di hadapan orang-orang kafir. Dalam hal ini
kita juga perlu mengenang kembali mihrab Maryam, yakni tempat peribadatan
beliau, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Taala: Setiap Zakaria masuk
untuk menemui Maryam di Mihrab ia dapati makanan di sisinya. (Ali lmran : 37)
Para sahabat juga
amat memperhatikan masalah shalat di dalam rumah mereka selain shalat fardhu.
Sebuah kisah di bawah ini menarik sebagai pelajaran bagi kita : Dari Mahmud bin
Ar-Rabi Al-Anshari, bahwasanya Itban bin Malik - dia adalah salah seorang
Sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam yang ikut serta dalam perang
Badar, dari kaum Anshar - ia datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi
wasalam lalu berkata: Wahai Rasulullah!, pandanganku telah menipu tapi aku
tetap shalat bersama kaumku, apabila turun hujan, mengalirlah air di lembah
(yang memisahkan) antara aku dengan mereka sehingga aku (tak) bisa datang ke
masjid mereka dan shalat bersama-sama, aku sangat ingin wahai Rasulullah, jika
engkau datang kepadaku dan shalat di dalam rumahku sehingga aku menjadikannya
sebagai mushalla (tempat shalat). Ia berkata: Maka Rasulullah Shallallahu
alaihi wasalam bersabda kepadanya: Akan aku lakukan Insya Allah Itban berkata:
Maka berangkatlah Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam dan Abu Bakar ketika
siang (nampak) meninggi, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam meminta
izin, lalu aku mengizinkan kepada beliau, beliau tidak duduk sebelum masuk ke
dalam rumah lalu beliau berkata: Di bagian mana engkau suka aku melakukan
shalat dari rumahmu? . Ia berkata: Maka aku tunjukkan kepada beliau suatu arah
dari rumahku, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam berdiri kemudian
bertakbir, lalu kami semua berdiri membentuk barisan, dan Nabi Shallallahu
alaihi wasalam shalat dua rakaat kemudian salam.
Dalam memetik
pelajaran dari hadits di atas, Ibnu Hajar berkata: Di situ merupakan pelajaran,
agar kita menggunakan tempat tertentu untuk melakukan shalat dalam rumah.
Adapun larangan untuk menjadikan tempat tertentu dalam masjid adalah hadits Abu
Daud, dan itu jika ia lakukan untuk riya atau yang sejenisnya. Menjadikan
tempat tertentu dalam rumah untuk shalat bukan berarti menjadikan tempat
tersebut sebagai wakaf - tidak berlaku padanya hukum wakaf - meski secara umum
dikategorikan dengan nama masjid.
Nasehat (5):
Pendidikan Keimanan untuk Anggota Keluarga.
Pendidikan Keimanan untuk Anggota Keluarga.
Dari Aisyah
radhiallahu anha ia berkata: Suatu ketika Rasullah Shallallahu alaihi wasalam,
mengerjakan shalat malam, ketika akan witir beliau mengatakan: Bangunlah, dan
dirikanlah shalat witir wahai Aisyah!. Allah mengasihi laki-laki yang bangun
malam kemudian shalat lalu membangunkan isterinya sehingga shalat, jika tidak
mau ia memerciki wajahnya dengan air. Hadits riwayat Muslim, Shahih Muslim bi
Syarh An-Nawawi, 6/23 Membiasakan dan menganjurkan para isteri dengan sedekah
adalah sesuatu yang bisa menambah iman, ia adalah perkara agung yang dianjurkan
oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam dengan sabdanya: Wahai segenap
wanita, bersedekahlah kalian. Sesungguhnya aku
melihat bahwa kalian adalah sebanyak-banyak penduduk Neraka. Hadits riwayat
Ahmad dan Abu Daud; Shahihul jami , hadits no.3488 Di antara ide yang bagus
adalah dengan meletakkan kotak amal di dalam rumah untuk orang-orang miskin,
sehingga setiap uang yang masuk di dalamnya menjadi hak bagi orang-orang yang
membutuhkannya, karena itulah tempat dana mereka di dalam rumah orang muslim.
Jika anggota keluarga melihat seorang panutan yang membiasakan puasa pada
ayyaamul biidh (pertengahan setiap bulan Qamariyah, yaitu tanggal 13, 14, 15),
hari Senin dan Kamis, hari Asyura, hari Arafah, pada banyak hari di bulan
Muharram dan Syaban, niscaya akan mendorong anggota keluarga yang lain untuk
mengikutinya.
Nasehat (6):
Perhatian pada Doa-doa yang Disyariatkan dan Sunnah -sunnah yang Berkaitan dengan Rumah.
Perhatian pada Doa-doa yang Disyariatkan dan Sunnah -sunnah yang Berkaitan dengan Rumah.
Di antara contohnya yaitu:
Doa masuk rumah:
Imam Muslim dalam Shahihnya meriwayatkan,
bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Jika seorang
laki-laki masuk ke dalam rumahnya kemudian menyebut nama Allah Taala ketika dia
masuk dan ketika makan, setan berkata: Kamu tidak punya (jatah) tempat tidur
dan tidak pula (jatah) makan di sini. Dan jika ia masuk dan tidak menyebut nama
Allah ketika ia masuk, maka setan berkata: Kamu mendapatkan (jatah) tempat
tidur. Dan jika tidak menyebut nama Allah ketika makan, setan berkata: Kamu
mendapat (jatah) tempat tidur dan makan.Hadits riwayat Imam Ahmad, Al-Musnad,
3/346 dan Muslim, 3/1599
Doa keluar
rumah:
Dalam Sunan, Abu Daud meriwayatkan
bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Jika seorang
laki-laki keluar dari rumahnya kemudian mengatakan: Bismillaahi Tawakkaltu
alallaahi Laa hawla walaa quwwata illaa billaahi Dengan Nama Allah, aku
bertawakkal (menggantungkan diri) kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan
kecuali dengan pertolongan Allah, niscaya akan dikatakan kepadanya: Cukuplah
bagimu, engkau telah diberi petunjuk, engkau telah dicukupi dan dijaga ,
sehingga setan menyingkir daripadanya. Lalu setan lain berkata kepadanya:
Bagaimana kamu dapat (menggoda) laki-laki yang telah ditunjuki, dicukupi dan
dijaga?. Hadits riwayat Abu Daud no. 5095, At-Tirmidzi No. 3426. Dalam Shahihul
Jami, hadits no. 499.
Siwak:
Dalam Shahihnya, Imam Muslim meriwayatkan
dari Aisyah radhiyallah anha, bahwasanya ia berkata: Bahwasanya Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam jika masuk rumahnya beliau memulai dengan siwak.
Shahih Muslim, kitab Ath-Thaharah, bab 15, no. 44.
Nasehat (7):
Rutin Membaca Surat Al-Baqarah di Rumah untuk Mengusir Setan.
Rutin Membaca Surat Al-Baqarah di Rumah untuk Mengusir Setan.
Hadits-hadits dalam hal ini di antaranya:
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Janganlah kalian jadikan
rumah-rumah kalian sebagai kuburan! Sesungguhnya setan lari dari rumah yang
dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah. Shahih Muslim, cet.Abdul Baqi, 1/539
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Bacalah surat Al-Baqarah di
rumah-rumah kalian, karena sesungguhnya setan itu tidak masuk ke dalam rumah
yang dibaca di dalamnya surat Al-Baqarah. Hadits riwayat Al-Hakim di dalam
Al-Mustadrak, 1/561; dan dalam Shahihul Jami , hadits no.1170
Tentang
keutamaan dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah serta pengaruh membacanya
bagi rumah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya Allah Taala menulis suatu
kitab sebelum Ia menciptakan langit dan bumi sekitar 2000 tahun, Ia berada di
atas Arsy, dan menurunkan dua ayat penutup (terakhir) dari surat Al-Baqarah.
Dan tidaklah setan mendekat rumah yang dibacakan di dalamnya kedua ayat
tersebut selama tiga malam. Hadits riwayat Imam Ahmad di dalam As-Sunnah 4/274
dan selainnya; dalam Shahihul Jami hadits no. 1799
Ilmu Agama Di
Rumah
Nasehat (8):
Pengajaran Anggota Keluarga
Pengajaran Anggota Keluarga
Mengajar adalah kewajiban yang mesti
dilakukan oleh pemimpin keluarga, sebagai realisasi dari perintah Allah Taala:
Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka
yang bahan bakarnya manusia dan batu.(At-Tahrim : 6)
Ayat di atas merupakan dasar pengajaran
dan pendidikan anggota keluarga, memerintah mereka dengan kebaikan dan mencegah
mereka dari kemungkaran. Di bawah ini beberapa komentar ahli tafsir tentang
ayat tersebut, yakni berkaitan dengan kewajiban yang dibebankan atas pemimpin
keluarga. Qatadah berkata: Dia hendaknya memerintah mereka berbuat taat kepada
Allah Subhanahu wa Taala serta mencegah mereka dari maksiat kepadaNya,
hendaknya menjaga mereka untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah dan
membantu mereka di dalamnya. Maka apabila kamu melihat kemaksiatan, hendaknya
engkau menjauhkan mereka daripadanya dan memperingatkan untuk tidak
melakukannya. Adh-Dhahhak dan Muqatil berkata: Merupakan kewajiban setiap
muslim, mengajarkan keluarganya dari kerabat dan hamba sahayanya akan apa yang
diwajibkan oleh Allah atas mereka dan apa yang dilarangNya. Ali radhiyallah
anhu berkata: Ajari dan didiklah mereka. Al-Kiya At-Thabari berkata: Kita
hendaknya mengajari anak-anak dan keluarga kita masalah agama dan kebaikan,
serta apa-apa yang penting dan dibutuhkan dalam persoalan adab dan akhlak.
Apabila Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam telah menganjurkan kita mengajari wanita-wanita hamba sahaya yakni bukan
orang-orang merdeka, maka apatah lagi halnya dengan anak-anakmu dan keluargamu
yang merdeka? Imam Bukhari dalam Shahihnya, Bab Pengajaran Laki-laki terhadap
Hamba Sahaya Perempuan dan Keluarganya, menulis hadits: Tiga orang yang
mendapat dua pahala: dan seorang laki-laki yang memiliki hamba sahaya perempuan
lalu ia mendidiknya dengan baik, mengajarinya dengan baik, kemudian ia
memerdekakannya lalu menikahinya maka baginya dua pahala.
Dalam penjelasan hadits di atas, Ibnu
Hajar mengatakan: Kesesuaian hadits dengan tarjamah - maksudnya judul bab -
dalam masalah hamba sahaya perempuan adalah dengan nash, dan dalam masalah
keuarga dengan qiyas, sebab perhatian dengan keluarga yang merdeka dalam soal
pengajaran kewajiban-kewajiban yang dibebankan oleh Allah dan sunnah-sunnah
RasulNya adalah sesuatu yang harus dan pasti daripada perhatian kepada hamba
sahaya perempuan. Karena adanya kesibukan dan tugas serta ikatan lainnya,
seseorang terkadang melalaikan untuk meluangkan waktu bagi dirinya sehingga
bisa mengajari keluarganya.
Diantara jalan pemecahan dalam persoalan
ini yaitu hendaknya ia mengkhususkan satu hari dalam seminggu sebagai waktu
untuk keluarga, bahkan mungkin juga dengan melibatkan kerabat lain untuk
menyelenggarakan majlis ilmu di dalam rumah. Ia hendaknya mengumumkan hari
tersebut kepada segenap anggota keluarga dan menganjurkan agar menepati dan
dating pada hari yang ditentukan tersebut, bahkan akan lebih efektif dengan
menggunakan kata-kata wajib datang, baik kepada dirinya maupun kepada anggota
keluarga yang lain.
Berikut ini adalah apa yang terjadi pada
diri Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam masalah ini. Imam Bukhari
berkata: Bab: Apakah bagi Wanita Disediakan Hari Khusus untuk Ilmu? Lalu
menyitir hadits Abu Said AI-Khudri radhiyallah anhu : Para wanita berkata
kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam : Kami telah dikalahkan kaum laki-laki
dalam berkhidmat kepadamu. Karena itu buatlah untuk kami suatu hari dari
dirimu, lalu Rasulullah menjanjikan mereka suatu hari untuk bertemu dengan
mereka, maka Rasulullah menasehati dan memerintah mereka.
Ibnu Hajar berkata: Dalam riwayat Sahl bin
Abi Shalih dari ayahnya dari Abu Hurairah mirip dengan kisah ini, ia berkata;
Perjanjian kalian di rumah Fulanah, maka Rasulullah mendatangi mereka dan
memberi ceramah kepada mereka. Dari hadits di atas kita bisa mengambil
kesimpulan akan pentingnya pengajaran para wanita di rumah-rumah, dan mengingatkan
pula betapa besar perhatian para sahabat wanita dalam masalah belajar, juga
menunjukkan bahwa mengkonsentrasikan semangat mengajar hanya kepada laki-laki
dengan meninggalkan kaum perempuan adalah kelalaian besar bagi para dai dan
pemimpin rumah tangga.
Sebagian pembaca mungkin berkata,
misalnya, kita telah meluangkan waktu sehari dalam seminggu dan hal itu telah
kita kabarkan kepada anggota keluarga, lalu apa yang akan kita berikan dalam
pertemuan (majlis) tersebut? Dan bagaimana pula memulainya? Sebagai jawaban
dari pertanyaan tersebut, Penulis mencoba memberikan ide dalam hal ini sehingga
menjadi manhaj (program) sederhana untuk mengajar anggota keluarga secara umum
dan bagi kaum wanita secara khusus.
Tafsir Al-Allamah Ibnu Sadi, yaitu Tafsir
Taisirul Karim Ar-Rahman fi Tafsiiri Kalaamil Mannaan. Terdiri dari tujuh
jilid, sajian dan bahasannya mudah. Tafsir ini bisa ditelaah dan dibaca per
surat atau semampunya dalam tiap kali pertemuan.
Riyaadhus Shaalihiin dengan komentar dan
keterangan serta pelajaran yang bisa diambil dari tiap hadits. Dalam hal ini
bisa merujuk pada kitab Nuzhatul Muttaqiin.
Husnul Uswah Bimaa Tsabata Anillaahi
Waraasuulihi Fin Niswah, karya Shiddiq Hasan Khan. Juga penting untuk diajarkan
kepada wanita beberapa persoalan hukum Fiqh, misalnya hukum bersuci, haid,
hukum shalat dan zakat, puasa dan haji, jika mereka telah bisa melakukannya.
Demikian pula hukum makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, sunnah-sunnah
fithrah dan para mahram, hukum lagu, gambar dan sebagainya.
Diantara rujukan-rujukan penting dalam
masalah-masalah tersebut yaitu fatwa-fatwa para ulama seperti Kumpulan
Fatwa-fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
dan ulama lain selain mereka, baik itu berupa buku maupun rekaman kaset.
Termasuk dalam kategori jadwal pengajaran wanita dan keluarga adalah dengan
mengingatkan mereka untuk mengikuti berbagai ceramah umum yang disampaikan oleh
para ulama, atau penuntut ilmu yang terpercaya di bidangnya, jika hal itu
memungkinkan.
Hal ini untuk lebih banyak memberikan
referensi dan sumber pengajaran, juga untuk variasi. Selain itu, jangan pula
dilupakan masalah mendengarkan siaran bacaan Al-Quranul Karim serta menaruh
perhatian kepadanya. Termasuk dalam rangka penyediaan sarana pengajaran adalah
mengingatkan anggota keluarga pada hari-hari tertentu agar para wanitanya
menghadiri pameran buku-buku Islami, tetapi dengan memperhatikan syarat-syarat
bepergian yang telah diatur agama.Bersambung................................
Wallahu'alam
Wa-Baarakallaahu Fiikum jamii'an
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu
Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar