Cari Blog Ini

Sabtu, 28 Juni 2014

Kitab Al-Muntahi-7. Syeh Hamzah Al-Fansuri

 
Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.

 

“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”
 Kitab Al-Muntahi. Syeh Hamzah Al-Fansuri-7
 
28. Inilah artinya: “Yang fakir itu tiada suatu pun padanya”.
Maka firman Allah dalam Hadis Qudsi:
Tidur fakir itu tidurKu,
Makan fakir itu makanKu,
Dan minum fakir itu minumKu.
Firman Allah: “Manusia itu adalah RahasiaKu dan Aku Rahasianya dan Sifatnya”.
Berkata pula Uways Al Qarani: Yang fakir itu hidup dengan hidup Allah, dan sukanya dengan Kesukaan Allah.
Seperti kata Mashaikh: “Barangsiapa yang mengenal Allah maka ia akan menyenkutukannya, dan barangsiapa mengenal dirinya maka ia itu kafir”.
Seperti kata Syeikh Muhyil Din Ibnu Arabi:
Yang Makrifat itu dinding bagiNya,
Jikalau tiada wujud kedua (alam) niscaya nyatalah AdaNya.
29. Karena belajar dan makrifat, rindu dan merindu, sekaliannya itu, pada iktibarnya adalah sifat hamba juga, jikalau sekalian itu tiadalah padanya, maka lenyaplah ia. Karena dzatnya dan sifatnya nisbat kepada Allah swt jua, jikalau barangkali tiada ia, maka sifat hamba, seperti sifat ombak, pulang ke laut (Dzat).
Inilah makna Firman Allah
QS Fajr 89:28: Pulang kepada Tuhannya dengan redha dan diredhai.
Dan makna QS Al Baqarah 2:156: Daripada Allah kami datang dan kepada Allah kami kembali.
Dan Firman Allah: QS Al Qashash 28:88: Tiap-tiap sesuatu binasa kecuali wajah Allah.
Dan juga Firman Allah QS Ar Rahman 55:26,27: Segala sesuatu akan fana, dan yang kekal Dzat Tuhanmu yang empunya Kebesaran dan Kemuliaan.
30. Jikalau masih ada lagi citanya, rasanya dan lezatnya itu bermakna sifatnya dua jua, seperti musyahadah pun dua lagi hukumnya. Dan jika lagi syuhud pun masih ada dua kehendaknya:
Seperti rasa, yang dirasa dan merasa pun hendaknya, seperti mencinta dan dicinta hendaknya, masih dua belum lagi Esa.
Sekalian sifat itu pada iktibarnya dua juga, seperti ombak pada ombaknya laut pada lautnya,, belum lagi (kembali ke) laut.
Apabila ombak dan laut sudah menjadi satu, muqabalah pun tidaklah, musyahadah pun tidaklah, makanya hanya fana dengan fana jua. Tetapi jika dengan fananya itupun, jika diketahuinya, maka belum bertemu dengan fana, karena ia lagi ingat akan fananya. Itu masih lagi dua sifatnya.
31. Seperti kata Syeikh Attar:
Jalan orang berahi (kepada Allah) yang wasil (sampai) kepada kekasihnya itu, maka orang itu satupun tidaklah dilihatnya, segala orang yang melihat dia itu, dan alam itu pun tiadalah dilihatnya.
Lagi kata Syeikh Attar:
Jangan ada semata-mata, inilah jalan kamil,
Jangan bermuka dua, inilah sebenarnya wasil.
 Karena arti wasil bukan dua (tetapi Esa). Yakni syak dan yakin tidaklah ada padanya, maka wasillah.
Namanya Ilmul yakin, mengetahui dengan yakin, Ainul yakin yaitu melihat dengan yakin, dan Haqqul yakin yaitu sebenar yakin.. yakin adanya dengan ada Tuhannya Esa jua.
Maksudnya apabila sempurna fakirnya (fana) maka ia itu Allah, 
Wallahu'alam 
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 



 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
 
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
 

Kitab Al-Muntahi-6, Syeh Hamzah Al-Fansuri


Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.

 

“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”
 Kitab Al-Muntahi. Syeh Hamzah Al-Fansuri-6
22. Jika demikian mengapa memandang seperti ombak dan laut? padahal kedua-duanya Esa jua…

23. Seperti kata syair:

Asalnya satu jua warnanya bermacam-macam
Rahasia ini bagi orang yang tahu saja dapat memakainya.

Syairnya lagi:
 Berahi dan yang berahi dan yang diberahikan itu ketiga-tiganya Esa jua
Apabila pertemuan tiada, perpisahan dimana akan ada?

24. Mengapa dikatakan bertemu dan berpisah itu dua? Hendaknya bagi yang mengetahui hakekatnya tiada dua. Seperti ombak dan laut esa jua, pada dzahirnya saja dua, tetapi bertemu pun tidak berpisah pun tidak, di dalamnya tiada di luarnya pun tiada.

Seperti kata Ghawth : Mana lagi acara ibadah yang lebih dari berjumpa kepadaMu ya Tuhanku?

Firman Allah swt : Sembahyang yang di dalamnya tiada lain selain Aku, dan yang menyembah ghaib.

Nyatalah disini bahwa yang disembah pun Ia jua, yang menyembah pun Hak. Seperti kata Mashakikh:
“Tiada mengenal Allah hanya Allah”
“Tiada mengetahui Allah hanya Allah”
“Tiada melihat Allah hanya Allah”

Dan seperti kata Shibli:

Aku seperti katak tinggal dalam laut
Jika kubukakan mulutku niscaya dipenuhi air;
Jika aku diam niscaya matilah aku dalam percintaanku.

25. Isyarat daripada Syeikh Sakdul Din : Jangan lagi dicari tidak akan diperoleh, jangan lagi dipandang tiada dilihat, karena perbuatan kita itu seperti angin di laut. Jikalau berhenti angin ombak pulang kepada asalnya..

Seperti Firman Allah QS Al Fajr 89: 27,28:
 Hai jiwa-jiwa yang tenang (Mutmainah), kembalilah kamu kepada Tuhanmu dengan redha dan diredhai, maka masuklah ke dalam surgaKu.

Artinya datangnya daripada laut (Dzat Allah), pulang pun kepada laut (Dzat Allah) jua.

Seperti kata-kata:

Surga orang zahid (peribadah) bidadari dan mahligai,
Surga orang berahi (kekasih) kepada perbendaharaan yang tersembunyi (Dzat Allah).

26. Di situlah tempat tinggal orang yang berahi kepada Allah, berahikan surga pun tidak, dengan neraka pun dia tidak takut, karena pada orang berahi yang wasal jannah (sampai surga), itulah yang dikatakan dalam firman Allah QS Al Fajr 89:29,30 : “Masuklah kamu dalam golongan hambaKu, dan masuklah kamu ke dalam surgaKu”.

Pulang ia kepada tempat perbandaharaan yang tersembunyi (Dzat Allah).

Seperti kata ahli Makrifatullah: “Barang siapa mengenal Allah maka ia itu musyrik, kenapa musyrik..? Karena ada dua…”

Dan juga kata ahli Allah: Yang fakir itu hitam (tiada) mukanya pada kedua negeri (Dzahir dan batin, yang ada hanya wajah Allah)

Dan Lagi: Aku telah karamlah pada laut yang tidak bersisi Dzat Allah,
Maka lenyaplah aku di dalamnya,
Daripada ada dan tiada pun aku tiadalah tahu.

Kata syair: Kembalilah aku daripada menuntut dan yang dituntut.
Dan berhimpunlah aku antara yang memberi karunia dan yang dikaruniai,
Dan kembalilah pada aku bagi adaMu.
Tiada engkau di dalamnya dan tiada aku.

Kata Syeikh Attar pula: Kembalilah, dari melihat tamasya tepuk dan tari,
 Nyawa pun diberi selesailah ia daripada tuntut.
Lagi kata: Kertas pun dibakar dan pinsil pun dipatahkan dan dakwa pun ditumpahkan dan nafas pun ditarik.

Lagi kata: Tuntut pun seteru dan kehendak pun sia-sia, dan wujud pun jadi dinding (hijab) tidak dapat diperoleh menghendaki damping dan cita, yang hadir segala nafs pun menjauhkan (menghijab).

27. Inilah kesudahan sekalian, inilah yang dikatakan Fana, inilah yang dikatakan alam Lahut, dapat juga dikatakan wasal (sampai), dikatakan mabuk (berahi Allah) .

Inilah kata Shah Ali Barizi: “Kepada pintu negeri yang Fana (yang tinggal hanya Allah) sujudlah aku”.
Ku bukakan kepalaku, maka pertunjukanlah mukaMu kepadaku.
Kata orang Pasai: Jika tidak tertutup maka tidak bertemu (Dzat Allah). yaitu, menjadi seperti dahulu kala seperti di alam Lahut, takkala dalam perbendaharaan tersembunyi, serta dengan TuhanNya.

Seperti biji benih dalam pohon, sungguhpun dzahirnya tidak kelihatan, hakekatnya Esa jua. Sebab itulah Mansur Al Halaj menyatakan: “Ana Al Hak” (Akulah Hak), manakala sebagian sufi yang lain menyatakan: Anallah (Aku Allah), karena adanya dirinya tidaklah dilihatnya lagi telah Fana, yang tinggal hanya Allah.

Wallahu'alam 
Barakallahu Fikum 

Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 

 



 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
 

Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

 

Bersambung ......

Kitab Al-Muntahi -5, Syeh Hamzah Al-Fansuri


Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.

 

“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”
 Kitab Al-Muntahi Syeh Hamzah Al-Fansuri-5 


18. Sekalian dalil dan hadist ini isyarat kepada : Siapa yang mengenal diri maka mengenal Tuhannya, lain dari padanya tiada.

Dan kata Syeikh Muhyildin Arabi:

Telah haramlah atas segala yang berahi bahwa memandang lain daripada NYA,
Apabila ada keadaan Allah dengan cahayaNYA gilang gemilang.
Segala sesuatu yang ku katakan bahwa Engkau jua Esa, tiada lain
Suatupun daripadaMu maka barang lain daripada Mu itu seperti hamba adanya.

Seperti Firman Allah saw: QS Ar-Rahman (55: 29)
“Segala apapun melainkan dalam kelakuanNYA”

19. Pada dzahirNya bermacam-macam, tetapi pada DzatNya tidak bermacam-macam dan tiada berubah
Seperti Firman Allah QS Al Hadid 57: 3.”Dia Yang Awal, Yang Akhir, Yang Dzahir dan Yang Batin”
AwalNya tidak ketahuan akhirNya tidak berkesudahan dzahirNya amat tersembunyi dengan batinNya tidak kedapatan. Memandang diriNya dengan diriNya, melihat diriNya dengan DzatNya dengan SifatNya dengan AfaalNya dengan AtharNya (bekasnya). Sungguhpun namaNya empat tetapi hakekatNya esa.

Seperti kata Syeikh Muhyildin Arabi : “Menunjukkan AdaNya dengan AdaNya”.

Sementara itu, Imam Muhammad Ghazzali berkata: “Alam ini daripadaNya dengan Dialah sekalianya Dia”.

Kata Kimiyai Saadat:
“ Wujud kami daripadaNya dan kuasa kami dengan Dia”,
“Tiada bedanya antaraku dan Tuhanku melainkan dengan dua martabat. Martabat Tuhan dan Martabat hamba”.
Inilah ibaratnya kalimat : “Siapa yang mengenal dirinya mengenal ia Tuhannya”.


20. Allah swt tidak bertempat dan tidak bermisal. Mana ada tempat jika lain daripadaNya tiada? Mana tempat?, mana missal?, mana warna?

Hamba pun demikian hendaknya jangan bertempat, jangan bermisal, karena sifat hamba adalah sifat Tuhannya, seperti kata-kata berikut:

“Apabila sempurna Fakir, maka Ia itu Allah dan hidupNya dengan hidup Allah”.

Maulana Abdul Rahman Jami berkata:

Kepada kekasih yang tidak berwarna itu (Allah) kau kehendak,
Hai hati, jangan kau padamkan kepada warna..
Hai hati, bahwa segala warna daripada tidak berwarna datangnya,
Hai hati, barangsiapa mengambil warna daripada Allah itulah terlebih baik,
Hai hati !


21. Yakni yang asalnya tidak berwarna dan tidak berupa. Segala rupa yang dapat dilihat dan dapat dibicarakan, sekalian makhluk jua pada ibaratnya. Barangsiapa menyembah makhluk, ia itu musyrik (menyekutukan Allah), seperti menyembah orang mati, jantung dan paru-paru, sekalian itu berhala jua hukumnya. Barangsiapa menyembah berhala, ia itu kafi.,  kami berlindung dengan Allah daripadanya, Allah yang lebih mengetahui...

Wallahu'alam 
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 



 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
 
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
 
Bersambung ......

Kitab Al-Muntahi-4, Syeh Hamzah Al-Fansuri


Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.

 

“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”
- Kitab Al-Muntahi Syeh Hamzah Al-Fansuri -4

Kata Maulana Abdul Rahman Jami :

Sekampung sekedudukan, sekalian itu Ia jua,
Pada telekung segala minta makan dan pada atlas segala raja-raja itu pun Ia jua. Pada segala perhimpunan dan perceraian dan rumah yang tersembunyi dan yang berhimpun itu pun Ia jua, Demi Allah sekaliannya Ia jua.

15. Seperti sebiji benih pohon, di dalamnya terdapat sepohon utuh pohon kayu yang lengkap. Asalnya biji benih itu jua, setelah menjadi pohon kayu yang tumbuh besar, biji benih itu pun ghaib (tidak kelihatan) pohon kayu itu juga yang kelihatan. Warnanya pohon pun bermacam-macam, rasa buahnya pun bermacam-macam, tetapi asalnya adalah dari sebiji benih itu jua,

Seperti firman Allah: ami tuangkan dengan suatu air dan Kami lebihkan setengah atas sesetengahnya pada rasa makanan.

Perhatikan juga, seperti air hujan dalam tanam-tanaman. Air hujan itu jua yang meresapi pada sekalian tanaman dan bermacam-macam juga rasanya. Pada buah limau masam rasanya, pada pohon tebu manis rasanya, pada mambau pahit rasanya, masing-masing membawa rasanya. Tetapi pada hakekatnya air hujan itu jua pada sekalian tanaman itu.

Satu lagi, seperti Matahari dengan panasnya,  menyinari bunga atau pohon-pohon, namun ia tidak peroleh bau daripada bunga (maksudnya bau bunga itu tidak memberi bau kepada panas). Jikalau najis pun demikian juga. Jangan syak di sini karena syak itu adalah hijab.

16. Karena atas bekas Jalal dan atas bekas Mazhar Jamal tidak ia berpisah, maka Kamal namanya. Nama Al Muiz tiada bercerai, nama Al Latif dan Al Qahar tiada berpisah. Dan syirik pun bekasNYA jua:

Seperti kata Shah Nikmatullah:

Kulihat Allah pada keadaanku dengan PenglihatanNYA,
Bermula: keadaanku itu KeadaanNYA,
Maka tilik kepadaNYA dengan tilik daripadaNYA.
Kekasihku, pada segala lain daripadaku,

Ber-awal: padaku AdaNya itu dengan keadaanku satu jua.

Inilah Sifat: ‘Siapa yang mengenal diri maka mengenal Tuhannya, itupun permulaan jua’.

17. Firman Allah swt: QS As Syafaat (37: 96) “Bahwa Allah menjadikan kamu dan perbuatan kamu”.

Dan lagi Firman Allah swt: QS Hud (11:56) Tiada sesuatu yang melata di muka bumi, melainkan Dialah yang menguasainya. Sesungguhnya Tuhanku di jalan yang lurus.

Dan lagi sabda Rasullulah saw: “Tiada daya dan upaya kecuali dengan seizin Allah”.

Sabda Rasullulah lagi: “Tidak bergerak suatu zarah kecuali dengan izin Allah”.

Sabda Rasullulah lagi: :Baik dan buruk itu datang daripada Allah swt.”

Firman Allah swt,  QS Al-Mursalat (77:30) “Dan tidak berkehendak mereka itu seorang jua pun melainkan dengan kehendak Allah jua”.....
Wallahu'alam 
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 



 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
 
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
 
Bersambung ......

Kitab Al-Muntahi-3, Syeh Hamzah Al-Fansuri


Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.

 

“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”
Kitab Al-Muntahi Syeh Hamzah Al-Fansuri -3


Kata Syeikh Muhyil Din Arabi dalam bentuk syair:
Kamilah huruf yang Maha Tinggi tiada berpindah,
Dan yang tergantung dengan istananya di atas puncak gunung. Aku engkau di dalamnya, dan kami engkau dan engkau,.. Ia, …maka sekalian dalam Itu  Ia, …..  maka bertanyalah engkau kepada barangsiapa yang telah wasal (sampai kepada Allah).

13. Hai Pelajar, mengetahui “Siapa mengenal diri mengenal Tuhannya.” bukan mengenal jantung atau paru-paru, bukan mengenal kaki dan tangan. Makna “Siapa mengenal diri…” adanya dengan ada Tuhannya Esa jua.
Seperti kata Syeikh Junaid: “Warna air itu warna bejananya” .

Seperti kata syair:

Sesungguhnya telah tersembunyilah engkau maka
tiada dapat dilihat oleh segala mata;
Maka betapa dilihat oleh segala mata
Karena Ia terdinding oleh adaNya.

Kata Syeikh Muhyildin Arabi:
Jika pergilah aku menuntut Dia,
tiadalah berkesudahan tuntutku,
jika datang aku ke hadiratNya,
Ia liar daripadaku;
Tidak aku melihat Dia,
Ia tidak jauh daripada penglihatanku,
Bermula: Ia ada dalamku dan tiada aku bertemu pada seumurku.

Maka ini lagi kata Syeikh Junaid: Adamu ini dosa, tiada dosa seperti ini.

14. Barangkali engkau pun satu wujud, Hak Allah pun satu wujud, “Sharika lahu” (engkau mensyirikanNya) datang karena Hak Allah : “Wahdahu la shararika lahu” : (tiada sekutu bagiNya), tiada wujud lain hanya wujud Hak Allah. Seperti laut dan ombak.

Firman Allah :” Kemana mukamu kau hadapkan, maka di sana ada Dzat Allah”.


Wallahu'alam 
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 



 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
 
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
 
Bersambung ......

Kitab Al-Muntahi-2, Syeh Hamzah Al-Fansuri

Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.

 

“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”
  Kitab Al-Muntahi Syeh Hamzah Al-Fansuri-2
7. Bermula sabda Rasullulah saw dengan diisyaratkan jua. walaupun pada Syariat rupanya macam-macam namun pada Hakekat Esa jua, seperti kata syair :

Kekasihku, tubuh dan nyawa rupanya jua,
Siapa tubuh? Siapa nyawa?…. sekalian alam ini rupanya jua
Segala rupa yang baik dan arti yang suci itu pun rupanya jua,
Segala barang yang datang kepada penglihatanku itu pun rupanya jua.
Seperti firman Allah swt : ‘Kemana mukamu kau hadapkan, maka di sana ada Dzat Allah;.
Tamsil, seperti susu dan minyak sapi, namanya dua, hakekatnya satu jua. Kesudahannya susu lenyap apabila ia diputar… minyak jua kekal sendirinya.

8. Sekali-kali tidak tertukar seperti sabda Rasullulah saw: Barangsiapa mengenal dirinya dengan fananya, bahwasanya mengenal ia Tuhannya dan Baqalah ia beserta Tuhannya.

Seperti mengetahui ruh dengan badan; Ruh muhit (hidup) pada badan pun tiada, dalam badan pun tiada, di luar badan pun tiada.
Demikian juga Tuhan; pada sekalian alam pun tiada, dalam alam pun tiada, di luar alam pun tiada.
Seperti permata cincin dengan cahayanya, dalam permata pun tiada cahayanya, di luar permata pun tiada cahayanya.

9. Karena itu kata Saidina Ali : ‘Tiada ku lihat melainkan ku lihat Allah di dalamnya’

Mansur Al-Hallaj pun berkata dengan sangat berahinya: Ana Al-Hak (Akulah yang Sebenarnya.
Kata sufi Yazid : Maha suci aku, siapa besar seperti aku.
Kata Syeikh Junaid : Tiada di dalam jubahku ini melainkan Allah.
Kata Sayyid Nasimi : Bahwa Akulah Allah.
Kata Maksudi : Dzat Allah yang Qadim, itulah dzat ku sekarang.
Kata Maulana Rumi : Alam ini belum, aku ada, Adam pun belum, aku ada, sesuatupun belum, aku ada, berahikan Qadim ku jua.

Kata Sultan Asyikin Syeikh Ali Abul Wafa : Segala wujud itu WujudNya jangan kau sekutukan dengan yang lain; Apabila kau lihatNya bagiNya dengan dia, maka sujudlah engkau sana tiada berdosa.
 Maka kata kitab Gulshan :
“Hai semua Islam, jika kau ketahui berhala itu apa..? maka ketahui olehmu bahwa yang jalan itu pada menyembah berhala,.. beragama tanpa pengetahuan yamg benar jadi sesat
(Peringatan: Kandungan kitab ini amat berat bagi pemikiran yang tidak paham, jangan membuat kesimpulan sendiri.., )

10. Sebab demikian maka Syeikh Aynul Qudat menyembah anjing mengatakan : “Hadha Rabbi (Inilah Tuhanku)”, karena anjing itu tidak dilihatnya, hanya dilihatnya Tuhannya jua.
Seperti orang melihat kepada cermin, mukanya jua yang dilihatnya, cermin ghaib dari penglihatannya, karena alam ini pada penglihatannya seperti bayang-bayang jua,…. rupanya ada Hakekatnya tiada.

Nisbat kepada Hak Allah swt tiada nisbat kepada kita, adalah karena kita memandang dengan hijab.
Seperti Sabda Rasullulah saw: Siapa mengenal dirinya sesungguhnya ia mengenal Tuhannya; dengan isyaratkan jua, … pada Hakekatnya dikenal pun Ia, mengenal pun Ia juga.

11. Seperti Sabda Rasullulah saw: Barangsiapa mengenal Allah lanjuti lidahnya, takkala pertama mengetahui… siapa mengenal dirinya…, setelah sampai kepada… sesungguhnya mengenal Tuhannya,… maka Ia Sendiri NYA.
Maka Sabda Rasullulah saw: Barangsiapa mengenal Allah maka kelulah lidahnya; … artinya tempat berkata tiada lagi.

12. Seperti kata Syeikh Muhyil Din Arabi: Sesungguhnya Allah adalah Rahasiam, ….  itupun isyarat kepada: ‘Barangsiapa mengenal dirinya sesungguhnya ia mengenal Tuhannya jua’.

Syair Muhyil Din Arabi :

Jika engkau orang bermata, bermula hamba itu kenyataan Tuhan, jika engkau orang berbudi maka segala sesuatu yang engkau lihat ini keadaan NYA, dan jika engkau orang bermata dan berbudi, maka apakah yang engkau lihat? hanya segala sesuatu itu di dalam NYA melainkan dengan segala rupa.

Seperti Firman Allah swt:  “Ia itu beserta kamu di mana kamu berada”.

Wallahu'alam 
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 



 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
 
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
 
Bersambung ......



Kitab Al-Muntahi-1, Syeh Hamzah Al-Fansuri

Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.

 

“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”

 Kitab Al-Muntahi Syeh Hamzah Al-Fansuri 1

1. Ketahui olehmu hai Talib (pelajar) bahwa sabda Rasullulah saw : Barang siapa menilik kepada sesuatu, jika tidak dilihatnya Allah dalamnya, maka ia itu sia-sia. Kata Saidina Ali : ‘Tiada ku lihat suatu melainkan kulihat Allah dalamnya’. Sabda Nabi; ‘Barangsiapa mengenal dirinya, maka akan mengenal Tuhannya.’

2. Arti mengenal Tuhan dan mengenal dirinya yakni: diri KUNTU KANZAN MAKHFIYYAN itu dirinya, dan semesta sekalian alam Ilmu Allah. Seperti sebiji benih dan pohon, pohonya dalam sebiji itu, walaupun tidak kelihatan, tetapi hukumnya ada dalam sebiji itu.
Kata Syeikh Junaid: Ada Allah dan tiada ada sertaNya sesuatu pun. Ia sekarang ini seperti AdaNya dahulu itu jua.
Karena itu Ali berkata; ‘Tiada ku lihat sesuatu melainkan ku lihat Allah’ .

3. Tetapi jangan melihat seperti kain basah, karena kain lain, airnya lain. Allah swt Maha Suci demikian itulah tamsilnya, tetapi jika ditamsilkan seperti laut dan ombak, harus seperti bunyi syair :
Yang laut itu laut jua pada sedia pertamanya,
Maka yang baru itu ombaknya dan sungainya,
Jangan mendindingi di kau segala rupa yang menyerupai dirinya,
Karena dengan segala rupa itu dinding daripadanya.

Ombak beserta dengan laut Qadim, seperti kata; Laut itu Qadim, apabila bergelombang, baru ombak namanya tetapi pada hakekatnya laut jua, karena laut dan ombak esa tiada dua.
Seperti Firman Allah : “Allah meliputi segala sesuatu”
Sabda Rasullulah saw : “Aku daripada Allah, sekalian alam daripada ku.”

Seperti matahari dengan cahayanya dan panasnya, namanya tiga hakekatnya satu jua.
Seperti isyarat Rasullulah saw : ‘Barangsiapa mengenal dirinya niscaya akan mengenal Tuhannya’.

4. Walaupun memiliki nama dan rupa namun hakekatnya rupanya dan namanya tiada. Seperti bayang-bayang dalam cermin, rupanya dan namanya ada hakekatnya tiada.
Seperti sabda Rasullulah saw : ‘Mukmin itu cermin samanya dengan mukmin’.
Artinya, Nama Allah Mukmin, maka hambanya yang khas pun namanya mukmin. Jika demikian sama dengan Tuhannya, karena hamba tidak berpisah dari Tuhannya, dan Tuhan pun tidak berpisah dengan hambaNya.

5. Seperti firman Allah swt : IA beserta kamu dimana saja kamu berada.
Firman Allah swt : Jika ada tiga orang, melainkan IA jua keempatnya dengan mereka itu; dan jika ada lima orang, melainkan IA keenamnya dengan mereka itu; dan tiada lebih dan tiada kurang daripada demikian itu malainkan IA jua serta mereka itu.

Seperti firman Allah swt :  “Kami lebih dekat daripada urat leher mereka”.

6. Dengarkan hai Talib (pelajar) WA HUA MA AKUM  (dan DIA beserta kamu), tiada di luar dan tiada di dalam, dan tiada di atas dan tiada di bawah, dan tiada di kiri dan tiada di kanan,
Seperti firman Allah swt : IA jua yang Dahulu (Awal) dan IA jua yang Kemudian (Akhir) dan IA jua yang Nyata (Dzahir) dan IA jua yang Tersembunyi (Batin).

Ibarat tamsil seperti sebuah Pohon : Namanya (pohon) limau atau yang lain dari (pohon) limau. Daunnya lain, dahannya lain, bunganya lain, buahnya lain, akarnya lain. Pada hakekatnya sekalian itu (pohon) limau jua. walaupun namanya dan rupanya dan warnanya berbeda-beda hakekatnya esa jua..

Kalau demikian hendaklah semua orang harus  mengenal Allah swt seperti isyarat Rasullulah saw : “Barang siapa mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya”.

Wallahu'alam 
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 



 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
 
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
 
Bersambung ......

Kitab Syarah Usul Al-Tahqiq-6

Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.

 

“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”


Kitab Syarah Usul Al-Tahqiq-6

Maka tatkala sudah kita ketahui dan faham kita akan sekelian itu maka sempurnalah, sahlah kita kata ;
“Asy-hadu al-La illa haillallah Wa asy haduanna Muhammaddar-Rasulullah”
Ertinya: “BERSAKSI TIADA NYATA HANYA ALLAH dan BERSAKSI AKU MUHAMAD RASUL(PENYAMPAI@PESURUH@HAMBA) ALLAH.
Dan jikalau belum kita ketahui maknanya sekeliannya itu adalah perkataan kita itu berdusta juga adanya belum lagi ada pada kita Ma’rifat, ertinya ‘ Mengenal ‘. Maksiat lagi taklid juga, ertinya mengikut-ikut kata orang jua. Seperti Sabda Nabi s.a.w :

Artinya: ” Apabila kamu ketahuilah terang seperti matahari nyatanya, maka naik saksilah kamu.”
Yakni tiada lagi syak dan tiada zan dan tiada waham, semata-mata yakinlah kamu. Maka daripada Nabi diambil qias oleh segala Ahli Sufi r.a pada bicara Zikirullah itu hendaklah dilihat nyata cahayanya terang didalam hati seperti cahaya matahari atau cahya bulan atau seperti emas atau seperti perak yang baru tiada karatan lagi; yakni tiada syak dan tiada zan dan tiada waham ertinya tiada {kuras}dan sangka lagi didalam hati.

Nyata tersurat didalam hati itu yakni tetap teguhlah yakinnya dan pengenalannya akan imannya pada ” La illaha illallah, Muhammad Rasulullah “ itu yakni tasdiqnya akan dia didalam hatinya teguhlah dan tetaplah tiada berubah-ubah lagi kehendaknya itu. Telah diketahuilah serta fahamlah ia akan sekelian itu didalam hatinya.
Bukannya ada tersurat, yang tersuratnya didalam hatinya daging sekepal yang bernama jantung itu ada Kalimat Allah atau Muhammad didalam jantung ia seperti ambilan orang salah.
***

Rujukan  Kitab Usul  Tahqiq

Isilah badan dirimu dengan apa yang ada padamu dengan mempergunakan jalanku, dengan menyebut nama Allah.
Dengan jalan bertingkat, sambung-menyambung iaitu dari luar ke dalam; tingkat pertama badan (jasad), kedua otak, ketiga empedu, keempat limpa, kelima rabu (paru-paru), keenam hati, dan ketujuh jantung.
Dan dari dalam ke luar; dari jantung ke hati, dari hati ke rabu, dari rabu ke limpa, dari limpa ke empedu, dari empedu ke otak dan dari otak ke seluruh badan

Wallahu'alam 
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 


 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
 
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
 
Bersambung ......

Kitab Syarah Usul Al-Tahqiq-5

Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.

 

“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”


Kitab Syarah Usul Al-Tahqiq-5

Inilah kata Imam Sanusi….
Ertinya: ” Bermula perbuatan itu baharu dan ia itulah bekas menunjukkan ia atas 4 nama :-

i) Zat yang Hidup. ii) Zat yang Tahu iii) Zat yang Kuasa. iv) Zat yang Berkehendak.
Ertinya: ” Dan nama itu menunjukkan ia atas segala sifat; dan iaitu Hidup – dan jikalau tiada ZatNya itu Hidup, tiadalah bersifat Yang Hidup. Jikalau tiada ZatNya itu bersifat dengan Tahu, tiadalah bernama Zat Yang Tahu dan; Kuasa, jikalau tiada ZatNya itu bersifat dengan Kuasa, tiadalah bernama Zat Yang Kuasa dan; Mengkehendaki, jikalau tiada ZatNya bersifat dengan

Mengkehendaki niscaya tiadalah bernama Zat Yang Mengkehendaki.”
Ertinya: ” Dan segala sifat itu menunjukkan ia atas ZatNya kerana tiada berdiri segala sifat itu dengan sendirinya “.

Maka nyatalah dengan firman Allah Ta’ala dan Hadis Rasulullah s.a.w. kata segala ulama’ yang besar-besar itu bahawasanya Allah Ta’ala itulah menjadikan alam ini.
Maka wajiblah kita ketahui akan wajib lagi nyata Ujud Zat Allah Ta’ala itu dan wajib Zat itu ersifat Qidam, ertinya Sedia adanya; Baqa’ ertinya Kekal adanya Zat Allah Ta’ala; dan Mukhalafah tuhulilhawadis ertinya Menyalahi ada Zat Allah Ta’ala itu bagi segala yang baharu ini; Wahdaniah ertinya Esa Zat Allah Ta’ala itu ertinya ‘Tiada menduai bagi ZatNya dan Tiada yang menduai SifatNya dan Tiada yang menduai bagi PerbuatanNya.

(Ketahui olehmu) hai segala orang yang belajar maka dengan kata kita serta ‘itiqadkan Nabi Muhammad itu Persuruh Allah wajib padanya siddiq, ertinya benar. Terkandunglah Iman kita aka segala malaikat dan Iman kita akan segala Nabi dan Iman kita akan segala Rasul dan akan segala Kitab yang diturunkan Allah kepada setengah Rasul itu iaitu 104 Kitab dan Iman kita kepada Hari yang kemudian iaitu Hari Qiamat. Maka terkandunglah sekelian yang tersebut itu semuanya pada kata kita: “MUHAMMAD RASULLAH”, ertinya Muhammad itu Persuruh Allah Ta’ala, kerana Nabi Muhammad itu membenarkan ia akan sekelian itu.


Maka nyatalah yang terkandung pada kata kita: ‘Muhammad itu Persuruh Allah Ta’ala ‘.
Dan 18 Simpulan Iman kita dan ;
4 daripada yang wajib dan;
4 daripada yang mustahil lawan yang wajib itu menjadi ;
8 dan;
2 harus menjadi;
====
10 dan;
4 – Iman kita akan segala Malaikat dan segala Rasul dan akan segala Kitab
dan akan segala Hari Qiamat, menjadi;
14 dan;
4 segala lawannya menjadi;
=
18 (Lapan Belas).


Maka 18 ini dengan 50 dahulu pada kata; ” LA ILLAHA ILLALLAH “, itu menjadi
68 Simpulan Iman kita.

Maka terkandunglah pula sekelian itu pada kata ;
” LA ILLAHA ILLALLAH , MUHAMMAD RASULULLAH “
Ertinya: “Tiada Tuhan Melainkan Allah”,” Nabi Muhammad itu Persuruh Allah “

Wallahu'alam 
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 


 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
 
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
 
Bersambung ......

Kitab Syarah Usul Al-Tahqiq-4

Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.

 

“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”


Kitab Syarah Usul Al-Tahqiq-4

Dan lagi firman-Nya :
Ertinya: ” Maka hendaklah dibicarakan oleh manusia itu daripada apa ia dijadikan itu; iaitu ia dijadikan daripada air yang terpancar keluar daripada antara sulbi bapanya dan antara tara’ib ibunya”.

Bukannya keluar itu daripada sulbi dan tara’ib yang (tanyir) ia keduanya itu iaitu Qudrat Allah Ta’ala dan Iradat juga kerana keduanya didalam perintah Qudart dan Iradat Allah Ta’ala.

Maka adalah Qudrat Allah itu suatu SifatNya yang ‘Maudud’ dengan dia mengadakan mumkin; daripada tidak ada kepada adanya dan daripada adanya kepada tidak ada.

Dan Iradat Allah itu suatu SifatNya yang maudud dengan dia menentukan mumkin dengan setengah barang yang harus atau mumkin itu. Bukan semuanya yang harus itu ditentukan oleh Iradat itu seperti gerak dan diam; ada dengan tiada; panjang dengan pendek; besar dengan kecil; tebal dengan nipis; atas dengan bawah; kiri dengan kanan; hadapan dengan belakang dan lainnya.

Maka semuanya itu harus balik bagi ‘semumkin’ ini tetapi mustahil boleh berhimpun dua yang berlawanan kepada ‘semumkin’ ini kerana yang ditentukan oleh Iradat Allah itu suatu daripada keduanya bukan keduanya.

Demikian juga Firman Allah :
Ertinya: “Maka tidakkah dilihat oleh kamu yakni tidakkah kamu lihat dan kamu bicarakan akan air mani yang kamu tempuhkan ke dalam rahim perempuan itu, kamukah menjadikan akan dia itu atau Kamikah yang menjadikan anak itu ?”

Dan Firman-Nya :
Ertinya: “Maka tiadakah kamu lihat akan benih yang kamu tanam itu, adakah kamu menumbuhkan akan dia atau Kamikah menumbuhkan akan dia ?”

Dan lagi Firman-Nya :
Ertinya: ” Mengapa tiada menilik, membicarakan akan mereka itu kepada unta itu betapa dijadikan Allah akan dia dan tiada ditilik mereka itu kepada segala langit yang tujuh betapa ditinggikan akan dia dan tiadakah ditilik mereka itu kepada gunung, betapakah didirikan akan dia dan tiadakah ditilik mereka itu kepada bumi, betapakah dihamparkan akan dia.

Maka ingatkan olehmu (ya, Muhammad) hanya sesungguhnya engkau itu mengingatkan saja tiada boleh kuasa engkau itu dengan mengerasi atas mereka itu. “ Kata Syeikh Ibrahim Al-Qani didalam Kitabnya yang bernama :
Ertinya: ” Tilik olehmu kepada dirimu yakni bicarakan olehmu dahulu kepada kejadian dirimu kerana dirimu itu yang terlebih hampir tempat menilik.”

Perintah Allah Ta’ala darpada yang lainnya kemudian daripada sudah menilik kepada kejadian dirimu itu, maka berpindahlah engkau bagi menilik alam yang tinggi iaitu segala langit. Kemudian maka berpindahlah engkau bagi menilik alam yang indah itu.
Ertinya: “Engkau dapatlah dengan menilik sekelian itu akan perbuatan tukang yang indah-indah perbuatannya tetapi dengan dialah berdiri tanda tidaknya dahulu dan baharu adanya ini.”

Ertinya: ” Dan tiap-tiap barang yang harus itu baharu adanya daripada dahulu, niscaya mustahil atasnya itu sedia sekali-kali.”

Kerana itulah Hadis Nabi saw:
Ertinya: ” Fikirkan oleh kamu pada segala yang dijadikan Allah Ta’ala dan jangan kamu fikirkan pada diri Zat Allah Ta’ala “.

Wallahu'alam 
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 


 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
 
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
 
Bersambung ......

Kitab Syarah Usul Al-Tahqiq-3

  Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.

 

“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”


Kitab Syarah Usul Al-Tahqiq-3
 
Oleh yang sedemikian wajiblah segala orang yang akhil baligh, laki-laki dan perempuan, merdeka atau hamba sahaya dan sebagainya mengenal segala Sifat yang wajib, yang mustahil dan yang harus pada Allah Ta’ala serta segala Rasul Allah itu sebagaimana sabda Nabi saw.: ‘ Awaluddin Ma’rifatullah ‘;

Artinya : ” Pertama-tama Agama itu mengenal Allah .”
Yakni mengenal segala yang wajib, yang mustahil dan yang harus bagi Zat dan Sifat Allah Ta’ala. Bukannya mengenal kepada diri Zat Allah dan ketentuan daerahNya dan tempatNya dan rupaNya, mustahil demikian itu dan adalah ditegah oleh Allah Ta’ala seperti firmanNya dalam Al-Quran Surah ‘Ali Imran ayat ke 30 ;

Artinya: “..telah dipertakuti Allah akan kamu pada mendapatkan kepada ZatNya itu..”
Dan firmanNya dalam Surah Al-An’aam, ayat ke 103 ;

Artinya: “..Tiada mendapat akan Dia segala penglihatannya dan DiaNya yang boleh mendapat akan segala penglihatanNya. “

Dan sabda Nabi saw:
 Artinya: “..Maha Suci Tuhanku, tiadalah ku kenal Tuhanku akan sebenar-benar pengenal kami akan Tuhan ku..”

Dan kata Saidina Abu Bakar;

Ertinya: “..Lemah pendapat daripada yang mendapat akan yang didapat, itulah pendapat.”

Kata setengah Ulama’;

Ertinya: ” Tiap-tiap barang yang tersangka-sangka ia dengan segala sangka kamu itu dan kamu dapat akan dia dengan segala akal kamu itu, maka ia itu baharu jua seperti kamu.”

Maka nyatalah segala pengetahuan orang yang sesat itu yang menyangka-nyangka ia pada ‘itiqadnya Allah Ta’ala itu bertempat atau berupa atau boleh menyamakan Dia dengan sesuatu disangkakannya benar-benar DIRINYA itulah ALLAH TA’ALA. Maka ‘itiqad ilmu orang itu salah; yang lemah, besar menjadi kafir.(Na’uzubillah..)

Maka hendaklah engkau fahamkan ia akan makna Kalimah Syahadah ini baik-baik dengan dalil Naqli iaitu dalil Al-Quran dan Hadis serta dalil Aqli’ iaitu akal yang nurani pada mengambil nazar yang sahih pada menilik kejadian 7 petala langit dan 7 petala bumi.

Siapa yang menjadikan dianya itu ? Bolehkah ia jadi dengan sendiri atau adakah ada orang lain yang boleh menjadikan dia atau tidak boleh menjadikan dia ? Demikian juga tilik pula oleh mu pada kejadian diri kita ini seperti firman Allah Ta’ala :

Ertinya :”Katakanlah ya, Muhammad (kepada mereka) : ‘ Tilik oleh kamu semuanya apa-apa yang ada didalam tujuh petala langit dan bumi “.

Maka adalah yang nyata kepada segala orang yang berakal itu tanda bekas Qudrat dan Iradat Allah Ta’ala jua yang nyata; yakni bekas tanda Kuasa Allah dan KehendakNya juga yang nyata. Bukan langit dan bumi sahaja yang Allah Ta’ala suruh tilik, bahkan pada diri kita ini pun disuruh tilik sebagaimana firmanNya dalam Al-Quran :

Ertinya: ” Pada diri kamu itu, mengapakah tiada kamu tilik..? “

Yakni pada kejadian diri kamu ini mengapakah maka tiada kamu membicarakan. Dan lagi firman Allah Ta’ala :

Ertinya: ” Lagi akan Kami perlihatkan akan segala tanda Kami taraf alam ini dan pada diri mereka itu hingga nyatalah bagi mereka itu bahawasanya
Allah itu ADA (Ujud) sebenarnya “.....

Wallahu'alam 
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 


 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
 
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
 
Bersambung ......


Kitab Syarah Usul Al-Tahqiq-2

 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.

 

“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”
 
 Kitab Syarah Usul Al-Tahqiq-2

Itiqad Yang Benar :

Yang dikatakan ‘Ma’rifat’ ialah seseorang itu ‘itiqadnya putus berbetulan yang benar dan ADA padanya 2 dalil iaitu Firman Allah Ta’ala (Al-Quran) dan Hadis Rasulullah saw.
Asal makna ‘MAKRIFAT’ itu – ialah “Membezakan antara yang Qadim dengan Muhadas”

Yang Qadim itu :- Zat Allah Ta’ala, Sifat-sifatNya, Efeil-Nya (Perbuatan) dan Asma’ (Sempurna Nama atau Kata-kata Allah Ta’ala), yang terkandung pada Kalimah Syahadah Tauhid yakni Kalimah pengakuan mengEsakan Allah Ta’ala iaitu :

” AS HADU AL LAA ILAHA ILLALLAH “

Artinya: ” AKU BERSAKSI TIADA NYATA HANYA ALLAH“

Rukun Syahadah itu terbahagi kepada 4 perkara :

1. Mengisbatkan ada Zat Allah Ta’ala.
2. Mengisbatkan ada Sifat (Kelakuan) Allah Ta’ala.

3. Mengisbatkan ada Efeil (Perbuatan) Allah Ta’ala iaitu mengadakan segala“Mumkin” (alam dunia) atau tidak mengadakan segala “Mumkinat” itu.

4. Mengisbatkan ada Asma’ Allah – (Sempurna Nama atau Kata-kata bagi Zat)iaitu segala 25 para Rasul itu dari Nabi Allah Adam hingga Nabi Muhammadsaw. adalah Kata-kata bagi Zat Allah Ta’ala.
- membenarkan segala Perkataan, Perbuatan, Kelakuan dan segala diamnyatiada menyalahi akan Rasul Allah.


Fardhu Syahadah terbahagi kepada 2 perkara :

  1. Melafazkan Dua Kalimah Syahadah itu dengan lidah pada sekali seumur hidupnya.
  2. Menyungguhkan maknanya didalam hati sentiasa selama hidupnya; harus jangan berkata putusan selagi ia berakal.

Itulah pertama-tama Fardhu daripada segala fardhu ‘Ain; dahulunya daripada segala ibadat seperti sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, Zakat dan Mengerjakan Haji ke Baitullah dan merupakan SYARAT pada MENGESAHKAN segala ibadah dan jikalau tiada mengetahuinya makna Dua Kalimah Syahadah itu, maka belum lagi dikatakan SAH amal ibadat yang lain itu.


Hendaklah kita bersungguh-sungguh memahamkan makna Dua Kalimah Syahadah itu dan untuk memahaminya perlulah terlebih dahulu mengetahui segala Sifat yang WAJIB bagi Allah Ta’ala dan para Rasul-Nya serta segala Sifat yang MUSTAHIL pada keduanya dan segala yang HARUS pada keduanya itu.
Wallahu'alam
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 

 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
 
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
 Bersambung ......

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly   1 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu. Bismillahirrahmanirrahim Allahummashalli 'al...