Cari Blog Ini

Senin, 16 Juni 2014

Nasehat Lukman Nul Hakim


 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 



“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”


 Nasehat Lukman Nul Hakim


 SATU
Hai anakku: 
ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan SAMPAN yang bernama TAKWA, ISInya ialah IMAN dan LAYARnya adalah TAWAKKAL kepada ALLAH.


 DUA
Orang – orang yg sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari ALLAH. Orang yang insyaf dan sadar setalah menerima nasihat orang lain, dia akan sentiasa menerima kemulian dari ALLAH juga.

 TIGA
Hai anakku;
 orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kepada ALLAH, maka dia tawadduk kepada ALLAH, dia akan lebih dekat kepada ALLAH dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepada ALLAH.


 EMPAT
PESAN LUQMANUL HAKIM
Hai anakku; 
seandainya ibu bapamu marah kepadamu kerana kesilapan yang dilakukanmu, maka marahnya ibu bapamu adalah bagaikan baja bagi tanam tanaman.


 LIMA
Jauhkan dirimu dari berhutang, karena sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan
dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.

 ENAM
Dan selalulah berharap kepada ALLAH tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak menderhakai ALLAH. Takutlah kepada ALLAH dengan sebenar benar takut ( takwa ), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat ALLAH.

 TUJUH
Hai anakku; 
seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang dan seorang yang telah rusak akhlaknya akan sentiasa banyak melamunkan hal hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mau mengerti.


 DELAPAN
Hai anakku; 
engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih berat lagi daripada semua itu, adalah bilamana engkau mempunyai tetangga yang jahat.


 SEMBILAN
Hai anakku; 
janganlah engkau mengirimkan orang yg bodoh sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.


 SEPULUH
Jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit saja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.


 SEBELAS
Hai anakku; 
bila engkau mempunyai dua pilihan, takziah orang mati atau hadir majlis perkarwinan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab ianya akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedang kan menghadiri pesta perkarwinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi saja.


 DUA BELAS
Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, karena sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu adalah lebih baiknya bila makanan itu diberikan kepada anjing saja.


 TIGA BELAS

Hai anakku;
 janganlah engkau langsung menelan saja karena manisnya barang dan janganlah langsung memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, kerana manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.


 EMPAT BELAS
Makanlah makananmu bersama sama dengan orang orang yang takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulama dengan cara meminta nasihat dari mereka.


 LIMA BELAS
Hai anakku; 
bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah bagaikan orang yg mencari kayu bakar, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih mau menambahkannya.


 ENAM BELAS
Hai anakku; 
bilamana engkau mau mencari kawan sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan berpura pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih berusaha menginsyafkan kamu, maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati hatilah.

 TUJUH BELAS
Selalulah baik tutur kata dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga.


DELAPAN BELAS
Hai anakku; 
bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yang mengharapkan sesuatu darimu.


 SEMBILAN BELAS
Jadikanlah dirimu dalam segala tingkah laku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain karena itu adalah sifat riya’ yang akan mendatangkan cela pada dirimu.



DUA PULUH

Hai anakku; 
janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan olah dunia saja karena engkau diciptakan ALLAH bukanlah untuk dunia saja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan dunianya.



 DUA PULUH SATU

Hai anakku; 

usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata kata yang busuk dan kotor serta kasar, karena engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.



 DUA PULUH DUA

Hai anakku; 
janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan karena sesuatu yang menggelikan, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah engkau bertanya sesuatu yang tidak ada guna bagimu, janganlah mensia-siakan hartamu.


 DUA PULUH TIGA

Barang siapa yang penyayang tentu akan disayangi, siapa yang pendiam akan selamat daripada berkata yang mengandungi racun, dan siapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan menyesal. 


DUA PULUH EMPAT

Hai anakku; 
bergaullah rapat dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya karena sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasihatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata katanya bagaikan tanah yang subur lalu disirami air hujan.



 DUA PULUH LIMA

Hai anakku; 
ambillah harta dunia sekedar keperluanmu saja, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekal akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke keranjang atau bakul sampah karena nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya karena sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah engkau bertemankan dengan orang yang bersifat dua muka, kelak akan membinasakan dirimu.


  Wallahu'alam



Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 


 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Bahaya Sombong

  Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 



“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”


Bahaya Sombong  

Sesungguhnya Sombong itu bagian dari sifat yang ada pada iblis, dia membanggakan dirinya karena merasa bahwa bahan dia diciptakan dari bahan-bahan yang lebih baik dan membanggakan amal-amalannya yang terdahulu.

Sehingga dia terjerumus dalam perangkap nafsu kesombongan diri dan membanggakan diri. Dan sebagian dari kita juga telah terjangkit sifat iblis sehinga merasa lebih baik dari orang lain...

Rasulullah juga mendifinisikan sifat sombong, sebagaimana sabdanya, yang artinya ,” Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia “. (Hr Muslim).

Dia memandang dirinya lebih utama di sisi Allah daripada orang lain, seperti yg dilakukan iblis.

Firman Allah, yg artinya,
“Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan ikhlas dalam menjalankan agama yang lurus ,” ( Al Bayyinah : 5).

Firman Allah, yang artinya
,” Demikianlah akherat, Kami peruntukkan buat orang-orang yang tidak menyombongkan diri di muka bumi dan tidak membuat kerusakan di muka bumi … “ (Al-Qashash : 83)“

Ada tiga hal yang membinasakan, yaitu memperturutkan kekikiran, hawa nafsu yang diperturutkan dan ‘ujub terhadap dirinya sendiri ,” (Hr Baihaqi).

Dalam Syarah Arbi’in 10, Imam Nawawi menyatakan bahwa siapa yg ujub dengan amalannya , maka amalnya akan terhapus, demikian juga orang yang sombong, amalnya akan terhapus. Dan ujub adalah penyakit yang menghapuskan amallan kebaikan seorang hamba.

Dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, yang artinya
  “Jika seorang berkata karena sombong. Celakalah manusia. Maka ia akan menjadi paling binasa “.(Hr.Muslim) Karena kesombongan yag berawal dari perasaan merasa lebih atas orang lain, yang selanjutnya memunculkan sikap takabur, dan dari sana lalu timbul sikap gampang menganggap rendah orang lain , dan inilah awal dari kehancuran dirinya.

Mari kita selalu memohon perlindungan dari Allah sehingga terhidarkan dari sifat-sifat ujub dan kesombongan..


Wallahu'alam
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 
 

 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Arti Hidayah Dan Jenis-Jenisnya

  Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 



“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”


Hudan atau Hidayah..
 adalah petunjuk agar Insan jangan tersesat di Dunia dan akhirat.Sebagaimana Al-Fatiha ayat ke 6Ihdinas Shirotol Mustaqim

Kata ihdinaa (tunjukkanlah kami) dalam ayat di atas merupakan bentuk kata perintah (fi’lu al-amr) dari kata hadâ-yahdii. Hadâ-yahdii sendiri artinya adalah memberi petunjuk kepada hal-hal yang benar. Kata hidayah merupakan bentuk fi’lu al masdar dari kata ini. Dalam “Tafsir Munir” karya Dr. Wahbah Az Zuhaily, hidayah ada lima macam. Satu hidayah ke hidayah yg lain bersifat hierarkis, di mana hidayah yang ada di bawahnya akan menyempurnakan hidayah yang ada di atasnya. Jadi semakin ke bawah maka semakin tinggi nilainya. Adapun kelima hidayah tersebut adalah sebagai berikut :

1, Hidayah Ilhami. Hidayah ini adlh fitrah yang Allah Subhallahu Wata'alaa berikan kepada semua makhluk ciptan-Nya.

Contohnya, Rabb memberikan hidayah ilhami kepada lebah yang suka hinggap di bunga untuk mengambil saripatinya, dapat membangun sarang yang menurut para ahli adlh desain yang paling sempurna berdasarkan fungsinya.

Seorang bayi yang lapar diberi hidayah ilhami oleh Allah  untuk menangis dan merengek-rengek pada ibunya agar diberi ASI. Siapakah yang mengajari lebah dan bayi tadi untuk melakukan hal tersebut? Tentunya kita yg beriman kepada Allah Ta'alaa akan menjawab: itulah kekuasaan Allah  yang telah memberikan hidayah ilhami kepada makhluk-Nya. Semua makhluk yang diciptakan Allah SWT akan menerima hidayah ini. Dalam bahasa kita, hidayah ilhami ini adalah insting, yang merupakan tingkat inteligensi paling rendah.

2, Hidayah Hawasi. Hidayah hawasi adalah hidayah yang membuat makhluk Allah SWT mampu merespon suatu peristiwa dengan respon yang sesuai. Contohnya adalah, ketika manusia mendapatkan kebahagiaan maka ia akan senang dan jika mendapatkan musibah maka ia akan sedih. Dalam istilah kita, hidayah hawasi ini adalah kemampuan inderawi.

Hidayah hawasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Maka respon yang ditimbulkan dari sebuah peristiwa sangat tergantung dengan lingkungan kita. Jika lingkungan itu normal maka respon kita akan normal. Misalnya, orang yang mendapatkan musibah akan sedih karena lingkungannya mengajarkan untuk merespon peristiwa tersebut dengan bersedih. Di lain tempat dan waktu mungkin saja respon ini berubah karena lingkungannya merespon dengan hal yang berbeda. Maka untuk mendapatkan hidayah hawasi ini kita harus membuat atau mengondisikan agar lingkungan kita normal alamiah.

3, Hidayah Aqli (akal). Hidayah akal adalah hidayah yang diberikan khusus pada manusia yang membuatnya bisa berfikir untuk menemukan ilmu dan sekaligus merespon peristiwa dalam kehidupannya dengan respon yang bermanfaat bagi dirinya. Hidayah akal akan bisa kita miliki manakala kita selalu mengambil pelajaran dari segala sesuatu, segala peristiwa, dan seluruh pengalaman hidup kita ataupun orang lain.

Allah Subhallahu Wata'alaa berfirman:

“Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama. kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan bagi mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) sebagai pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai wawasan”. (QS. Al-Hasyr [59]: 2).

Yang dimaksud dengan ahli Kitab dalam ayat ini ialah orang-orang Yahudi Bani Nadhir pada masa Nabi Muhammad SAW di Madinah. Merekalah yang mula-mula dikumpulkan untuk diusir keluar dari Madinah karena mereka mengingkari Piagam Madinah.

Ayat ini memerintahkan kita untuk senantiasa mengambil hikmah dan ‘ibroh dari segala kejadian dalam kehidupan ini, dengan harapan kita tidak terjebak pada permasalahan yang sama. Hidayah akal ini akan bekerja dengan ilmu yang diperoleh, dari proses pembelajaran kehidupan yang telah dilakukan, yang kemudian digunakan untuk memilih respon yang terbaik bagi diri di masa mendatang. Semakin banyak kita mengambil pelajaran maka semakin tinggi kualitas hidayah akal kita.

Namun Hidayah akal ini mempunyai keterbatasan dalam menyeragamkan respon terhadap sebuah kejadian untuk seluruh manusia. Ada pepatah “lain ladang, lain pula belalangnya. Lain kepala, lain pula isinya.” Mungkin respon tertentu baik menurut kita, akan tetapi belum tentu baik menurut orang lain. Maka diperlukan sebuah standar untuk menyeragamkan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang hak dan mana yang batil. Jawaban untuk hal ini ada pada tingkatan hidayah selanjutnya.

4, Hidayah Dien (agama). Hidayah agama adalah sebuah panduan ilahiyah yang membuat manusia mampu membedakan antara yang hak dan yang batil, antara yang baik dan yang buruk. Hidayah agama ini merupakan standard operating procedure (SOP) untuk menjalani kehidupan.
Tentunya yang membuatnya adalah yang Maha segala-galanya, yang menciptakan manusia itu sendiri, yaitu Allah Ta'alaa. Karena yang Allah Subhallahu Wata'alaa tentukan, pastilah itu yang terbaik.

Allah Ta'alaa berfirman :

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216).

Maka apa saja yang ditentukan oleh agama, pastilah itu yang terbaik untuk kita. Hidayah agama ini bisa kita peroleh manakala kita selalu belajar dan memperdalan agama Islam ini.

Seperti Allah tegaskan dalam Al Qur’an:

”Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” Akan tetapi (Dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS. Ali Imran : 79).

Semua orang mampu mempelajari agama ini (Al Qur’an dan As Sunnah), akan tetapi tidak semua orang berkemauan untuk mengamalkan agama ini. Kemauan untuk mengamalkan agama akan berbanding lurus dengan sejauh mana kita bisa manggapai hidayah taufiq.

5, Hidayah Taufiq. Hidayah taufiq adalah adalah hidayah yang membuat manusia hanya akan menjadikan agama sebagai panduan hidup dalam menjalani kehidupannya. Hidayah taufiq ibarat benih yang Allah SWT semaikan di hati yang tidak hanya bersih dari segala hama penyakit, tetapi juga subur dengan tetesan robbani.

Bersih dan suburnya hati akan terlihat dari pohon-pohon kebaikan dan amal yang tumbuh di atasnya. Hanya kesungguhan yang akan membuat kita pantas menerima hidayah taufiq dari Allah SWT. Firman Allah Ta'alaa :

”Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabuut : 69).

Maka tidak ada jalan lain agar kita mendapatkan Hidayah Taufiq Allah , kecuali dgn jalan bersungguh-sungguh dan berjihad untuk menjalankan dan mengamalkan Dienullah ini.

Hidayah Allah Subhallahu wata'alaa memerlukan perjuangan untuk mendapatkannya. Semakin besar perjuangan dan kesungguhan kita, maka insya Allah kita akan semakin mudah mendapatkannya, karena semuanya tergantung kepada usaha kita.

Hidayah Allah Ta'alaa ibarat sinar matahari yang menyinari seluruh alam ini, dan kita adalah penerima sinar tersebut. Jika kita membuka diri dengan hati yang bersih, maka kita akan mudah untuk mendapatkan sinar hidayah Allah Subhalllahu Wa Ta'alla.

 Tapi jika kita menutupi hati dan diri kita dengan kotoran dan hama penyakit hati maka kita akan sulit untuk mendapatkan sinar Hidayah-Nya.

Persiapan Alam Kubur


Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 



“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”


 Persiapan Alam Kubur

Cerdas nya orang yang beriman,

dia yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat dan sekejap
untuk hidup yang panjang.

Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup.
Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup.


Kita jangan takut mati, jangan mencari mati,
Jangan lupakan mati, tapi rindukan mati.
Karena, mati adalah pintu berjumpa dengan Allah Ta'alaa.
Mati bukanlah akhir cerita dalam hidup,
tapi mati adalah awal cerita sebenarnya,
maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan.


Persiapkan kematian dengan selalu menjaga tujuh sunnah Nabi setiap hari.
Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah:


1. Tahajjud karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.

2. Membaca Al-Qur’an sebelum terbit matahari. Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.

3. Jangan tinggalkan masjid untuk sholat berjama'ah, terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.

4. Jaga shalat Dhuha karena kunci rezeki terletak pada shalat dhuha.

5. Jaga sedekah setiap hari.
Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.

6. Jaga wudhu terus menerus karena Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walau ia sedang tidak shalat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya
Allah”.

7. Amalkan istighfar setiap saat.
Dengan istighfar masalah yang terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.


 Wallahu'alam

Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 
 

 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Khusyu vs Tawaddu

   Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 



“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”


KHUSYUK VS TAWADDUK 

Peringkat-peringkat sholat, nilaikan dimana tahap sholat kita. Dalam era membaiki diri ini, kita cuba check sholat kita, nanti akan terjawab kenapa kita tidak dibantu, dan ini juga gambaran secara keseluruhannya, mengapa umat islam terbiar dan tiada pembela dan umat islam kini tidak lagi... menjadi umat yang agung seperti dulu.

 GOLONGAN (1)

Kita boleh lihat hari ini sudah ramai umat islam yang tak sholat, bahkan ramai juga yang tak tahu nak sholat, mereka telah jatuh kafir. Imam Malik kata jatuh kafir kalau tak sholat tanpa sebab. Imam Syafie kata jatuh fasik kalau ia masih yakin sholat itu fardu.



 GOLONGAN (2)

Orang yang mengerjakan sholat secara zahir sahaja, bacaan pun masih tak betul, taklid buta, main ikut-ikut orang sahaja. Tidak mempelajari cara-cara untuk sHolat secara rasmi atau tidak. Ilmu tentang sholat tiada. Golongan ini tertolak bahkan berdosa besar dan hidup dalam keadaaan derhaka kepada ALLAH SWT.


 GOLONGAN (3)

Orang yang mengerjakan sholat, bahkan tahu ilmu mengenai sholat, tetapi tak boleh lawan nafsu terhadap tarikan dunia yang kuat. Jadi mereka ini sekejap sholat, sekejap tidak. Kalau ada masa dan mood baik ia sholat, kalau sibuk dan terkocoh kacah, ada program kenduri, pesta ria, berziarah, bermusafir, letih dan penat, maka ia tak sholat.Orang ini jatuh fasik.


 GOLONGAN (4)

Orang yang sholat, kalaupun ilmunya tepat, fasih bacaannya, tetapi tak khusyuk kalau diperiksa satu persatu bacaannya, lafaznya banyak yang dia tak faham, fikirannya tak terpusat atau tak tertumpu sepenuhnya pada sholat yang dilaksanakannya itu disebabkan tak faham apa yang dia baca.Cuma main hafal saja. Jadi fikirannya terus tertumpu pada dunia dan alam sekelilingnya. Fikirannya mengembara dalam sholat,orang ini lalai dalam sholat. Neraka wail bagi orang ini.


 GOLONGAN (5)

Golongan yang mengerjakan sholat cukup lima waktu, tepat ilmunya, faham setiap bacaan sholat, fatihahnya, doa iftitahnya, tahiyyatnya, tapi tak dihayati dalam sholat itu. Fikirannya masih melayang mengingatkan perkara dunia, dek kerana faham saja tetapi tidak dihayati. Golongan ini dikategorikan sebagai sholat awamul muslimin.



 GOLONGAN (6)

Golongan ini baik sedikit dari golongan yang ke lima tadi, tetapi main tarik tali didalam sholatnya, sekali sekala khusyuk, sekali sekala lalai pula. Bila teringat sesuatu didalam sholatnya, teruslah terbawa bawa, berkhayal dan seterusnya. Bila teringat Allah Ta'alaa  secara tiba tiba maka insaf dan sedarlah semula, cuba dibawa hatinya serta fikirannya untuk menghayati setiap kalimat dan bacaan didalam sholatnya. Begitulah sehingga selesai sholatnya.

Ia merintih dan tak mahu jadi begitu, tapi terjadi jua. Golongan ini adalah golongan yang lemah jiwa. Nafsunya bertahap mulhamah (ertinya menyesal akan kelalaiannya dan cuba baiki semula, tapi masih tak terdaya kerana tiada kekuatan jiwa).

Golongan ini terserah kepada Allah Ta'alaa . Yang sedar dan khusyuk itu mudah mudahan diterima oleh Allah Ta'alaa, mana yang lalai itu moga moga Allah Subhallahu Wata'alaa ampunkan dosanya, namun tiada pahala nilai sholat itu. Artinya sholatnya tiada memberi kesan apa apa.


GOLONGAN (7)

Golongan yang mengerjakan sholat tepat ilmunya, faham secara langsung bacaan dan setiap lafaz didalam sholatnya. Hati dan fikirannya tidak terbawa-bawa dengan keadaan sekelilingnya sehingga pekerjaan atau apa pun yang dilakukan atau yang difikirkan diluar sholat itu tidak mempengaruhi sholatnya. Walaupun ia memiliki harta dunia, menjalankan kewajiban dan tugas keduniaan seperti perniagaan dan sebagainya namun tidak mempengaruhi sholatnya. Hatinya masih dapat memuja ALLAH SWT didalam sholatnya. Golongan ini disebut orang-orang sholeh / golongan abrar / ashabul yamin.


 GOLONGAN (8)

Golongan ini seperti juga golongan tujuh tetapi ia mempunyai kelebihan sedikit iaitu bukan saja faham, dan tak mengingati dunia didalam sholatnya, malahan dia dapt menghayati setiap makna bacaan sholatnya itu, pada setiap kalimah bacaan fatihahnya, doa iftitahnya, tahiyyatnya, tasbihnya pada setiap sujudnya dan setiap gerak gerinya dirasai dan dihayati sepenuhnya. Tak teringat langsung dengan dunia walaupun sedikit . Tapi namun ia masih tersedar dengan alam sekelilingnya. Pemujaan terhadap ALLAH SWT dapat dirasai pada gerak dalam sholatnya. Inilah golongan yang dinamakan golongan Mukkarrabin.
(Yang hampir dengan Allah Ta'alaa )

GOLONGAN (9)

Golongan ini adalah golongan yang tertinggi dari seluruh golongan tadi. Iaitu bukan saja ibadah sholat itu dijiwai didalam sholat malahan ia dapat mempengaruhi di luar sholat.

Kalau ia bermasalah langsung ia sholat, kerana ia yakin sholat punca penyelesai segala masalah. Ia telah fana dengan sholat. Sholat telah menjadi penyejuk hatinya. Ini dapat dibuktikan didalam sejarah, seperti sembahyang Saidina Ali ketika panah terpacak dibetisnya. Untuk mencabutnya, ia lakukan sholat dulu, maka didalam sholat itulah panah itu dicabut.

 Mereka telah khusyuk dengan sholat. Makin banyak sholat makin lazat, sholatlah cara ia nak lepaskan kerinduan dengan Allah Ta'alaa. Dalam sholatlah cara ia nak mengadu-ngadu dengan Allah ta'alaa.

Alam sekelilingnya langsung ia tidak hiraukan. Apa yang nak jadi disekelilingnya langsung tak diambil peduli. Hatinya hanya pada Allah ta'alaa. Golongan inilah yang disebut golongan Siddiqin. Golongan yang benar dan haq.


Setelah kita nilai keseluruhan 9 peringkat sholat itu tadi, maka dapatlah kita nilai sholat kita di tahap yang mana.

Maka ibadah sholat yang boleh membangunkan jiwa, membangunkan iman, menjauhkan dari yang buruk boleh mengungkai mazmumah, menanamkan mahmudah, melahirkan disiplin hidup, melahirkan akhlak yang agung ialah golongan 7, 8 dan 9 sahaja.

Sholatnya ada kualiti, manakala golongan yang lain jatuh pada kufur fasik dan zalim.


Jadi dimanakah tahap sholat kita ? Perbaikilah diri kita mulai dari sekarang.

Jangan tangguh lagi. Pertama-tama soalan yang akan ditujukan kepada kita di akhirat nanti ialah sholat kita. Marilah bersama membaiki sholat kita agar betul2 menjadi Tiang Agama






Wallahu'alam

Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 
 

 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Murakabatullah

   Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 



“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”


Murakabahtullah 

Secara singkat Murakabah itu waspada, waspadai waktu mu, perkataan mu, perbuatanmu, pikiran mu dan alam sekitarmu.

Mahabbah adalah mencitai, cintai rabbmu dan rasullNya, cintai Kauliah dan kauniaNya, cintai waktumu, cintai diri akidah ahlak dan alam sekitarmu.

Mujahaddah adalah hasil dari murakabah dan mahabbah yitu penyaksian akan Wajibal Ujud dzat Allah..La basari bi Haqqi..dan Mardotilah adalah ridho..ridholah engkau akan semunya maka martabatmu adalah Muchklisin.

Afaman sarahallahu sadrahu li Islam fa huwa ala nurri mirabbihim..
(Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya). (Az Zumar 22),

Maksudnya kamu harus membuka hati membuka hati dgn amal makrub nahi mungkar..Ina sholati anil fahsai wal mungkar bi zikrullahi akbar..memang sholat mencegah keji dan mungkar tapi zikir lebih besar. Karena zikir (ingat) yg berketerusan itulah yang membuat mu Kaffah yg bearti mardotilah dan Murakabbah.


Kaffah itu artinya menyeluruh, jadikan ke islam an kamu kaffah dlm sgala asfek bukan hanya Islam saat kamu mengerjakan sholat atau tafakaur tapi Islam dlm segala hal.

Saat kamu bergaul bergaul dgn cara Islam, saat kamu mecari makan cari makanlah dgn cara Islam, saat kamu li taaruf mka taarauflah dgn cara Islam bukan pacaran, intinya segal;a menurut sunah.

Zikir atau ingat itu banyak...ada zikir akli zikir dgn akal, ada zikir lisani taw zikir dgn lisan ..ada zikir qalbi zikir dgn hati ada zikir anpas atau zikir dgn napas.

Ula ika kanaba fi qulubihim li iman "mereka itulah yg di tulis Allah di hatinya Iman" siapa? orang yg kaffah dan senantiasa ingat. Zikir yg afdol itu adalah zikir anpas..zikir beserta napas yg tak hendi di manapun kamu berada.

Man lam tanhahu sholatu anil fasai wal mungkar Lam tanridzhu sholatu 'indaullahi ila maktan wa baqdan.."Barang siapa sholatnya tiada dapat mncegah dari perbuatan keji dan mungkar maka sholatnya hanya kan menambah kemurkaan Allah".

Ya Ayuhalladzi na 'amanudzkurullaha dzikron katsiyron (Al-ahzab 41)
artinya:..Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya..

Saat malaikat di tanya Oleh Allah AzzaWajjallah tentang nama2 benda" lalu malaikat menjawab Subhanaka La Ilmalana Ila ma 'alam tana Inaka Antal Alimul Hakim.(.Maha Suci Engkau, tidak ada yg kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah yang maha mengetahui lagi bijaksana)..( albaqoroh 32),..

  Wallahu'alam



Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 
 

 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

KITAB RAHASIA-RAHASIA DAN KEPENTIGAN-KEPENTINGAN SHOLAT

Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 



“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”




KITAB RAHASIA-RAHASIA  DAN KEPENTIGAN-KEPENTINGAN SHOLAT

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

(Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).


Segala pujian bagi Allah yang mengurniakan akan hambaNya dengan segala nikmat yang halus-halus dan mengumiakan akan hati mereka dengan segala nur Agama dan tugasnya, yang diturunkan dari 'Arasy kebesaran ke langit dunia, dari derajat-derajat kerah-matan, salah satu dari tanda-tanda kasih-sayangNya, yang berbeda dengan raja-raja, serta ke-esa-an dengan kebesaran dan keagungan, dengan menggerabirakan makhlukNya untuk bermohon dan ber-do;a. Maka berfirman Ia : "Adakah yang berdo 'a, maka A ku terima do'anya itu.

Adakah yang meminta ampun, maka aku ampunkan dosanyaBerbeda dengan sultan-sultan, dengan membuka pintu dan membuang hijab, makadimudahkanNya bagi segala hambaNya untuk bermunajah dengan shalat-shalat, betapapun bertukarnya keadaan di dalam jama'ah orang ramai dan ditempat-tempat yang sunyi.

Tidak dengan memberikan kelapangan saja, tetapi ia dengan lemah-lembut mengajak dan memanggil, sedang selain Dia -dari raja-raja yang lemah itu- tidak memperkenankan berbicara secara sembunyi melainkan setelah menyerahkan hadiah dan suap Maka maha-sucilah Ia, maha-besarlah kedudukanNya, maha-kuatlah kekuasaanNya, maha-sempumalah kasih-sayangNya dan maha-leng-kaplah kebaikanNya.

Rahmat kepada Muhammad NabiNya dan waliNya yang pilihan dan kepada keluarganya dan shahabatnya kunci petunjuk dan lampu kegelapan serta selamat yang sempuma.
Adapun kemudian, maka sesungguhnya shalat itu tiang Agama dan tonggak keyakinan,- pokok segala jalan mendekatkan diri kepada Tuhan dan sinar cemerlang untuk kebaktian kepadaNya.
Sesungguhnya, telah kami selidiki dalam ilmu fiqih secara meluas, sedang dan ringkas dari madzhab akan segala pokok dan cabangnya, kami kesampingkan kesungguhan dari ranting-rantingnya yang ja-rang terjadi dan kejadian-kejadiannya yang hampir tak pernah kejadian, supaya adalah semuanya ini menjadi simpanan bagi mufti (orang yang mengeluarkan fatwa-fatwa). Daripadanya ia mengambil paham dan berpegang dan kepadanya ia mengadu dan kembali.


Kami sekarang di dalam Kitab ini, meringkaskan kepada yang tak boleh tidak saja, bagi seorang pelajar fiqih, mengenai segala amal perbuatan dhahiriyah dan segala rahasianya yang bathiniyah. Kami menyingkapkan segala artinya yang halus-halus tersembunyi, mengenai pengertian khusyu', ikhlas dan niat, hal mana yang tiada berlaku kebiasaan menyebutkannya di dalam ilmu fiqih, Kami su-sun Kitab ini kepada tujuh bab :


Bab Pertama mengenai fadlilah (keutamaan) shalat.
Bab Kedua mengenai pengutamaan amalan dhahir dari shalat.
Bab Ketiga mengenai pengutamaan amalan bathin dari shalat.
Bab Keempat mengenai imam shalat dan cara mengikuti imam,
Bab Kelima mengenai shalat Jum'at dan adabnya.
Bab Keenam mengenai masalah yang bermacam-macam yang menjadi bahaya yang merata, yang memerlukan murid kepada mengetahuinya.
Bab Ketujuh mengenai amalan sunat dan lainnya.
Bab pertama :


Mengenai fadiilah shalat, sujud, berjama'ah, adzan dan lainnya. FADLILAH ADZAN :

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Tiga orang pada hari qiamat di atas bukit kecil dan kesturi hitam, tiada menyusahkan mereka oleh hisab amalan dan tiada menimpa ke atas diri mereka oleh kegelisahan, sehingga selesailah ia dari segala sesuatu diantara manusia . Orang yang tiga itu ialah : orang yang membaca Al-Quran karena mengharap akan Wajah Allah 'Azza wa Jalla dan menjadi imam pada sesuatu kaum, di mana kaum itu senang kepadanya; orang yang beradzan (melakukan bang) pada masjid dan berdo a kepada Allah 'Azza wa Jalla karena mengharap akan WajahNya dan orang yang berpenghidupan sempit di dunia maka yang demikian itu tiada mengganggukannya daripada berbuat amalan akhirat". (326).
Bersabda Nabi saw,. : "Tiadalah yang mendengar seruan adzan dari orang yang beradzan itu, baik yang mendengar itu jin atau manusia ataupun sesuatu yang lain, melainkan naik saksi ia untuk orang yang beradzan itu pada hari qiamat". (327).
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Tangan Tuhan Yang Maha Pengasih itu di atas kepala muadzin (orang yang beradzan)r sehingga selesailah ia daripada adzannya". (328)
Ada yang mengatakan mengenai penafsiran firman Allah 'Azza wa Jalla :
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا
(Wa man ahsanu qaulan mim man da'aa ilallaahi wa 'amila shaali-haa).
Artinya : "Siapa yang lebih baik perkataannya dari orang yang memanggil kepada Tuhan dan mengerjakan perbuatan baik". (S. Ha Mim As-Sajadah, ayat 33), bahwa ayat ini turun mengenai orang-orang muadzin.

326.Dirawikan At-Tirmidzi daru Ibnu Umar dan dipandangnya hadits hasan (baik).
327.Dirawikan Al-Bukhari dari Abdullah bin Yusuf.
328.Dirawikan Ath-Thabrani dan Al-Hasan bin Sa'id dari Anas, dengan isnad dla'if.


Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
إذا سمعتم النداء فقولوا مثل ما يقول المؤذن
(Idzaa sami -tumun nidaa-a faquuluu mitsla maa yaquulul mu-adzdzin).
Artinya : "Apabila kamu mendengar seruan adzan, maka ucapkan-lah apa yang diucapkan oleh muadzin itu ".
Mengucapkan yang demikian itu adalah sunat, kecuali mengenai "Hayya 'alash-shalaah " dan "Hayya 'alal-falaak " maka diucapkan pada yang dua mi ialah :لا حول ولا قوة إلا بالله "Laa haula wa laa quwwata illaa billaah ". Dan pada ucapan muadzin : "Qadqaamatish shalaah", maka pendengar mengucapkan :أقامها الله وأدامها ما دامت السموات والأرض Aqaamahallaahu wa adaamahaa maa daama-tis samaawaatu wal ardl". (Ditegakkan Allah kiranya shalat itu dan dikekalkanNya selama kekal langit dan bumi),

Dan pada tatswib, yaitu : ucapan muadzin pada shalat shubuh : "Ashshalaatu khairum minan nauum". (Shalat itu lebih baik dari pada tidur), maka pendengarnya mengucapkan : "Shadaqta wa bararta wa nashahta" (Benar engkau, telah berbuat kebajikan engkau dan telah memberi nasehat engkau).
Ketika selesai dari adzan, maka dibacakan do'a, yaitu :
اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة آت محمدا الوسيلة والفضيلة والدرجة الرفيعة وابعثه المقام المحمود الذي وعدته إنك لا تخلف الميعاد
Allaahumma rabba haadzihid da'-watit taammati wash- shalaatil qaa-imati, aati Muhammadanil wasiilata wal fadliilata wad darajatar rafn-'ata wab-'atshul maqaamal mahmuudal ladzii wa 'adtahu, innaka laa tukhliful mii-'aada.
Artinya : "Ya Allah, ya Rabb, yang memiliki do'a ini yang sempurna, dan shalat yang berdiri tegak! Berikanlah kepada Muhammad jalan kelebihan dan derajat tinggi! Dan bangkitkanlah dia pada tempat terpuji yang telah Engkau janjikan! Sesungguhnya Engkau tiada menyalahi janji".
Berkata Sa'id bin Al-Musayyab : "Barangsiapa mengerjakan shalat pada tanah Sahara yang luas, niscaya bershalat di kanannya seorang malaikat dan dikirinya seorang malaikat. Maka jika ia beradzan dan berqamat (iqamah), niscaya bershalat di belakangnya malaikat-ma-laikat berbaris seperti bukit".



FADLILAH SHALAT FARDLU.

Berfirman Allah Ta'ala :
إِنَّ الصَّلاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
Innash shalaata kaanat 'alal mu'miniina kitaaban mauquutaa.
Artinya : "Sesungguhnya shalat itu suatu kewajiban yang ditentukan waktunya untuk orang-orang yang beriman". (S. An-Nisaa', ayat 103).
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Lima shalat diwajibkan oleh Allah kepada segala hamba. Maka barangsiapa mengerjakan semuanya dan tidak menyia-nyiakan suatupun daripadanya, sebagai meringan-ringankan haknya, niscaya adalah untuknya pada Allah suatu janji bahwa ia akan masuk sorga. Dan barangsiapa tidak mengerjakan semuanya, maka tiadalah baginya pada Allah suatu janji. Jika dikehendaki oleh Allah niscaya di'azabkannya dan jika dikehendakiNya niscaya dimasukkannya ke dalam sorga". (1)
Bersabda Nabi saw. : "Perumpamaan shalat yang lima itu adalah seumpama sebuah sungai yang tawar airnya yang meluap-luap, di pintu seseorang daripada kamu. la mandi padanya tiap-tiap hari lima kali. Apakah pendapatmu tentang orang itu, apakah masih ada dakinya?".
Menjawab para shahabat : "Tak ada sedikitpun!".
Maka menyambung Nabi صلى الله عليه وسلم : "Sesungguhnya shalat yang lima itu, menghilangkan dosa seperti air menghilangkan daki". (2)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Sesungguhnya shalat-shalat itu menghapus-kan dosa yang terjadi diantaranya, selama bukan dosa besar". (3)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Diantara kita dan orang-orang munafiq itu terdapat saksi-saksi gelap dan terang, yang tiada sanggup mereka mempengaruhi kedua saksi itu ". (4)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Barangsiapa menjumpai Allah, sedang dia menyia-nyiakan shalat, maka tidak diperdulikan oleh Allah sesuatu daripada kebajikan-kebajikannya ". (5)

(1) Dirawikan Malik, Ahmad dan lain-lain dari Ubbadah bin Ash-Shamit,
(2) Dirawikan Muslim dari Jabir.
(3) Dirawikan Muslim daru Abi Hurairah.
(4) Dirawikan Malik dari Sa'id bin Al-Musayyab, hadits mursal.
(5) Dirawikan Ath-Thabrani dart Anas.


Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : Shalat itu tiang Agama. Barangsiapa meninggalkan shalat maka ia telah meruntuhkan Agama'(1)
Ditanyakan Rasulullah saw. : "Amalan apakah yang lebih utama (afdlal)?".
Menjawab Nabi صلى الله عليه وسلم : "Shalat pada awal waktunya".
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Barangsiapa memelihara shalat yang lima itu dengan menyempurnakan bersuci dan waktunya, niscaya jadilah shalat itu nur baginya dan pembuktian pada hari qiamat. Dan barangsiapa menyia-nyiakannya, niscaya dibangkitkan ia beserta Fir'aun dan Haman".
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Kunci sorga itu shalat".
Dan bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Tiada diwajibkan oleh Allah kepada makhlukNya sesudah tauhid yang lebih menyukakan kepadaNya selain daripada shalat. Jikalau adalah sesuatu yang lain, yang lebih menyukakan kepadaNya dari shalat, niscaya telah beribadah dengan dia para malaikatNya. Para malaikat itu, sebahagiannya ruku' sebahagian sujud, sebahagian berdiri dan duduk".
Bersabda Nabi saw. : "Barangsiapa meninggalkan shalat dengan sengaja, maka kufurlah dia", artinya : hampir tercabut daripada Iman dengan terbuka talinya dan jatuh tiangnya. Sebagaimana dikatakan bagi orang yang telah mendekati suatu kampung, bahwa ia telah sampai ke kampung itu dan telah memasukinya.
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Barangsiapa meninggalkan shalat dengan sengaja maka terlepaslah ia dari tanggungan Muhammad saw". (2)
Berkata Abu Hurairah ra. : "Barangsiapa berwudlu, maka membaguskan wudlunya, kemudian ia keluar dengan sengaja untuk shalat, maka sesungguhnya dia di dalam shalat yang sengaja ia kepada shalat itu. Dan dituliskan baginya dengan salah satu dari dua langkah-nya kebajikan dan dihapuskan daripadanya dengan langkah yang satu lagi, kejahatan. Apabila mendengar seorang kamu akan qamat, maka tidak wajar lah baginya mengemudiankan. Karena yang terbesar pahala bagi kamu ialah yang terjauh rumah daripada kamu".
Bertanya mereka : "Mengapa begitu wahai Abu Hurairah?".
Menjawab Abu Hurairah : "Dari karena banyaknya langkah.

(1) Dirawikan Al-Baihaqi dari Umar. dengan sanad dla'if.
(2) Dirawikan Ahmad dan Al-Baihaqi dari Ummu Aiman.

Diriwayatkan : "Bahwa yang mula pertama diperhatikan dari amalan hamba pada hari qiamat ialah shalat. Kalau terdapat shalat itu sempuma, niscaya diterima shalat itu daripadanya dan amalannya yang lain. Dan kalau terdapat kurang, niscaya ditolak shalat itu daripadanya dan amalannya yang Iain".
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Hai Abu Hurairah! Suruhlah keluargamu dengan shalat! Sesungguhnya Allah mendatangkan rezeqi bagimu dari tempat yang tidak kamu sangka ".
Berkata setengah ulama "Orang yang mengerjakan shalat itu adalah seumpama saudagar yang tidak memperoleh keuntungan sebelum kembali pokoknya. Demikian juga orang yang mengerjakan shalat,tidak diterima yang sunat sebelum ditunaikannya yang fardiu'!
Abu Bakar ra. berkata : "Apabila telah datang waktu shalat, maka pergilah ke apimu yang telah kamu nyalakan, lalu padamkanlah api itu!".

FADLILAH MENYEMPURNAKAN RUKUN.

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Shalat fardiu itu adalah seumpama neraca. Siapa yang mencukupkan, niscaya memperoleh cukup". (1)

Berkata Yazid Ar-Riqasyi: "Adalah shalat Rasulullah saw. itu sama seolah-olah sudah ditimbang",
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Sesungguhnya dua orang dari ummatku, keduanya berdiri kepada shalat, di mana ruku' dan sujud keduanya itu satu. Dan diantara shalat keduanya itu adalah diantara langit dan bumi", diisyaratkan Nabi saw. dengan sabdanya itu untuk "khusyu'".
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Allah tiada memandang pada hari qiamat kepada hamba yang tiada menegakkan tulang sulbinya diantara ruku' dan sujudnya ". (2)

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Tidakkah takut orang yang memutarkan mukanya di dalam shalat, akan diputarkan oleh Allah mukanya menjadi muka keledai?". (3)

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Barangsiapa mengerjakan shalat pada waktunya dan melengkapkan wudlunya, menyempurnakan ruku 'nya, sujudnya dan khusu nya, niscaya shalat itu naik dengan warna yang putih bersih, seraya mengatakan : "Kiranya Allah menjaga engkau sebagaimana engkau telah menjaga aku!". Barangsiapa mengerjakan shalat pada bukan waktunya dan tidak melengkapkan wudlunya, tidak menyempurnakan ruku'nya, sujudnya dan khusu 'nya, niscaya shalat itu naik dengan warna yang hitam gelap, seraya mengatakan: "Disia-siakan oleh Allah kiranya engkau, sebagaimana engkau telah menyia-nyiakan aku". Sehingga -kalau dikehendaki oleh Allah-apabila shalat itu, dilipatkan sebagaimana dilipatkan kain buruk, maka dipukulkanlah dengan shalat itu mukanya".

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Sejahat-jahat manusia mencuri ialah orang yang mencuri dari shalatnya".
(1.Dirawikan Ahmad dan AlHakim.,Sahih Isnadnya)

Berkata Ibnu Mas'ud dan Salman ra. : "Shalat itu alat penyukat. Maka barangsiapa menyempurnakan, niscaya ia menerima sempurna dan barangsiapa menipu di dalam sukatan, maka tahulah ia apa yang difirmankan Allah, mengenai orang-orang yang menipu pada Takaran".



FADLILAH/KEUTAMAAN SHALAT JAMA'AH.


Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
صلاة الجماعة تفضل صلاة الفذ بسبع وعشرين درجة
(Shalaatul jamaa-'ati tafdlulu shalaatal fadzdzi bisab-'in wa 'isyriina darajatan).
Artinya : "Shalat jama'ah itu melebihi dari shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat". (2)
Diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Nabi saw. tidak melihat orang pada sebahagian shalat, lalu bersabda : "Sesungguhnya aku bercita-cita menyuruh seseorang menjadi imam yang mengimami shalat orang banyak. Kemudian aku sendiri mencari orang-orang yang meninggalkan shalat ber jama'ah itu lalu aku bakar rumah-rumah-nya". (3)


Pada riwayat yang lain : "Kemudian aku mencari orang-orang yang meninggalkan shalat jama'ah itu, maka aku suruh mereka. Lalu kalau meninggalkan juga, maka rumah mereka dibakar dengan unggunan kayu api. Jikalau tahulah seseorang dari mereka bahwa akan memperoleh tulang yang berminyak atau dua kuku hewan, niscaya dihadlirinya", yakni : "shalat 'Isya'"



2.Dirawikan Bukhari Dan Muslim Dari Ibnu Umar.
3.Dirawikan Bukhari dan muslim Dari Abu Hurairah.


Berkata Usman ra., di mana perkataannya itu adalah suatu hadits marfu' : "Barangsiapa menghadliri shalat jama'ah 'Isya', maka seakan-akan ia bangun setengah malam dengan ibadah. Dan barangsiapa menghadliri shalat jama'ah Shubuh, maka seakan-akan ia bangun semalam-malaman dengan ibadah".
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم : "Barangsiapa mengerjakan suatu shalat dengan berjama'ah, maka ia telah memenuhkan dadanya dengan ibadah

Berkata Sa'id bin Al-Musayyab :
 "Tiadalah seorang muadzin mela-kukan adzan semenjak dua puluh tahun yang lampau, melainkan saya ada di dalam masjid.".

Berkata Muhammad bin Wasi' :
"Tiada aku rindukan dari dunia, selain dari tiga : teman, jikalau aku bengkok, maka diluruskannya; makanan dari rezeki yang aku peroleh dengan mudah tanpa menu-ruti kata orang dan shalat ber jama 'ah yang tak aku melupakannya dan dituliskan bagiku keutamaannya".

Diriwayatkan bahwa Abu 'Ubaidah bin Al-Jarrah pada suatu kali menjadi imam shalat dari suatu kaum.Tatkala mau pergi, maka ia berkata : "Terus-nienerus setan tadi padaku, sampai setan itu me-nampakkan kepadaku bahwa aku mempunyai kelebihan dari orang lain. Dari itu, aku tidak mau menjadi imam shalat selama-lamanya".

Berkata Al-Hasan :
 "Janganlah engkau bershalat di belakang orang yang tiada bergaul dengan ulama".

Berkata An-Nakha'i ;
"Orang yang menjadi imam shalat dari orang banyak tanpa ilmu, adalah seumpama orang yang menyukat air di dalam laut, tidak mengetahui tambahannya daripada kekurangannya".

Berkata Hatim Al-Asham :
"Tertinggal aku suatu shalat dari berjama'ah, maka diratapi aku oleh Abu Ishak Al-Bukhari sendirian. Dan jikalau meninggallah anakku, maka diratapi aku oleh lebih dari sepuluh ribu orang, karena bahaya yang menimpakan Agama dipandang manusia lebih mudah daripada bahaya yang menimpakan dunia".
Berkata Ibnu Abbas ra. : "Siapa yang mendengar suatu penyeru (suara muadzin) dan tidak menjawabnya, maka adalah dia tidak menghendaki kebajikan dan kebajikanpun tiada berkehendak kepadanya".


Berkata Abu Hurairah ra. :
"Adalah lebih baik bagi anak Adam, telinganya penuh dengan timah hancur, daripada mendengar adzan yang tidak dijawabnya".

Diriwayatkan bahwa Maimun bin Mahran datang *ke masjid, lalu orang mengatakan kepadanya bahwa orang ramai sudah pulang (karena shalat jama'ah sudah selesai), maka Maimun menjawab: "Innaa lillaahi wa innaa illaihi raaji'uun! Sesungguhnya keutamaan shalat ini (shalat jama'ah), adalah lebih baik bagiku daripada menjadi wali negeri Irak".

Bersabda Nabi saw. :
من صلى أربعين يوما الصلوات في جماعة لا تفوته فيها تكبيرة الإحرام كتب الله له براءتين براءة من النفاق وبراءة من النار
Man shallaa arba'iina yaumanish-shalawaati fii jamaa'atin laa ta-fuutuhu fiihaa takbiiratul-ihraami kataballaahu baraa-ataini baraa-atan min an nifaaqi wa baraa-atan minan naar.
Artinya : "Barangsiapa mengerjakan shalat empat puluh hari dalam jama'ah, yang tidak tertinggal padanya suatu takbiratul-ihram, maka di tulis kan oleh Allah baginya dua kelepasan : kelepasan dari nifaq dan kelepasan daripada neraka ". (1)


Ada yang mengatakan bahwa pada hari qiamat dibangkitkan dari kubur suatu kaum, wajahnya berseri-seri seperti bintang yang berkilau-kilauan. Maka bertanya malaikat kepada mereka : "Apakah amal perbuatan kamu dahulu?".
Menjawab mereka : "Adalah kami apabila mendengar adzan, lalu bangun bersuci dan tidak diganggu kami oleh yang lain".

Kemudian dibangkitkan dari kubur suatu golongan, wajahnya seperti bulan, maka menjawab golongan ini sesudah ditanya : "Adalah kami berwudlu sebelum masuk waktu".
Kemudian dibangkitkan suatu golongan, wajahnya seperti matahari, maka golongan ini menjawab : "Adalah kami mendengar adzan di masjid".


(1) Dirawikan At-Turmudzi diri Anas, dengan isnad orang-orang perawinya kepercayaan.

Diriwayatkan bahwa ulama-ulama terdahulu (salaf) adalah mera-tapi dirinya tiga hari, apabila tertinggal takbir pertama pada shalat jama'ah, Dan meratapi dirinya tujuh hari, apabila tertinggal shalat jama'ah.

FADLILAH/KEUTAMAAN SUJUD.

Bersabda Rasulullah saw. :
"Tiadalah seorang hamba mendekatkan dirinya kepada Allah dengan sesuatu, yang lebih utama daripada sujud yang tersembunyi (tidak di muka umum) "(1)

Bersabda Rasulullah saw. :
"Tiadalah seorang muslim bersujud kepada Allah dengan satu sujud, melainkan ia diangkatkan oleh Allah satu tingkat dan dihapuskan daripadanya satu kejahatan dengan sebab sujud itu". (2)

Diriwayatkan :
 "Bahwa seorang laki-laki meminta kepada Rasulullah saw. : "Berdo'alah pada Allah kiranya dijadikanNya aku diantara orang yang memperoleh syafa'atmu dan diberikanNya aku rezeki mengawani engkau dalam sorga".

Maka menjawab Nabi saw. :
 "Tolonglah aku dengan berbanyak Sujud". (3)

Ada yang mengatakan :
 "Yang paling dekat seorang hamba kepada Allah, ialah bahwa ada ia seorang yang sujud", itulah maksud firman Allah Ta'ala : "Wasjud waqtarib". (Dan sujudlnh dan. dekat-kanlah din kepada Allah). (S. Al-Alaq, ayat 19).


Dan berfirman Allah Ta'ala :
"Di muka mereka ada tanda-tanda bekas sujud". (S. Al-Fath, ayat 29).
Ada yang mengatakan, yaitu apa yang tersentuh dengan mukanya dari bumi ketika sujud. Ada yang mengatakan, yaitu nur khusyu*, yang menembus cemerlang dari bathinnya kepada dhahir. Inilah yang lebih benar.
Dan ada yang mengatakan, yaitu cahaya gemilang yang ada pada mukanya di hari qiamat dari bekas wudlu.

Bersabda Nabi saw. :
 "Apabila anak Adam membaca ayat sajadah (ayat yang disunatkan sujud sesudah membacanya), lalu ia sujud, maka pergilah setan sambil menangis dan berkata : "Alangkah celakanya aku! Orang ini disuruh sujud, lalu ia sujud maka baginya sorga. Aku disuruh sujud, lalu aku durhaka, maka bagiku neraka".

(1) Dirawikan ibnul-Mubarak dari Shamrah bin Habib, hadits mursal.
(2)Dirawikan Muslim dari Tsauban dan Abid-Darda'.
(3)Dirawikan Muslim dari Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslami.

Diriwayatkan dari Ali bin Abdullah bin Abbas, bahwa ia bersujud tiap-tiap hari seribu sujud. Dan orang banyak menggelarkan Ali ini dengan gelar "As-Sajjad",
artinya : orang banyak sujud.
Diriwayatkan bahwa Umar bin Abdul-'Aziz ra. tiada melakukan sujud selain atas tanah.

Dan Yusuf bin Asbath berkata :
 "Hai para pemuda! Bersegeralah mempergunakan ketika sehat sebelum sakit! Maka tiadalah tinggal seseorang yang aku gemari, selain orang yang menyempurnakan ruku'nya dan sujudnya dan telah terdindinglah diantara aku dan ruku' sujud itu (karena telah lanjut umurnya)"

Berkata Sa'id bin Jubair : "Tiada aku meminta tolong pada sesuatu di dunia ini, selain kepada sujud".
Berkata Uqbab bin Muslim : "Tiada suatu perkarapun pada hamba yang lebih disukai oleh Allah selain daripada orang yang menyukai berjumpa dengan Dia. Dan tiadalah dari sa'at kehidupan hamba yang lebih dekat kepadaNya, selain dari sa'at di mana ia tersungkur bersujud kepadaNya".

Berkata Abu Hurairah ra. : "Yang lebih mendekati seorang hamba kepada Allah 'Azza wa Jalla, ialah apabila ia sujud, lalu membanyakkan do'a ketika itu".


FADLILAH KHUSYU'

Berfirman Allah 'Azza wa Jalla :
وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي
(Wa-aqi mish shalaata lidzikrii).
Artinya : "Kerjakanlah shalat untuk mengingati Aku!". (S. Tha Ha, ayat 14).
Berfirman Allah Ta'ala
وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ:
(Wa laa takun minal ghaafiliin).
Artinya : "janganlah engkau termasuk orang-orang yang alpa". (S. Al-A'raaf, ayat 205).
لا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ
(Wa laa taqrabush shalaata wa antum sukaaraa hattaa ta'lamuu maa taquuluun).
Artinya : "Janganlah kamu hampiri shalat ketika kamu sedang mabuk, sampai kamu mengetahui apa yang kamu katakan".(S. An-Nisaa', ayat 43).

Ada yang mengatakan : mabuk dari banyak angan-angan. Dan ada yang mengatakan : mabuk dari cinta kepada dunia.

Berkata Wahb :
"Yang dimaksudkan dengan mabuk itu secara dhahirnya saja. Yaitu memperingati kepada mabuk dunia, karena diterangkan oleh Allah sebabnya, dengan firmanNya : "Sampai kamu mengetahui apa yang kamu katakan
Berapa banyak orang yang bershalat yang tidak minum khamar, padahal dia tiada mengetahui apa yang dibacanya dalam shalat.

Bersabda Nabi saw. :
 "Barangsiapa mengerjakan shalat dua raka'at, di mana ia tidak berbicara dengan dirinya dalam dua raka'at itu mengenai sesuatu urusan duniawi, niscaya diampunkan baginya apa yang telah lalu daripada dosanya". (1)

Bersabda Nabi saw. :
"Sesungguhnya shalat itu menetapkan hati, menundukkan diri, merendahkan hati, merapati bathin, menyesah diri. Dan engkau meletakkan dua tangan engkau seraya membaca : "Ya Allah ya TuhankuI Ya Allah, ya Tuhanku!". Barangsiapa tiada berbuat demikian, maka shalat itu penuh kekurangan-kekurangan".(2)

Diriwayatkan bahwa Allah Ta'ala berfirman dalam kitab-kitab yang dahulu ;
"Tidaklah tiap-tiap orang yang mengerjakan shalat itu, Aku terima shalatnya. Hanya Aku terima shalat orang yang merendahkan diri karena kebesaranKu, tiada menyombong dengan hamba-hambaKu dan memberi makanan kepada orang miskin yang lapar karena Aku

Bersabda Nabi saw. :
"Sesungguhnya diwajibkan shalat, disuruh mengerjakan hajji dan thawaf dan disuruh syi'arkan segala ibadah hajji itu, adalah karena menegakkan dzikir (mengingati) A llah Ta'ala". (3)

Apabila tidak ada dalam hatimu untuk yang tersebut tadi, yang mana itulah yang dimaksud dan yang dicari, karena kebesaran dan tidak kehebatan, maka apakah harganya dzikirmu itu?".


(1)Dirawikan Ibnu Abi Syatbah dari Shillah bin Usyaim hadits mursal.
(2)Dirawikan At-Tirmidzi dan lain-lain dari Ai-Fadl bin Abbas, dengan isnad yang tidak diyakini.
(3)Dirawikan At-Tirmidzi dari A'isyah, hadits hasan (baik) dan shahih.


Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم kepada orang yang diberinya wasiat:
"Apabila engkau mengerjakan shalat, maka bershalatlah sebagai shalat orang yang mengucapkan selamat tinggal". Artinya : mengucapkan selamat tinggal kepada dirinya, kepada hawa-nafsunya dan kepada umurnya, berjalan kepada Tuhannya, sebagaimana berfirman Allah 'Azza wa Jalla :
يَا أَيُّهَا الإنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلاقِيهِ
(Yaa-ayyuhal insaanu innaka kaadihun ilaa rabbika kad-han famu-laaqiih).
Artinya : "Hai manusia! Sesungguhnya engkau mesti bekerja keras dengan sesungguhnya (menuju) kepada Tuhan, kemudian itu kamu akan menemuiNya". (S. Al-Insyiqaq, ayat 6).

Berfirman Allah Ta'ala :
 "Bertaqwalah kepada Allah! Allah mengajar kamu (S.Al-Baqarah282).

Berfirman Allah Ta'ala :
 "Dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu akan menemui Dia".
(S. Al-Baqarah, ayat 223).
من لم تنهه صلاته عن الفحشاء والمنكر لم يزدد من الله إلا بعدا حديث من لم تنهه
Man lam tanhahu shalaatuhu "anil faljsyaa-i wal munkari lam yaz-dad minallaahi illaa bu'-daa.
Artinya : "Barangsiapa tidak dicegah oleh shalatnya daripada perbuatan keji dan munkar, maka dia tidak bertambah dekat kepada Allah melainkan bertambah jauh". (1)

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
Shalat itu adalah munajah dengan Allah. Maka bagaimanakah ada munajah itu serta kelalaian?

 Berkata Bakr bin Abdullah :
"Hai anak Adam! Apabila engkau bermaksud masuk kepada Tuhanmu tanpa izin dan berbicara dengan Dia tanpa juru bahasa, maka masuklah!".

Lalu orang bertanya :
 "Bagaimanakah yang demikian itu?".

Maka menjawab Bakr bin Abdullah :
"Engkau lengkapkan wudlumu dan engkau masuk ke mihrabmu. Apabila engkau telah masuk kepada Tuhanmu dengan tanpa izin itu, maka berbicaralah dengan Dia tanpa ada juru bahasa!".

(1) Dirawikan Ali bin Ma'bad dari Al-Hasan, hadits mursal, dengan isnad shahih.


Dari 'Aisyah ra. yang mengatakan :

"Adalah Rasulullah saw. berca-kap-cakap dengan kami dan kamipun bercakap-eakap dengan beliau. Maka apabila datang waktu shalat, lalu seolah-olah beliau tidak mengenai kami dan kamipun tidak mengenai beliau", karena seluruh jiwa raga tertuju kepada kebesaran Allah. (1)

Bersabda Nabi saw. :
 "Allah tidak memandang kepada shalat, di mana orang itu di dalam shalatnya tidak menghadhrkan hatinya serta badannya'

Adalah Nabi Ibrahim as. apabila berdiri kepada shalat, lalu terdengar detak jantungnya pada jarak dua mil, Dan adalah Sa'id At-Tunukhi apabila mengerjakan shalat, maka tiada putus-putusnya air mata dari dua pipinya ke atas janggutnya.

Rasulullah saw. melihat seorang laki-laki bermain-main dengan janggutnya dalam shalat, maka beliau bersabda :
"Jikalau khusyu lah hati orang ini, niscaya khusyu'lah anggota-anggota badannya ". (2)



Diriwayatkan bahwa Al-Hasan memandang kepada seorang laki-laki yang bermain-main dengan batu dan berdo'a : "Ya Allah, ya Tuhanku! Kawinkanlah aku dengan bidadari!".

Maka berkata Al-Hasan :
"Buruk benarlah pelamar yang semacam ini! Engkau melamarkan bidadari, sedang engkau bermain-main dengan batu".

Ditanyakan kepada Khalf bin Ayyub :
"Tidakkah diganggu engkau oleh lalat dalam shalat engkau, sehingga perlu engkau usir lalat itu?"

Menjawab Khalf bin Ayyub :
"Tidak aku biasakan bagi diriku sesuatu yang merusakkan shalatku".

Maka ditanyakan lagi :
 "Bagaimanakah engkau bisa tahan yang demikian itu?".

Menjawab Khalf bin Ayyub :
 "Orang menceriterakan kepadaku bahwa penjahat-penjahat tahan dari pukulan cemeti-cemeti sultan, supaya dikatakan : "Bahwa si Anu itu tahan menderita". Lalu mereka itu merasa bangga dengan demikian. Adapun aku berdiri dihadapan Tuhanku, maka patutkah aku bergerak karena seekor lalat?".
Diriwayatkan dari Muslim bin Yassar, bahwa apabila ia bermaksud mengerjakan shalat, maka ia berkata kepada keluarganya : "Ber-cakap-cakaplah kamu sesama kamu, sedang aku tidak mendengar percakapanmu itu!".
Diriwayatkan dari Muslim bin Yassar tadi, bahwa pada suatu hari ia mengerjakan shalat di masjid jami' Basrah. Maka robohlah suatu sudut dari masjid itu. Lalu berkumpullah manusia ke sana. Sedang Muslim tadi tiada mengetahuinya sama sekali, sehingga selesailah ia daripada shalatnya itu.

1.Diriwayatkan Dari Al Azdi dari Suwaid Bin Ghaflah Hadis Mursal
2.Dirawikan Dari AtTirmidzi dari Abu Hurairah. Dengan sanad dlai'if

Adalah Ali bin Abi Thalib ra. apabila datang waktu shalat, maka gementarlah badannya dan berobahlah warna mukanya.
Lalu ia ditanyakan orang :
 "Apakah yang menimpakan kepada engkau wahai Amirul mu'minin?".

Ali menjawab :
"Telah datang -waktu amanah- yang didatangkan oleh Allah kepada langit, bumi dan bukit, maka semuanya ini enggan menerimanya dan merasa berat daripadanya. Dan aku menerimanya".
Diriwayatkan dari Ali bin Al-Husain, bahwa apabila ia mengambil wudlu maka pucatlah warna mukanya.

Lalu bertanyalah keluarga-nya : Apakah yang menimpakan kamu ketika berwudlu?".

Maka menjawab Ali bin Al-Husain :
"Tahukah kamu dihadapan Siapa aku mau berdiri?".
Diriwayatkan daripada Ibnu Abbas ra. bahwa ia berkata : "Berdo'a-lah Nabi Dawud as. dalam munajahnya : "Wahai Tuhanku! Siapakah yang mendiami rumah Engkau dan dari siapakah yang Engkau terima shalatnya?".


Maka diturunkan Allah wahyu kepada Dawud as. : "WahaiDawud.' Sesungguhnya yang mendiami rumah Ku dan yang Aku terima shalat daripadanya, ialah orang yang merendahkan diri karena keagunganKu, menghabiskan siangnya dengan mengingati Aku, mencegah dirinya dari hawa nafsu karena Aku, diberinya makanan kepada orang yang lapar, diberinya tempat kepada orang yang merantau dan dikasihaninya orang yang mendapat mushibah. Itulah orang yang ber cahaya nurnya pada segala langit Iaksana matahari. Kalau ia berclo'a kepadaKu niscaya Aku terima dan kalau ia meminta kepadaKu niscaya Aku berikan. Aku jadikan baginya di dalam kebodohannya, akan kasih sayang, di dalam kelalaiannya akan peringatan dan di dalam kegelapannya akan nur yang terang ben-derang. Dia dalam kalangan manusia, adalah Iaksana sorga firdaus pada lapisan sorga yang paling tinggi, tiada kering sungainya dan tiada berobah buah-buahannya'


Diriwayatkan dari Hatim Al-Ashamm ra. bahwa ditanyakan orang mengenai shalatnya, maka ia menjawab :
 "Apabila datang waktu shalat, maka aku lengkapkan wudlu dan aku datangi tempat, di mana di situ aku bermaksud mengerjakan shalat. Maka aku duduk pada tempat itu, sehingga berkumpullah segala anggota badan ku. Kemudian aku berdiri kepada shalatku, aku jadikan Ka'bah dianta -ra dua keningku, titian Ash-Shiraathal Mustaqim di bawah tapak-ku, sorga di kananku, neraka di kiriku, malikul-maut di belakangku, aku menyangka shalat ini penghabisan shalatku, kemudian aku berdiri diantara harap dan cemas. Aku bertakbir dengan penuh keyakinan, aku membaca bacaan dengan bacaan yang baik, aku ruku' dengan merendahkan diri, aku sujud dengan khusu' hati, aku duduk atas punggung kiri dan aku bentangkan belakang tapak kiri, aku tegakkan tapak-kanan atas ibu jari kaki dan aku ikutkan keikhlasan hati. Kemudian aku tiada mengetahui, apakah shalatku itu diterima atau tidak".

Berkata Ibnu Abbas ra. :
 "Dua raka'at shalat dengan sempurna tafakkur, adalah lebih baik daripada mengerjakan shalat semalam suntuk, sedang hati itu lupa",

Dari ‘Ihya Ulumiddin Imam Al-Ghazali Halaman 481-501


  Wallahu'alam



Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 


 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Syarat Wudhu Hal Yang Membatalkan Wudhu

 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 



“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”

Syuruuthul wudhui asyarotun 

syarat wudhu itu ada 10

1. Al islamu,

2. Watamyiizu,

3. Wannaqoou anil haidi wannifasi,

4. Wa'an maa yamna'u wushuulal maa'i ilal basyaroti,

5. Wa an laa yakuuna alal udhwi maa yughoyyirul maa'a,

6. Wal ilmu bifardhiyyatihi,

7. Wa an laa ya'taqida fardhon min furuudhihi sunnatan,

8. Wal maau aththohuruu,

9. Wa dukhuulul waqti,

10. Wal muwaalatu lidaaimil hadatsi, 


 
Artinya Yaitu:

Syarat wudhu,

1. Islam,

2. Tamyiz yaitu berakal sehat dan sudah dapat membedakan yg haq dan bathil,

3. Suci dari haidh dan nifas,

4. Jangan ada sesuatu yg mencegah sampainya air pada kulit,
maksudnya jangan ada sesuatu barang yg menghalangi air membasahi kulit seperti sisik ikan dll

5. Bahwa tidak ada atas anggota oleh sesuatu yg mengubah akan air

6. Mengetahui fardhu wudhu,

7. Jangan mengitiqodkan akan fardhu dari pada fardhu2nya sebagai sunah,

8. Air suci menyucikan,

9. Masuk waktu,

10. Berturut turut bagi orang yg senantiasa berhadast <maksudnya mengulangi wudhunya kembali ketika ia batal wudhunya>



Fardhunya Wudhu:

furudh alwudhuui sittatun 
fardhu wudhu ada 6

1. Al awwalu anniyatu
yg pertama niat

2. Ats tsani ghoslu al wajhi
yg kedua membasuh wajah

3. Ats tsaalitsu ghoslu al yadaini ma'a almirfaqoini
yg ketiga membasuh tangan sampai sikut

4. Ar roobi'u mashu syaiin min ar ro'si
yg ke empat membasuh sebagian kepala

5. Al khoomisu ghoslu ar rijlaini ilaa al ka'baini
yg kelima membasuh kedua kaki sampai mata kaki

6.As saadisu at tartibu
yg ke enam tertib



Nawaaqidul wudhuui arba'atu assyaa'a
Segala yg membatalkan wudhu yaitu 4 perkara


a.Al awwalu alkhooriju min ihdassabilaini minal qubuli wadduri riihun aw ghoyruhu ilal maniyya,

b.Ats tsani zawaalul aqli binaumin aw ghoyrihi illaa nauma qoo'idin mumakkanin maq'adahu minal ardhi

c.Ats tsaalitsu iltiqoou basyaroti rojulin wamroatin kabiiroini ajnabiyyaini min ghoyri haailin,

d.Ar robi'u massu qubulil aadamiyyi aw halqoti duburihi bibathnil kaffi aw buthuunil ashoobi'i,






Sgala yg membatalkan wudhu yaitu 4 perkara,


1. Keluar dari pada salah satu dari 2 jalan, dari qubul dan dubur kecuali air mani,

2. Hilang akal dgn sebab tidur atau selainya kecuali tidurnya orang yg duduk menetapkan punggungnya daripada bumi
maksudnya tidurnya tidak bersandar

3. Bertemunya 2 kulit, laki2 dan perempuan besar keduanya orang lain keduanya tanpa dinding,

4. Menyentuh kubul manusia atau bulatan duburnya dgn telapak tangan atau perut jari2,


Man intaqodho wudhuu uhu haruma alaihi arba'atu asyaa'a 
orang yg batal wudhunya haram atasnya 4 perkara

1. Ash sholaatu
  sholat


2. Waththowaafu
  dan thowaf


3. Wamassul mushhafi
  dan menyentuh alqur'an

4. Wahamluhu
    dan membawanya/membawa alqur'an


Wallahu'alam

Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 


 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Bacaan Sholat Tak bisa Di Tukar Bahasa Apapun

  Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 



“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”


 Bacaan Sholat Tak bisa Di Tukar Bahasa Apapun


Pertanyaan: bagaimana hukumnya apa bila lafal arab dalam bacaaan shalat diganti dengan bahasa Indonesia?
Jawaban:


Hukum mengganti bacaan shalat dengan bahasa Indonesia adalah tidak boleh. Karena, shalat itu adalah ibadah tauqifiyah (sudah tetap ketentuannya), tidak ada celah bagi manusia untuk intervensi dalam ketentuan yang telah Allah tetapkan ini. Dan shalat dengan menggunakan Bahasa Arab memiliki banyak hikmah, yang antara lain adalah di manapun, kapanpun dan siapapun seorang menegakkan shalat maka tata caranya (bacaan) akan selalu sama, yakni dengan Bahasa Arab.


Jika saja setiap orang yang mendirikan shalat itu memakai bahasa daerah masing-masing, maka tidak akan nampak persatuan dan kesatuan umat Islam dalam menjalankan ibadah tersebut (semisal orang Indonesia akan shalat dengan Bahasa Indonesia, orang Inggris pakai Bahasa Inggris, dst). Tentu perbedaan seperti ini bukan yang diinginkan oleh syari’at Islam.


Diantara dalil tidak bolehnya memakai bahasa sendiri dalam shalat adalah hadits dari ‘Aisyah Radhiyallahu’anha bahwasanya Rasulullah bersabda :


“Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu yang baru dalam urusan agama kami (Islam) yang bukan darinya, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Bukhari)



Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa :

“Barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada padanya perintah kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim)

Dan syari’at dikatakan mengikat karena memang syari’at itu diturunkan oleh Allah Ta’ala untuk menguji manusia, agar diketahui siapa diantara mereka yang baik amalannya, atau buruk amalannya. Diantara dalilnya adalah Allah berfirman dalam Al- Qur’anul Kariim :

٢. الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ


2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,.



 Wallahu'alam



Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 
 

 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Penuntut Ilmu



  Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 



“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”

Penuntut Ilmu, Bertakwalah..

 “…Sesungguhnya ketakwaan adalah asas kebaikan seorang penuntut ilmu dan tanda bahwa dia bisa mengambil faidah dari ilmu yang dipelajarinya.

Karena termasuk sebab terbesar untuk merealisasikan pencarian ilmu syar’i yang shahih yang diambil dari al-Kitab dan as-Sunnah adalah takwa kepada Allah.

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ

“Bertakwalah kamu kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan ilmu kepadamu.” (al-Baqarah: 282)

Sebagian orang yang menisbatkan diri kepada ilmu dan kita merasa khawatir termasuk ke dalamnya  menyia-nyiakan waktu dalam hal yang tidak berfaidah, seperti qiila wa qoola (isu, desas-desus) dan perkataan kosong yang bisa menjauhkan dari Allah dan mengeraskan hati.

Engkau bisa mendapati banyak manusia yang hal ini menjadi kesibukan utamanya. Dan dia tidak melakukan shalat satu atau tiga rakaat di akhir malam, karena ada yang memalingkannya dari ketaatan kepada Allah.

Dia tidak menyadari bahwa dia ada di perantauan, berada di penyeberangan, hanya di tempat berlalu saja. Maka shalatlah seperti shalatnya orang yang akan berpisah (dengan dunia).

Jadilah di dunia ini bagaikan orang asing atau orang yang berjalan. Jika kamu di waktu sore, jangan tunggu sampai esok. Jika kamu di waktu pagi, jangan tunggu sampai sore. Sibukkanlah waktumu dengan ketakwaan kepada Allah, penuhi waktumu dengan ketakwaan kepada Allah, seperti shalat, puasa, ilmu, dan membaca al-Quran.
Sibukkanlah dirimu dengan cela yang ada padamu jangan menyibukkan diri dengan cela orang lain.


Kita melihat sebagian penuntut ilmu yang lemah ketakwaannya, keinginannya hanyalah membicarakan manusia.


Mereka memposisikan diri mereka  dengan kedangkalan ilmu mereka  sebagai imam jarh wa ta’dil. Mereka memenuhi sampah-sampah internet dari sisi ini. Padahal mereka ini tidaklah menolong Islam, tidak menghancurkan orang-orang kafir, dan tidak memberi manfaat kepada umat.


Salah seorang di antara mereka berbicara kepadamu seolah-olah dirinya adalah Yahya bin Ma’in, atau Ahmad bin Hanbal, padahal dia mungkin tidak bisa berwudhu dengan benar. Inilah yang kita alami belakangan ini.

Dan hal ini sama sekali tidak sesuai dengan (hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)

اتَّقِ الله حيثما كنتَ ، وأتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحسَنَةَ تَمْحُهَا. وخالِقِ الناسَ بخلُق حسن

“Bertakwalah kepada Allah bagaimanapun keadaanmu. Iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya akan menghapusnya. Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang indah.”


Berikanlah busur itu kepada ahlinya. Tawadhu’ lah karena Allah, karena barangsiapa tawadhu karena Allah, niscaya Allah akan mengangkatnya. Serahkan urusan-urusan besar kepada para ulama Rabbaniyin yang spesialis dan terdepan, yang memiliki peran besar dalam melayani Sunnah, akidah dan dalam melayani Islam.


Hendaknya kaum muslimin secara umum dan para penuntut ilmu secara khusus, menjadikan takwa kepada Allah sebagai dengungan mereka siang dan malam, secara rahasia maupun terang-terangan. Hal ini jika mereka ingin sampai kepada keselamatan dan keridhaan Allah, jika mereka menginginkan ilmu syar’i yang shahih, yang diambil dari Al Quran dan as-Sunnah.


“Bertakwalah kamu bagaimanapun keadaanmu…”
Jika kamu ingin berbicara, maka ingatlah hadits ini.
Jika kamu ingin membentangkan tanganmu kepada sesuatu, ingatlah hadits ini.
Jika kamu ingin melangkahkan kakimu menuju sesuatu tempat, ingatlah hadits ini.
Jika kamu ingin menjarh (mencela) atau menta’dil (memuji) maka ingatlah hadits ini.
Jika kamu ingin menjadi penuntut ilmu yang sebenarnya dan jika kamu tidak menginginkannya berarti kamu bukan penuntut ilmu yang sebenarnya, maka ingatlah hadits ini.


Jadikan hadits ini sebagai pemandumu dalam semua tindak-tandukmu,
“Bertakwalah kamu bagaimanapun keadaanmu…”

Hendaknya titik-tolakmu dalam melakukan atau meninggalkan sesuatu adalah hadits ini.

اتَّقِ الله حيثما كنتَ ، وأتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحسَنَةَ تَمْحُهَا. وخالِقِ الناسَ بخلُق حسن

“Bertakwalah kepada Allah bagaimanapun keadaanmu. Iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya akan menghapusnya. Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang indah.”



Untuk menggerakkan lisanmu, (maka) bertakwalah kepada Allah bagaimanaipun keadaanmu…
Untuk mengerakkan pendengaran, penglihatan dan anggota badanmu, (maka) bertakwalah kepada Allah bagaimanaipun keadaanmu…

Artikel ini sangat penting bagi para penuntut ilmu secara khusus.

Maka ambillah faidah dari tulisan-tulisan para ulama dan masyayikh, dan tinggalkanlah gang-gang yang sempit…”


 Wallahu'alam



Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 
 

 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly   1 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu. Bismillahirrahmanirrahim Allahummashalli 'al...