Cari Blog Ini

Senin, 23 Juni 2014

Bencana

Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 


“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”

Bencana

Manusia seringkali menyalahkan fenomena alam setiap kali ada bencana terjadi. Bahkan mereka yang mengaku ahli pun seringkali mengesampingkan ulah tangan manusia yang sesungguhnya merupakan faktor utama kerusakan alam. Curah hujan menjadi kambing hitam dari banjir yang melanda berbagai daerah di negeri ini. Padahal, hujan adalah anugerah dari Allah SWT kepada semua hamba-Nya dan makhlukNya di dunia ini. Apalah artinya bumi ini jika tidak ada siklus hujan yang menyuburkan tanam-tanaman di atasnya. Tentu dia hanya akan menjadi planet yang mati dan tak akan mampu menunjang kehidupan di atasnya.

Kita masih beruntung masih ada orang-orang yang bersedia mengolah sampah, baik organik atau anorganik menjadi barang-barang bermanfaat. Ada juga yang bersedia menyingsingkan lengan baju untuk memunguti sampah dari sungai, pantai dan tempat-tempat lainnya. Cukup banyak pula yang suka mengolah sampah organik menjadi pupuk untuk menyuburkan tanaman. Namun, jumlah mereka sangat sedikit dibandingkan jumlah sampah yang menggunung, yang dihasilkan masyarakat setiap hari. Sebagian besar manusia lebih suka merusak lingkungan dengan tindakan-tindakan mereka seperti membuang sampah di sungai, membangun gedung tanpa memperhatikan dampak lingkungan dan sebagainya. Pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan dan hanya mementingkan kepentingan ekonomi semata hanya akan membawa bencana pada banyak orang. Lumpur panas yang menggenangi desa-desa di daerah Sidoarjo dan sekitarnya adalah salah satu contohnya.

Bencana memang bisa terjadi karena fenomena alam. Bencana seperti itu tidak bisa kita cegah walaupun masih bisa kita minimalisir kerusakannya. Bahkan, terkadang bencana-bencana tersebut menjadi ladang amal yang luar biasa bagi para relawan yang menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu sesama, terutama yang tertimpa bencana tersebut.

Bencana alam juga seringkali merupakan awal kehidupan baru bagi mereka yang selamat dari kejadian tersebut. Namun, ada juga bencana yang disebabkan kelalaian dan keserakahan manusia manusia. Bencana seperti ini seringkali lebih sulit diatasi dan lebih berat untuk diperbaiki kerusakannya. Semburan lumpur panas yang menelan desa-desa di daerah Sidoarjo dan sekitarnya adalah diantara bencana-bencana tersebut. Banjir bandang yang seringkali melanda Ibukota Jakarta dan daerah lainnya juga merupakan contoh-contoh bencana akibat ego dan kelalaian manusia.

Kepentingan ekonomi dan pelestarian lingkungan seringkali berbenturan satu sama lain. Kaum kapitalis yang hanya peduli pada pengerukan keuntungan sebesar-besarnya bukan sekali dua kali berhadapan dengan para aktifis dan LSM pemerhati lingkungan. Keuntungan material jangka pendek memang terkadang membutakan mata manusia hingga lupa menjaga kelestarian lingkungan tempat tinggalnya. Sehingga, isu lingkungan tidak dianggap sebagai isu yang seksi untuk diperbincangkan dan dijadikan sebagai pusat perhatian.

"Dunia ini cukup untuk kebutuhan semua manusia" kata Mahatma Gandhi "namun tidak cukup untuk keserakahan satu orang". Pepatah Indian Amerika mengatakan "Hanya ketika pohon terakhir sudah mati, sungai terakhir telah diracuni dan ikan terakhir telah ditangkap, saat itulah kita menyadari bahwa kita tidak bisa memakan uang". Jika alam ini sudah hancur berantakan dan sudah berada di luar kemampuannya memulihkan diri, saat itulah kita menyadari bahwa uang dan harta benda tidak bisa dimakan. Namun, jika hal itu sampai terjadi, maka semuanya sudah terlambat. Tinggal penyesalan tak berguna yang akan menyiksa batin manusia setiap kali teringat akan kesalahannya. Maka, menjaga amanah lingkungan ini adalah tanggung jawab kita bersama.

Mau tidak mau kita harus saling mengingatkan agar kita tidak lupa menjaga lingkungan kita. "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu):

"Berimanlah kamu kepada Tuhanmu"; maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti" [QS. Ali Imran: 193].

Wallahu'alam
Wa-Baarakallaahu Fiikum jamii'an
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu

 


 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly   1 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu. Bismillahirrahmanirrahim Allahummashalli 'al...