Cari Blog Ini

Senin, 23 Juni 2014

Islam adalah Kelembutan, Kedamaian dan Ketegasan


Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 



“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”
 
 



Sesungguhnya Allah itu lembut dan cinta kepada kelemahlembutan. Dia akan memberi sesuatu karena kelembutan yang tidak akan diberikan karena kekerasan, dan tidak diberikan karena sifat-sifat yang lainnya. [HR. Muslim juz 4, hal. 2003]

اَلاَ اُخْبِرُكُمْ بِاَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصّيَامِ وَ الصَّلاَةِ وَ الصَّدَقَةِ؟ قَالُوْا:بَلَى. قَالَ: اِصْلاَحُ ذَاتِ اْلبَيْنِ، فَاِنَّ فَسَادَ ذَاتِ اْلبَيْنِ هِيَ اْلحَالِقَةُ

“Maukah aku beritahukan kepadamu perkara yang lebih utama daripada puasa, shalat dan shedeqah ?”. Jawab shahabat, “Tentu ya Rasulullah”. Rasulullah SAW bersabda, “Yaitu mendamaikan perselisihan diantara kamu, karena rusaknya perdamaian diantara kamu adalah pencukur (perusak) agama”. [HR. Abu Dawud dan Tirmidzi]

Dari dua hadits tersebut dapat kita membayangkan begitu indahnya Islam mengajarkan kelembutan, tidak beringas, dan cinta kedamaian, hingga Rasulullah SAW mengatakan bahwa mendamaikan orang yang berselisih lebih utama daripada puasa, shalat dan shadaqah.

Perselisihan apalagi sampai pertengkaran pada hakikatnya telah mencukur agamanya. Maksudnya orang yang suka perselisihan dan pertengkaran itu sudah tidak menggunakan aturan agamanya.

Di samping mengajarkan kelembutan dan kedamaian, Islam juga mengajarkan ketegasan dalam berpendirian, dan tidak bisa kompromi dengan segala bentuk kejahatan. Dalam hal ini Rasulullah SAW berpesan,

لاَ تَكُوْنُوْا اِمَّعَةً تَقُوْلُوْنَ اِنْ اَحْسَنَ النَّاسُ اَحْسَنَّا، وَ اِنْ ظَلَمُوْا ظَلَمْنَا، وَ لكِنْ وَطّنُوْا اَنْفُسَكُمْ، اِنْ اَحْسَنَ النَّاسُ اَنْ تُحْسِنُوْا وَ اِنْ اَسَاءُوْا فَلاَ تَظْلِمُوْا.

“Janganlah kamu sekalian menjadi orang yang ikut-ikutan saja. Kalian mengatakan, “Jika orang-orang berbuat kebaikan (jujur, amanat dan sebagainya) kamipun berbuat kebaikan pula, dan jika orang-orang berbuat dhalim (curang, khiyanat dan sebagainya) kamipun berbuat demikian”. Akan tetapi teguhkanlah pendirian kalian. Jika orang-orang berbuat kebaikan maka kalian berbuat kebaikan pula, dan jika orang-orang berbuat kejahatan janganlah kalian ikut berbuat demikian. [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 246]

Orang yang tidak punya pendirian tersebut dalam bahasa kita disebut “ajur-ajer”, dapat menyesuaikan dengan keadaan lingkungan di mana dia tinggal. Orang-orang yang semacam inilah sementara orang mengatakan “pandai bergaul”, luwes, bahkan dikatakan orang yang bijak, bisa diterima di lingkungan yang bagaimanapun. Sedangkan dalam pandangan Islam orang semacam ini disebut munafiq, sebagaimana dinyatakan,

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ

“Apabila bertemu (berkumpul) dengan orang-orang yang beriman menyatakan keimanannya dan melakukan perbuatan yang menunjukkan sebagai bukti keimanannya, tetapi bila bertemu (berkumpul) dengan syaithan-syaithan mereka (teman jahat) mereka mengatakan, “Saya sependirian dengan kalian”. [QS. Al-Baqarah : 14]

Memang dalam kehidupan ini kadang kala harus menentukan salah satu dari dua pilihan. Apabila mau diajak berbuat bohong, curang, menyimpang dari ajaran agamanya, akan dicintai dan dijadikan shahabat yang setia. Akan tetapi bila berpegang teguh pada ajaran agamanya, tetap berlaku lurus, jujur, malah dikucilkan, dibenci, dikatakan semuci, dan sebagainya. Tetapi orang semacam ini dicintai oleh Allah.

وَإِنْ كَادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ وَإِذًا لاتَّخَذُوكَ خَلِيلا (٧٣)وَلَوْلا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلا (٧٤)إِذًا لأذَقْنَاكَ ضِعْفَ الْحَيَاةِ وَضِعْفَ الْمَمَاتِ ثُمَّ لا تَجِدُ لَكَ عَلَيْنَا نَصِيرًا

“Dan Sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami; dan kalau sudah begitu tentu|ah mereka mengambil kamu Jadi sahabat yang setia.dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu Hampir-hampir condong sedikit kepada mereka,kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami”.[QS. Al-Israa' : 73-75]

Menghadapi yang demikian bagi orang yang teguh imannya akan tetap teguh pendiriannya, memilih tetap lurus jujur agar dicintai Allah, walaupun dibenci oleh manusia. Semoga kita semua termasuk memilih yang dicintai Allah dengan segala resikonya.
 
Wallahu'alam
Wa-Baarakallaahu Fiikum jamii'an
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu
 


 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly   1 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu. Bismillahirrahmanirrahim Allahummashalli 'al...