Cari Blog Ini

Rabu, 18 Juni 2014

Cara Tidur Rasulallah Shalallahu 'alaihi Wasallam

 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 





“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”


Cara Tidur Rasulallah Shalallahu 'alaihi Wasallam 

Tata cara Tidur Sehat Cara Nabi shallahu'alaihi wasallam,sehingga daya Tahan Tubuhpun menjadi kuat - sehat, berkah, serta dijaga dari tipu daya bisikan setan qorin dan dari bala-bahaya


Pertama : yang biasa Beliau shallallahu 'alaihi wasallam lakukan adalah: Meniup kedua telapak tangan sambil membaca :

#1. Qur'an Surat Al Ikhlas,

ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ
"Qul huwallohu ahad."

" Say, "He is Allah , [who is] One,"

Katakanlah:
"Dialah Allah, Yang Maha Esa."[Surat 112. Al-ikhlas:1]

ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﺼَّﻤَﺪُ
"Allohush-shomad."

" Allah , the Eternal Refuge."

"Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu."[Surat 112. Al-ikhlas:2]

ﻟَﻢْ ﻳَﻠِﺪْ ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻮﻟَﺪْ
"Lam yalid walam yuulad."

" He neither begets nor is born,"

"Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan," [Surat 112. Al-ikhlas:3]

ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻟَﻪُ ﻛُﻔُﻮًﺍ ﺃَﺣَﺪٌ
"Walam yakul-lahuu kufuwan ahad."

" Nor is there to Him any equivalent."

"dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". [Surat 112. Al-ikhlas:4]

#2. Lalu Baca Surat 113. Al- Falaq,

ﻗُﻞْ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟْﻔَﻠَﻖِ
"Qul a'uudzu bi-robbil falaq-i,"

Say, "I seek refuge in the Lord of daybreak,"

" Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh," [Surat 113. Al- Falaq: 1]

ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻖَ
"Min Syarri maa kholaq-o,"

"From the evil of that which He created,"

"Dari kejahatan makhluk-Nya," [Surat 113. Al- Falaq: 2]

ﻭَﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻏَﺎﺳِﻖٍ ﺇِﺫَﺍ ﻭَﻗَﺐَ
"Wa-min syarri ghoosiqin idzaa waqob-a,"

"And from the evil of darkness when it settles,"

" dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita," [Surat 113. Al- Falaq: 3]

ﻭَﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺍﻟﻨَّﻔَّﺎﺛَﺎﺕِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻌُﻘَﺪِ
"Wa-min syarrin-naffaa tsaati fiil'uqod-i,"

And from the evil of the blowers in knots,"

" dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul," [Surat 113. Al- Falaq: 4]

ﻭَﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺣَﺎﺳِﺪٍ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﺴَﺪَ
"Wa-min syarri haasidin idzaa hasad-a."

"And from the evil of an envier when he envies."

" dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki". [Surat 113. Al- Falaq: 5]




Lalu Baca Surah 114 An-Naas
ﻗُﻞْ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ
"Qul a'uudzu birobbin-naas-i."

" Say, "I seek refuge in the Lord of mankind,"

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia."[ Surat 114. An-Naas: 1]

ﻣَﻠِﻚِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ
"Malikin-naas-i."

" The Sovereign of mankind."

"Raja manusia." [ Surat 114. An-Naas: 2]

ﺇِﻟَٰﻪِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ
" ilaahin-naas-i."

" The God of mankind,"

"Sembahan manusia." [ Surat 114. An-Naas: 3]

ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺍﻟْﻮَﺳْﻮَﺍﺱِ ﺍﻟْﺨَﻨَّﺎﺱِ
"Min syarril was-waasil-khonnaas-i,"

"From the evil of the retreating whisperer,"

Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi," [ Surat 114. An-Naas: 4]

ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳُﻮَﺳْﻮِﺱُ ﻓِﻲ ﺻُﺪُﻭﺭِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ
"Alladzii-yu waswisu fii shuduurin-naas-i,"

" Who whispers [evil] into the breasts of mankind,"

" yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia," [ Surat 114. An-Naas: 5]

ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻨَّﺔِ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺱِ
"Minal jinnati wannaas-i."

"From among the jinn and mankind."

" dari (golongan) jin dan manusia." [ Surat 114. An-Naas: 6]

#Masing Masing surat dibaca sekali. Setelah itu mengusap kedua tangannya tersebut ke wajah dan bagian tubuh yang dapat dijangkau dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki dari bagian depan dan belakang. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali.

Inilah yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dikatakan oleh istrinya
‘Aisyah.

Dari 'Ummul mukminin ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha berkata,

ﻛَﺎﻥَ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻭَﻯ ﺇِﻟَﻰ ﻓِﺮَﺍﺷِﻪِ ﻛُﻞَّ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﺟَﻤَﻊَ ﻛَﻔَّﻴْﻪِ ﺛُﻢَّ ﻧَﻔَﺚَ ﻓِﻴﻬِﻤَﺎﻓَﻘَﺮَﺃَ ﻓِﻴﻬِﻤَﺎ ( ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ) ﻭَ ( ﻗُﻞْ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﺮَﺏِّﺍﻟْﻔَﻠَﻖِ ) ﻭَ (ﻗُﻞْ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ) ﺛُﻢَّ ﻳَﻤْﺴَﺢُ ﺑِﻬِﻤَﺎ مَﺍﺳْﺘَﻄَﺎﻉَ ﻣِﻦْ ﺟَﺴَﺪِﻩِ ﻳَﺒْﺪَﺃُ ﺑِﻬِﻤَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺭَﺃْﺳِﻪِ ﻭَﻭَﺟْﻬِﻪِ ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻗْﺒَﻞَ
ﻣِﻦْ ﺟَﺴَﺪِﻩِ ﻳَﻔْﻌَﻞُ ﺫَﻟِﻚَ ﺛَﻼَﺙَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ
“ Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al-Ikhlash), ’Qul a’uudzu birabbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’uudzu birobbin naas’ (surat An-Naas).

Kemudian beliau Shallallahu'alaihi wasallam mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.”(HR. Bukhari no. 5017).

Membaca Al Qur’an sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini lebih menenangkan hati dan pikiran daripada sekedar mendengarkan alunan musik.

Kemudian : Membaca surat 2. Al-Baqarah : Ayat kursi 255, sebelum tidur.

ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻻَ ﺇِﻟَٰﻪَ ﺇِﻻَّ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﻲُّ ﺍﻟْﻘَﻴُّﻮﻡُ ۚ ﻻَ ﺗَﺄْﺧُﺬُﻩُ ﺳِﻨَﺔٌ ﻭَﻻَ ﻧَﻮْﻡٌ ۚ ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻷَْﺭْﺽِ ۗ ﻣَﻦْ ﺫَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺸْﻔَﻊُ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﺇِﻻَّ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻪِ ۚ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﻳْﺪِﻳﻬِﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠْﻔَﻬُﻢْ ۖ ﻭَﻻَ ﻳُﺤِﻴﻂُﻮﻥَ ﺑِﺸَﻲْءٍ ﻣِﻦْ ﻋِﻠْﻤِﻪِ ﺇِﻻَّ ﺑِﻤَﺎ ﺷَﺎءَ ۚ ﻭَﺳِﻊَ ﻛُﺮْﺳِﻴُّﻪُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻷَْﺭْﺽَ ۖ ﻭَﻻَ ﻳَﺌُﻮﺩُﻩُ ﺣِﻔْﻆُﻬُﻤَﺎ ۚ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﻌَﻠِﻲُّ ﺍﻟْﻌَﻆِﻴﻢُ
" Allohu laa ilaha ilaa huwal hay-yul qoy-yuumu laa ta'khudzuhu sinatuw-walaa naumun lahu maa fiis-samaawaati wamaa fiil ardhi man dzaal-ladzii yasyfa'u 'indahu ilaa biidznihi ya'lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum walaa yuhiithuuna bisyai-in min 'ilmihi ilaa bimaa syaa-a wasi'a kursiy-yuhus-samaawaati wal ardho walaa ya-uuduhu hifzhuhumaa wahuwal 'alii-yul 'azhiim-u,"

"Allah - there is no deity except Him, the Ever-Living, the Sustainer of [all] existence. Neither drowsiness overtakes Him nor sleep. To Him belongs whatever is in the heavens and whatever is on the earth. Who is it that can intercede with Him except by His permission? He knows what is [presently] before them and what will be after them, and they encompass not a thing of His knowledge except for what He wills. His Kursi extends over the heavens and the earth, and their preservation tires Him not. And He is the Most High, the Most Great."

Artinya:
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." [Surat 2. Al-Baqarah: 255]

"Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,

ﻭَﻛَّﻠَﻨِﻰ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺑِﺤِﻔْﻆِ ﺯَﻛَﺎﺓِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ، ﻓَﺄَﺗَﺎﻧِﻰ ﺁﺕٍ ، ﻓَﺠَﻌَﻞَ ﻳَﺤْﺜُﻮ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡِ ، ﻓَﺄَﺧَﺬْﺗُﻪُ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻷَﺭْﻓَﻌَﻨَّﻚَ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – . ﻓَﺬَﻛَﺮَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳﺚَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻭَﻳْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﻓِﺮَﺍﺷِﻚَ
ﻓَﺎﻗْﺮَﺃْ ﺁﻳَﺔَ ﺍﻟْﻜُﺮْﺳِﻰِّ ﻟَﻦْ ﻳَﺰَﺍﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺣَﺎﻓِﻆٌ ، ﻭَﻻَ ﻳَﻘْﺮَﺑُﻚَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﺣَﺘَّﻰ ﺗُﺼْﺒِﺢَ . ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰُّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – « ﺻَﺪَﻗَﻚَ ﻭَﻫْﻮَ ﻛَﺬُﻭﺏٌ ، ﺫَﺍﻙَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ »
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam menugaskan aku menjaga harta zakat Ramadhan kemudian ada orang yang datang mencuri makanan namun aku merebutnya kembali, lalu aku katakan, “ Aku pasti akan mengadukan kamu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam “. Lalu Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan suatu hadits berkenaan masalah ini.

Selanjutnya orang yang datang kepadanya tadi berkata, “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Al Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah Ta’ala dan syetan tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi“.

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “ Benar apa yang dikatakannya padahal dia itu pendusta. Dia itu syetan“. (HR. Bukhari no. 3275)

Lalu : Membaca do’a sebelum tidur,

“ Bismika allahumma amuutu wa ahyaa”.

Dari Hudzaifah, ia berkata,

ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰُّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺃَﻥْ ﻳَﻨَﺎﻡَ ﻗَﺎﻝَ « ﺑِﺎﺳْﻤِﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻣُﻮﺕُ ﻭَﺃَﺣْﻴَﺎ » . ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺍﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﻣِﻦْ ﻣَﻨَﺎﻣِﻪِ ﻗَﺎﻝَ « ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﺃَﺣْﻴَﺎﻧَﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﻣَﺎ ﺃَﻣَﺎﺗَﻨَﺎ ، ﻭَﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺍﻟﻨُّﺸُﻮﺭُ »

“ Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan:

‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu,Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan:

“Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali) .” (HR. Bukhari no. 6324)

Masih ada beberapa dzikir sebelum tidur lainnya yang tidak kami sebutkan dalam tulisan kali ini.... Silakan anda untuk menelaahnya langsung di kitab Hisnul Muslim, Syaikh Sa’id bin Wahf Al Qohthoni.

Sebagai pelengkap,

TIDUR DALAM TATANAN SUNNAH

Tidur Sebagai Satu Diantara Tanda Kekuasaan Allah Azza wa Jalla.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

وَمِنْ ءَايَاتِهِ مَنَامُكُم بِالَّليْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَآؤُكُم مِّن فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya adalah tidurmu diwaktu malam dan siang hari serta usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan". [Ar Rum: 23]

Syaikh Abdur Rahman Bin Nashir As Sa’di berkata ketika menafsirkan ayat di atas, “Tidur merupakan satu bentuk dari rahmat Allah sebagaimana yang Ia firmankan.

وَمِن رَّحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan karena rahmatNya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karuniaNya (pada siang hari) dan supaya kamu bersyukur". [Al Qashahs: 73].

Maka berdasarkan konsekwensi dari kesempurnaan hikmahNya, Ia menjadikan seluruh aktivitas makhluk berhenti pada suatu waktu (yakni pada malam hari) agar mereka beristirahat pada waktu tersebut, dan kemudian mereka berpencar pada waktu yang lain (yakni pada siang hari) untuk berusaha mendapatkan kemashlatan dunia dan akhirat. Hal yang demikian itu tidak akan sempurna berlangsung kecuali dengan adanya pergantian siang dan malam. Dan Dzat Yang Maha Kuasa mengatur semua itu tanpa bantuan siapapun, Dialah yang berhak disembah” [1]

Jadi tidak hanya sebagai rutintas semata, tidur juga merupakan satu wujud dari rahmatNya nan luas dan kemahakuasanNya yang sempurna. Padanya tersimpan hikmah dan kemashlahatan bagi para makhluk. Tidur juga merupakan satu simbol akan kekuasaanNya untuk membangkitkan makhluk setelah Ia mematikan mereka.

Setidaknya tidur memiliki dua manfaat penting , sebagaimana yang dituturkan Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaadul Maad.

Pertama :
Untuk menenangkan dan mengistirahatkan tubuh setelah beraktivitas. Sebagaimana firman Allah.

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا
"Waja'alnaa naumakum subaataa."

"Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat". [An Naba : 9]

Kedua :
Untuk menyempurnakan proses pencernaan makanan yang telah masuk ke dalam tubuh. Karena pada waktu tidur, panas alami badan meresap ke dalam tubuh sehingga membantu mempercepat proses pencernaaan.

TELADAN RASULULLAH DALAM MASALAH TIDUR

Pola tidur seseorang memiliki kontribusi cukup penting bagi aktivitasnya secara keseluruhan.

Kebiasaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang waktu tidur adalah teladan terbaik. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah tidur melampaui batas yang dibutuhkan tubuh, tidak juga menahan diri untuk beristirahat sesuai kebutuhan. Inilah prinsip pertengahan yang Beliau ajarkan. Selaras dengan fitrah manusia. Jauh dari sikap ifrath (berlebih-lebihan) ataupun tafrith (mengurangi atau meremehkan).

Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa tidur pada awal malam dan bangun pada pertengahan malam. Pada sebagian riwayat dijelaskan, Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tidur berbaring di atas rusuk kanan Beliau. Terkadang Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tidur terlentang dengan meletakkan salah satu kakinya di atas yang lain. Sesekali Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam letakkkan telapak tangannya di bawah pipi kanan Beliau. Kemudian Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa. Satu catatan penting juga, Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah tidur dalam kondisi perut penuh berisi makanan.

Diantara doa yang Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam ajarkan untuk dibaca sebelum tidur adalah sebagaimana yang tertuang dalam hadits berikut. عَنِ البَرَّاء بنِ عَازِب، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: (( إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَأْ وُضُوءَكَ للصَلاةِ، ثُمَّ اضْطَّجِعْ على شِقِّكمَنِ، ثُمَّ قُْ: اللهُمَّ إِنِّي اَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَوَجَهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَ فَوَضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَ أَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَ رَهْبَ ةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ وَ لاَ مَنْجَا منك إَلاّ إِلَيْكََ ، أَمَنْتُ بِكِتَابٍكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَ بِنَبِيِّكَ الذي أَرْسَلْتَ وَ اجْعَلْهُنَّ آخِرَ كَلاَمِكَ فَإِنْ مِتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ مِتَّ على الفِطْرَة ))

"Dari al Barra bin Azib, bahwa Rasululah bersabda,”Jika engkau hendak menuju pembaringanmu, maka berwudhulah seperti engkau berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlahlah di rusukmu sebelah kanan lalu ucapkanlah doa:

"Allohumma innii aslamtu nafsii ilaika, wawajahtu wajhii ilaika, wafawadhtu amrii ilaika wa-aljahtu zhohrii ilaika, roghbataw warohbatan ilaika laa maljaa-a walaa manjaa minka illaa ilaika, amantu bikitaabikal-ladzii anzalta wabi nabiyyika ladzii arsalta."

” Ya Allah sesungguhnya aku menyerahkan jiwaku hanya kepadaMu, kuhadapkan wajahku kepadaMu, kuserahkan segala urusanku hanya kepadamu, kusandarkan punggungku kepadaMu semata, dengan harap dan cemas kepadaMu, aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada nabi yang Engkau utus."
.....dan hendaklah engkau jadikan doa tadi sebagai penutup dari pembicaranmu malam itu. Maka jika enkau meninggal pada malam itu niscaya engkau meninggal di atas fitrah” [2]

Berkenaan dengan hadits di atas, Syaikh Salim Al-Hilali berkomentar,” Lafazh-lafazh doa merupakan hal yang bersifat tauqifiyah (tidak bisa ditetapkan kecuali dengan dalil), lafazh tersebut memiliki kekhususan tersendiri dan rahasia-rahasia yang tidak dapat dimasuki oleh qiyas. Maka wajib menjaga lafazh tersebut seperti apa yang datang dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Oleh karena itu ketika Al Barra tersalah mengucapkan,”

وَ برَسُولِكَ الذي أَرْسَلْتَ
Wabi rosuulika ladzii arsalta."

” Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengoreksinya dengan berkata,”Bukan begitu [3],
وَ بِنَبِيِّكَ الذي أَرْسَلْت َ
"Wabi nabiyyika ladzii arsalta."

”Posisi berbaring seperti yang dijelaskan dalam hadits di atas adalah posisi tidur terbaik yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Karena pada posisi miring ke kanan, makanan berada dalam lambung dengan stabil sehingga proses pencernaan berlangsung lebih efektif.

Adapun tentang posisi tidur yang terlarang, hadits berikut akan menjelaskan kepada kita.

عَنْ يَعِيْشَ بن طِخْفَةَ الغِفَاري رَضِي الله عنه قال : قال أَبي بَيْنَمَا أَناَ مُضْطَجِعٌ في المَسْجِد ِعَلى بَطْنِي إِذَا رَجُلٌ يُحَرِّكُنِي بِرِجْلِهِ فَقَال (( إَّنَّ هَذِهَ ضِجْعَةٌ يُبْغِضَها اللهُ)) قال فَنَظَرْتُ، فَإِذَا رَسُولُ اللهِ

"Dari Ya’isy bin Thihfah ia berkata,”Ayahku berkata,” Ketika aku berbaring (menelungkup) di atas perutku di dalam masjid, tiba-tiba ada seseorang yang menggoyangkan tubuhku dengan kakinya lantas ia berkata,” Sesungguhnya cara tidur seperti ini dibenci Allah” Ia berkata,”Akupun melihatnya ternyata orang itu adalah Rasululullah” [4]

Syaikh Salim Al-Hilali menandaskan dalam Bahjatun Nazhirin, tidur menelungkup di atas perut adalah haram hukumnya. Ia juga merupakan cara tidur ahli neraka.

Dan dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga melarang kita tidur dengan posisi sebagian tubuh terkena matahari dan sebagiannya lagi tidak.

Dari Abi Hurairah Radhiyallahu 'anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

إِذَ كَان أَحَدُكُمْ في الشَمْسِ فَقَلَصَ عَنْهُ الظِلُّ، فَصَارَ بَعْضُهُ في الشَمْسِ و بَعْضُهُ في الظِلُّ فَلْيَقُمْ

“Jika salah seorang diantara kalian berada di bawah matahari, kemudian bayangan beringsut darinya sehingga sebagian tubuhnya berada di bawah matahari dan sebagiannya lagi terlindung bayangan, maka hendaklah dia berdiri (maksudnya tidak tetap berada di tempat tersebut)” [5]

Tentang tidur siang, sebagian ulama ada yang membaginya ke dalam tiga kategori:

Pertama :
Tidur siang pada tengah hari saat matahari bersinar terik. Tidur ini biasa dilakukan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Kedua :
Tidur pada waktu dhuha. Tidur ini sebaiknya ditinggalkan, karena membuat kita malas serta lalai untuk berusaha meraih kemashlatan dunia dan akhirat

Ketiga :
Tidur pada waktu ashar. Ini merupakan waktu tidur yang paling jelek.

Sebagian salaf juga membenci tidur waktu pagi. Ibnu Abbas pernah mendapati putranya tidur pada pagi hari, lantas ia berkata kepadanya,”Bangunlah, apakah engkau tidur pada saat rizki dibagikan?”

Oleh karena itu sebaiknya tidur pagi ini ditinggalkan kecuali karena ada satu alasan yang menuntut. Karena tidur pagi ini memberikan efek negatif bagi tubuh berupa tertimbunnya sisa-sisa makanan di dalam perut yang seharusnya terurai dengan berolahraga juga menimbulkan berbagai penyakit.

Di atas telah disinggung bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidur pada awal malam dan bangun pada pertengahan malam. Beliau bangun ketika mendengar kokok ayam jantan dengan memuji Allah dan berdoa.

الحَمْدُ اللهِ الَذِي أَحْيَاناَ بَعْدَ ما أَمَاتَناَ وَ إِلَيْهِ النُشُور
"Alhamdulillahi ladzii ahyaanaa ba'da maa amaa tanaa wailaihi nusyuur."

“Segala puji bagi Allah Yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepadanya seluruh makhluk kan dibangkitkan” [6]

Lalu Beliau bersiwak kemudian berwudhu dan shalat. Satu pengaturan yang memberikan hak bagi fisik serta jiwa manusia sekaligus. Karena istirahat yang cukup akan memulihkan kekuatan tubuh dan menopang kita agar dapat beraktivitas dan beribadah dengan baik. Adapun shalat, merupakan aktivitas ritual yang akan memberikan ketenangan bagi jiwa.

Dalam satu hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَعَارَّ مَنَ اللَيْلِ فقَال حِيْنَ يَسْتَيْقِظُ: لا إله اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ له، لَهُ المُلْكُ وَ لَهُ الحَمْدُ يُحْيِي وَ يُمِيْتُ،بِيَدِهِ الخَيْرُ و هو على كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، سُبْحَان الله وَ الحَمْدُ للهِ ولا إله إلا اللهُ و اللهُ أَكْبَرُ و لا حَوْلَ و لا قُوَّةَ إلاَّ بالله، ثُمَّ قَال: اللهُمَّ اغْفِرْ لِي أَوْدَعا اسْتُجِيبَ لَهُ، فَإِنْ قَامَ فَتَوَضَأُ ثُمَّ صَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتُهُ

“Barangsiapa bangun pada malam hari, kemudian ia berdoa,
“LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU YUHYII WAYUMIITU, BIYADIHIL KHOIRU WAHUWA ‘ALAA KULLI SYAI’IN QADIIR, SUBHAANALLAH, WALHAMDULILLAH, WALAA ILAHA ILLALLAHU, WALLAHU AKBAR, WALAAHAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAH."

Tiada illah yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu baginya, milikNyalah segala kerajaan dan pujian, Yang Maha menghidupkan dan mematikan, di tanganNyalah segenap kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maha Suci Allah, segala puji bagiNya dan tiada illah yang berhak disembah kecuali Allah, Allah Maha Besar, tiada daya serta upaya melainkan dengan pertolongan Allah” kemudian setelah itu berdoa,

"Allahummaagh firlii auda'aas tujiiba lahuu, faain qaama fatawadhaa tsumma shalla qubilat shalaatuhu."

” Ya Allah ampunilah aku” ataupun doa yang selain itu niscaya dikabulkan doanya. Kemudian apabila ia bangkit berwudhu lalu shalat maka akan diterima shalatnya,”[7]

Sekiranya kita mengkaji lembar-lembar sunnah niscaya kita kan mendapatkan petunjuk Rasulullah yang sempurna bagi umatnya. Tidak akan ada yang mengingkarinya kecuali orang yang memiliki sifat nifaq dan hasad dalam hatinya. Beliau telah memberikan teladan bagaimana kita meraih keridhaan ilahi dalam setiap detik dari hidup kita, kendati dalam masalah tidur.
Maka sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
.
Wallahu a’lamu bishshawab
Amatullah

Maraji:
1. Alquranul Azhiem berikut terjemahannya
2. Zaadul Ma’ad
3. Riyadush shalihin
4. Bahjatun nazhirin
_______
Footnote
[1]. Taisir Karimir Rahman 2/402 dengan rigkas
[2]. H.R Al Bukhari 11/93,95 dan Muslim (2710)
[3]. Bahjatun nazhirin hal 106
[4]. H.R Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad
[5]. H.R Abu Dawud (4821), Ahmad 2/383
[6]. H.R Al Bukhari
[7]. H.R Al Bukhari dan selain beliau
 



Penutup


سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
"Sami'naa waatho'naa ghufroonaka robbanaa wailaikal mashiir-u."

"Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". [QS. 2.Al-Baqarah : 285]

سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
"Sami'naa wa-atho'naa waattaquullooha innallooha 'aliimun bidzaatish-shuduur-i."

"Kami dengar dan kami taati". Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu)."[QS.5.Al-Maa'idah : 7]

ﺣَﺴْﺒُﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﻧِﻌْﻢَ ﺍﻟْﻮَﻛِﻴﻞُ
"Hasbunalloohu wani'mal wakiil-u"

"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." [Qur'an Surat. 3 Ali-Imran : 173]

ﻧِﻌْﻢَ ﺍﻟْﻤَﻮْﻟَﻰٰ ﻭَﻧِﻌْﻢَ ﺍﻟﻨَّﺼِﻴﺮُ
"Ni'mal maulaa wani'man-nashiir-u"

Dia (Allah) adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong." [Qur'an Surat. 8 Al-Anfal : 40] 

Shalawat Ibrahimiyyah,

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ (فِي رِوَايَةٍ: وَ بَارِكْ) عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

"Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, kamaa shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala aali Ibrahim, innaKa Hamidum Majid. Allahumma barik (dalam satu riwayat, وَبَارِكْ (wa barik, tanpa Allahumma) 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, innaKa Hamiidum Majid).

Artinya,
Ya, Allah. Berilah (yakni, tambahkanlah) shalawat (sanjungan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya, Allah. Berilah berkah (tambahan kebaikan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. [HR Bukhari, Muslim, dan lainnya. Lihat Shifat Shalat Nabi, hlm. 165-166, karya Al Albani, Maktabah Al Ma'arif].

Do'a to' kaum muslimin dan muslimat-mukminin dan mukminat,

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
"Allahummaghfir lilmuslimiina walmuslimat, walmu'miniina walmu'minaat, al-ahyaai minhum wal amwaat, innaka samii'un qoriibum-mujiibud-da'waati

"Ya Allah, ampunilah orang-orang Islam yang laki-laki maupun perempuan dan orang-orang yang beriman laki-laki maupun perempuan, baik yang masih hidup dan yang telah mati. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, maha Dekat lagi Maha Mengabulkan do’a-do’a.”

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Ya Rabb kami, berilah ampunan kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu sebelum kami, dan janganlah Engkau membiarkan ada kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”[QS. Al-Hasyr. 10]

Do'a Ampunan Nabi Adam 'alaihissallam & siti Hawa, mereka berdo'a :
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Robbanaa zholamnaa anfusanaa wa-in lam taghfir lanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin-a."

"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." [Qur'an Surat. 7. Al-Araf : 23]

Do'a Nabi Musa 'alaihissallam ber-do'a:
ﺭَﺏِّ ﺇِﻧِّﻲ ﻇَﻠَﻤْﺖُ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﻓَﺎﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻲ ﻓَﻐَﻔَﺮَ ﻟَﻪُ ۚ ﺇِﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻐَﻔُﻮﺭُ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢُ

"Robbi innii zholamtu nafsii faaghfir lii faghofaro lahu innahu huwal ghofuurur-rohiim-u."

Ya Rabb [Tuhan]ku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [QS. 28. Al-Qasas. 16]

Do'a Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasalam,
Meminta Do'a agar diselamatkan dan dimudahkan semua bentuk urusan baik waktu hidup di Dunia dan diakhirat selamat dari jilatan api neraka jahannam [Sapu Jagad],

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

“Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanataw-wa fil akhiroti hasanataw-wa qinaa ‘adzaaban-naar-i.”

Ya "Rabb [Tuhan] kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka].” (QS. 2. Al Baqarah. 201).
ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻻَ ﺗُﺰِﻍْ ﻗُﻠُﻮﺑَﻨَﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﺇِﺫْ ﻫَﺪَﻳْﺘَﻨَﺎ ﻭَﻫَﺐْ ﻟَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﻟَﺪُﻧْﻚَ ﺭَﺣْﻤَﺔً ۚ ﺇِﻧَّﻚَ ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟْﻮَﻫَّﺎﺏُ
"Robbanaa latuzigh qulluu banaa ba’da idzhaddaitanaa wahabblanaa mil-ladunka, rohmatan innaka antal wahhaab”

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." [Qur'an Surat 3. al-Imran : 8]

صدق الله العظيم
"Shodaqollohul'azhiim"

Maha benar Allah yang Maha Agung

ُشْكرًا لَكُمْ جَمِْيعًا
"Syukron lakum jamii'an"
Terimakasih to' Anda [kalian] semuanya

وَاِّيَاكُْم
"Wa-iyyaakum"
[Dan to' Anda [kalian]

وَبَارَكَ اللَّهُ فِيْكُْم جَمِْيعًا
"Wa-Baarakallaahu Fiikum jamii'an."
"Dan Semoga Berkah [keselamatan-kebaikan] Allah senantiasa menyertai anda [kalian] semuanya

آمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ
"Aamiin yaa Robbal'aalamiin"

"Semoga Allah Ta'Ala senantiasa mengabulkan (do'a-do'a kita), kabulkanlah wahai "Robb(Tuhan) yang munguasai jagat semesta alam raya






Wallahu'alam
Wa-Baarakallaahu Fiikum jamii'an

Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu

 


 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly   1 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu. Bismillahirrahmanirrahim Allahummashalli 'al...