Cari Blog Ini

Minggu, 15 Juni 2014

Wahdatul Wujud

Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 




“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”

1.Pelajaran dari Kuburan.

Apalah arti sebuah kuburan atau makam ?
Kuburan adalah wahana atau tempat pengembalian bentuk bagi jasad bekas manusia ( bangkai ) kembali kepada bentuk semula  “sesuatu sari pati dari tanah “ . Perubahan bentuk dari sesuatu yang dapat disebut ( jasad ) kepada bentuk yang tidak dapat disebut keadaannya ini akan menghasilkan ribuan naskah cerita jika tiap episode kejadian di tulis bukukan sebagai sebuah kisah cerita. Didalam kubur badan / jasad manusia lebur menjadi satu dengan bumi , kulit habis terkuliti , perut terurai , jantung , paru paru , mulut , mata semua hancur bersama waktu. Semua itu adalah sebuah kejadian yang wajar secara alamiyah sebagai mana pepatah mengatakan “ bermula berasal dari tanah kembali menjadi tanah “.
Dalam kubur jasad terurai menjadi 4 (empat ) Unsur:
a.Unsur Tanah b.Unsur Air c.Unsur Angin d.Unsur Panas / Api.
Ketika pertama kali dimasukkan Ke Dalam  tanah ke 4 ( empat ) unsur itu masih ada di dibalik kulit ari.
a.Unsur Tanah ( Tulang , Daging ,Otot dan Organ tubuh lain )
b.Unsur Air ( darah , nanah , sparma , getah bening ) c.Unsur Angin ( dalam darah , dalam perut , dalam dada )
d.Unsur Panas / Api. ( dalam otak , dalam syaraf,dalam darah ).

Apakah ada yang disebut siksa kubur ..?
Ketika daging berlepasan dan tulang hancur lebur menjadi unsur tanah , apakah hal ini yang disebut siksa didalam kubur, demikian juga ketika pembuluh darah pecah karena tekanan darah dan angin yang akan keluar menjadi unsur air dan angin/gas. Dikatakan tersiksa itu ketika orang masih memiliki rasa , jika mayat / bangkai masih memiliki rasa maka sesungguhnya dia belum mencapai kematian , oleh karenanya ketika tubuh mulai dihancurkan rasa diri itu meronta-ronta . Pertanyaannya adalah kenapa rasa diri meronta bukankah dia sudah pergi bersama sang nyawa …?
Sangat banyak pelajaran yang dapat dikutip dari sebuah kuburan , ada kuburan yang dikeramatkan ada pula kuburan yang jadi tempat yang menyesatkan seperti keramat para wali ditanah jawa, dimana orang berduyun duyun datang ngalab berkah kepada sang wali supaya berhasil dalam usahanya , perbuatan demikian ini sangat jelas syirik-nya namun sampai saat ini masih dibiarkan oleh para pemuka agama , ngalab berkah kepada kuburan leluhur adalah mengingkari terhadap ajaran luhur tanah jawi yang terkenal dengan sebutan sedulur papat limo pancer yang sekarang ditinggalkan bahkan dianggap sebagai budaya yang tidak relevans satu bukti kalam atau sebutan bahasa menjadi hijab bagi seseorang terhadap agamanya sendiri. Perubahan bentuk dari tubuh atau jasad menjadi unsur memang menimbulkan banyak kontroversial , siksa kubur hanyalah sebuah hasil pengungkapan kejadian secara sederhana hanya saja perlu digaris bawahi jika benar terjadi “ Rasa diri tidak ikut pergi bersama nyawa / ruh dalam proses yang disebut kematian “, maka sungguh sangat merugilah orang itu. Dalam kuburlah proses perubahan keadaan tubuh dari yang semula memiliki bentuk dan sebutan kemudian hancur lebur menjadi sesuatu yang disebut unsur tubuh ( anasir jasad ) kemudian unsur menjadi dzat untuk kembali ke alamnya :
Unsur menjadi Dzat.
a. Unsur tanah menjadi Dzat tanah.
b. Unsur air menjadi Dzat Cair.
c. Unsur angin menjadi Dzat Angin.
d. Unsur api menjadi Dzat Api.
Maka jadilah kubur yang kita kenal sebagai tempat pemakaman adalah tempat berlangsungnya proses pengembalian dari mayat menjadi dzat untuk kembali ke alamnya.
Ketika Rasa berkuasa .
Setiap orang punya perasa-(an) yang dari perasa itu lalu timbul adanya pengetahuan tentang rasa sehat, rasa sakit , rasa susah , rasa senang , rasa enak dan tak enak , orang yang terbiasa hidup dialam bebas akan merasa tidak enak atau tidak nyaman jika hidupnya dikekang.
Sudah lazimnya manusia ketika didunia ini diperbudak oleh rasa diri , bahkan tanpa sepengetahuan rasa telah naik tahta menjadi tuhan bagi dirinya maka jika kebutuhan akan rasa itu belum tercukupi manusia akan berbuat apa saja demi yang namanya rasa dari pengetahuan bagaimana enaknya hidup didunialah maka timbul adanya rasa tak enak didalam kubur yang disebut siksa kubur. Siapapun orangnya tak akan dapat membebaskan diri dari sebuah rasa karena rasa adalah anugerah dari yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang sebagai Wujud kasih sayang-nya kepada segenap mahluk khususnya manusia.
Masalahnya adalah bagaimana manusia itu me-manage rasa yang ada pada dirinya sehingga dalam bertindaknya seseorang itu nyaman dengan rasa yang ada padanya , pada kalangan kejawen dari jawa ada pelatihan yang disebut “ngudha rasa” atau menanggalkan rasa diri sehingga menjadi “ wudha rasa “ ( netral ) dari gangguan rasa. Mengelola rasa diri. Mengelola rasa adalah usaha membebaskan diri dari pengaruh gelombang rasa yang berasal dari luar diri maupun yang berasal dari dalam diri dengan tujuan agar kemunculan rasa itu tertib didalam pengendalian diri sendiri sehingga diri tidak terpengaruh oleh rasa yang beredar liar di alam semesta ini.
Nguda Rasa ( Hampa Antariksa ):
Ini hanyalah sebutan yang dipilih oleh penulis untuk memudahkan pengertian , “nguda” berarti melepaskan atau menanggalkan segala sesuatu ( reribet ) yang menghampiri diri beriring dengan perjalanan waktu , nguda rasa bermakna melepaskan segala sesuatu yang semula berasal dari luar diri sendiri dalam bahasa yang lebih luas disebut “ Hampa Antariksa “ hal ini ditinjau dari luasnya bidang yang mempengaruhi diri yang pada kenyataan tidak dapat dihitung luas dan keaneka ragamannya. Nguda rasa harus dijalani oleh seseorang yang mau nggayuh katentreman ing ngaurip ( hidup tenang ) , usaha yang ditempuh adalah melalui manekung atau hening cipta yang di dalam bahasa arab-nya disebut I’tikaf atau mewakofkan diri , adalah sunah nabi I’tikaf dilaksanakan di dalam masjid . Masjid adalah masajidan atau tempat sujud , dalam manekung atau I’tikof tempat sujud dalam diri adalah “teleng” yang berada dibagian terdepan otak manusia tepatnya ada dibalik kening , bermula dari keadaan ini kemudian dalam pelaksanaan sujud nabi saw berpesan “ tidak dikatakan sujud seseorang itu jika keningnya tidak diletakkan / menyentuh diatas tanah sebagai mana telapak kedua tangan menyentuh tanah “ .
Dari hal tersebut diatas kita dapati rumusan sebagai berikut :
R.001 : Sujud sama dengan menyembah .
Dikatakan sujud itu menyembah jika didalam ( antariksa ) diri manusia itu masih dipenuhi oleh gejolak yang ditimbulkan oleh adanya interaksi dengan alam semesta , maka ia melakukan sujud bersama sama dengan seluruh permasalahan yang ada padanya , sehingga dalam sujud sadar atau tidak ia telah mempersembahkan segala problematika yang dihadapinya kepada sesiapa yang dia bersujud-I, inilah kenyataan sujud yang dialami dan dikerjakan oleh kebanyakan orang .
R002 :
Menyembah adalah perbuatan takluk diri pada sesuatu kemampuan yang berada diluar diri.
Takluk kepada sesuatu diluar diri ini dikategorikan perbuatan sia sia karena penguasaan adanya sesuatu diluar diri belum dikerjakan atau diluruskan apa dan siapa yang ada disana , ibadah seperti ini sebenarnya adalah perbuatan bertentangan dengan ketetapan agama yang tersurat dalam al Qur’an. Nguda rasa adalah sarana mendeteksi keberadaan sesuatu yang berada diluar diri ( antariksa ) , boleh saja seseorang mengatakan bahwa nguda rasa itu ternyata adalah bagian menaklukkan dunia dengan gelombang otak , ya silakan saja itu juga yang dikatakan “ hanya sekedar mampir ngombe “.
R003 :
Nguda rasa adalah membebaskan perbuatan diri dari gelombang rasa yang berasal dari luar diri sendiri. Yang keberadaannya bagaikan bintang-bintang bertabur di alam semesta.
R004 :
Bebasnya diri = tak bebasnya ( terikatnya ) alam semesta . Semula alam semesta adalah satu , maka agar diri ini bebas , seluruh alam semesta harus disatukan dalam satu wadah sebagai mana replika antariksa yang berada dalam otak manusia .
Wuda Rasa ( Hampa Bumi ).
Jikalau nguda rasa itu adalah mewakofkan gejolak dari luar diri maka wuda rasa atau hampa bumi adalah upaya melepaskan segala unek-unek yang bergejolak menimbulkan segala rasa dari dalam diri sendiri.
  ROO5 :
Batas antara wuda rasa ( hampa bumi ) dengan Nguda rasa ( hampa Antariksa ) adalah diafragma yang ada di antara rongga dada dengan rongga perut. Wuda rasa diawali dengan usaha mewakofkan segala gejolak -unek unek yang bersumber dari dada kebawah meliputi perut besar , perut kecil , dubur dan farasj / kemaluan .
ROO6 :
Meredam unek unek sehingga mencapai titik nafi adalah upaya membebaskan diri dari gejolak nafsu Syahwat dan Amarah serta Lawwamah yang berada di dalam diri . Hanya dengan rutinitas manekung / hening cipta kemunculan virus nafsu yang kasad mata dapat diketahui.
ROO7:
Mengembalikan segala virus nafsu ke alamnya adalah upaya diri dalam rangka membasmi bibit ketuhanan atau kekupuran. Karena pada dasarnya isi perut ( bumi ) memiliki “angleh jadi tuhan “ maka siapapun orangnya yang tunduk dengan kemauan isi perutnya sandiri dia-lah tergolong “kupar kapir “ karena secara sadar ataupun tidak , dia telah menjadikan nafs sebagai tuhan penguasa dirinya sendiri.
ROO8 :
Tauhid menuntut nafinya tuhan   yang berasal dari dalam dan luar diri  , kebenaran tauhid tidak dapat dibuktikan hanya dengan mengucapkan kalimat  saja walaupun berjuta juta  bilangannya   , pesan kanjeng nabi saw adalah “ ketahui kebenaran La ilaha ilallah “  , bahkan  al Qur’an  mengabarkan adanya sangsi yang cukup keras  kepada sesiapa yang hanya mengatakan saja tanpa berbuat dengan sebenarnya . 
( Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa – apa yang tiada kamu kerjakan )  QS Ash-Shaf : 3
 Sama dimaklumi bahwa kebanyakan manusia suka menghimpun rasa diri  sehingga terkonsentrasi di satu titik dalam tubuh lalu dipuja dengan mantra dan rapalan hingga menjelma menjadi kekebalan tubuh yang disebut sakti .
Sakti nya  “kupar kapir” tetep akan lebur ditelan jati diri sendiri.
 Untuk mendapatkan hampa bumi dan antariksa seseorang harus melakukan nguda rasa dan wuda rasa  dengan jujur dan ihlas .
 ROO9 :
Manekung / hening cipta adalah perintah suci dari DIA Yang Maha Suci . Dia  atau Panjenenganipun dalam bahasa arab jamak di sebut “ HU ”
 RO1O :
Dalam QS Ihlas diawali dengan perintah : katakan “ HU” ( Qulhu )
Berkata adalah mengeluarkan suara /udara dari dalam rongga tenggorokan / kerongkongan keluar melalui mulut atau hidung , suara asli dari keluarnya nafas / udara  dari rongga tenggorokan adalah kalimat “hu” .

RO11 :
Kebenaran Manekung atau I’tikof adalah menyaksikan kembenaran  ke Esa-an Allloh sebagai mana kalimat Alllohu Ahad Keberhasilan mengenali Allloh adalah awal atau dasar agama ( Awwaludin ma’rifatulloh / awal agama mengenal Allloh ).
Dengan kenal Allloh maka seseorang dapat memastikan bahwa rasa yang ada pada dirinya ( hayat ) itu dari Allloh bukan dari yang lainnya ( Nafsu , jin, syetan , iblis & dajal ).


2.Mengenali Rasa diri.

RO12: Dalam definisi tauhid rasa atau hayat adalah sifat yang diperdapat disegala sifat .
Rasa atau hayat adalah sifat yang memiliki kecenderungan untuk menguasai sifat yang lainnya sebagaimana tanaman benalu yang mudah tumbuh melekat disegala pohon , akhirnya pohon tak nampak karena tertutup rimbunnya benalu bahkan pohon yang ditumpangi dapat mati kekeringan .
RO13 : ( PITULUNG )
Semua insan memperoleh Anugerah Ilahi yang sama keadaannya dari semenjak kelahirannya didunia . Pitu atau tujuh adalah jumlah Anugerah sekaligus pertolongan atau pitulung dari Dia Yang Maha Pengasih dengan pitulung atau tujuh (7) anugerah itulah insan hidup didunia ini , pitulung itu adalah roh atau sistem yang menyebabkan terjadinya ;“ diam atau bergeraknya manusia “
(7) tujuh rangkaian dasar ( roh ) itu adalah :
1. Kemauan atau kehendak.
2. Tenaga atau kekuatan
3. Perasaan
4. Pengetahuan atau Ilmu
5. Pendengaran
6. Penglihatan
7. Perkataan
Tujuh rangkaian dasar pergerakan manusia inilah yang bekerja secara otomatis dan berulang-ulang dari pagi (ketika bangun tidur) sampai petang ( tertidur kembali ) sebagaimana tersirat dalam ayat berikut :
“Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang di baca berulang-ulang dan al-Qur’an yang Agung “( QS.al Hijir 7)
Dalam notasi atau pembacaan yang lebih meluas 7 anugerah yang menjadi dasar rangkaian roh itu adalah :
1. Kemauan disebut Iradat ( I )
2. Tenaga     disebut Qudrat ( Q )
3. Perasaan disebut Hayat   ( H )
4. Pengetahuan disebut Ilmu ( Il )
5. Pendengaran disebut Sama ( S )
6. Penglihatan disebut Bashar ( B )
7. Perkataan disebut Kalam  ( K )
ke tujuh rangkaian itu harus senantiasa tersusun rapi dan bersih sebagaimana layaknya bayi lahir “ fitrah”.
Sayangnya pengetahuan manusia semakin maju justru telah mengabaikan dan malah menghancurkan sistem yang sejak awal diberikan oleh Yang Maha Kuasa , kerusakan demi kerusakan telah dibuat oleh manusia dan ini adalah kufur nikmat yang paling berbahaya . 7 rangkaian ROH atau anasir roh itu jika dipandang dari kenyataan manusia adalah termasuk sesuatu yang Ghoib atau tak terlihat , maka setinggi apapun pengetahuan manusia modern hanya dapat menghitung dengan angka ( simbul ) nya saja tapi tak akan dapat mengetahui dengan pasti bagai mana wujud dan keadaan dari ke tujuh anugerah tersebut , sebagai contoh kecilnya : adalah sesorang perancang mesin ,dia telah berhasil merancang sebuah motor dengan kekuatan 100 PK , adakah dia bisa menjawab jika kita tanya pernahkah dia melihat tenaga yang ada dalam mesin rancangannya ..?
jawabannya tentu hanyalah berupa uraian dari rangkaian simbul-simbul yang ditangkap daya nalarnya sendiri. Keberadaan Kehendak , Tenaga , Perasaan , ilmu pengetahuan semua dalam keadaan abstrak tak dapat dilihat dan direka bentuknya , manusia hanya dapat merasakan adanya dan menggunakan saja , namun sayang kebanyakan orang lupa kepada anugerah nikmat ilahi maka sudah pasti jarang juga orang yang mensukuri nikmat yang telah ada dalam dirinya ini.
MEDAHULUKAN RASA :
Larangan membuat kerusakan dimuka bumi sangatlah luas sekali maknanya apalagi jika menyangkut keberadaan bumi diri manusia , siapa yang dapat mengadilinya selain dirinya sendiri. Pelanggaran yang tidak disengaja adalah ketika seseorang bertindak atau berbuat hanya mengikuti perasaan , sehingga orang banyak berbuat – beribadah berdasarkan Rasa yang seharusnya tidak didahulukan karena ada diurutan ke tiga sehingga yang terjadi dalam jiwanya adalah :
Berbuat dengan / demi rasa.
Perfikir dengan rasa.
Melihat dengan rasa .
Mendengar dengan rasa .
Berkata dengan rasa.
Semua itu adalah hasil dari :
Rasa yang menguasai perkataan.
Rasa yang menguasai pendengaran.
Rasa yang menguasai penglihatan .
Rasa yang menguasai fikiran.
Rasa yang menguasai perbuatan .
Sepertinya sudah menjadi kelaziman saat ini orang berbuat dimuka bumi dan beribadah hanya berdasarkan tuntutan rasa yang ada dalam dirinya saja , sebagai mana benalu semakin lama sang rasa telah menguasai diri dan menjadi raja didalam diri bahkan ia menjadi tuhan baru didalam diri .
Bagaimana mungkin seseorang dapat bertauhid kalau didalam diri senantiasa bermunculan benalu ketuhanan , bukankah dalam ber-tauhid seseorang itu dituntut untuk menafikan adanya tuhan . Salah yang telah menjadi kaprah , dewasa ini banyak orang beriman dan beribadah hanya didasari dengan rasa dirinya.
HIMPUNAN RASA = NAFSU
RO14 :
Rasa penasaran , rasa ingin tahu , rasa marah dan rasa senang dan rasa kecewa adalah bias dari adanya nafsu amarah dan nafsu lawwamah.
RO15 :
Mendengar dengan rasa mengakibatkan Rasa ingin tahu bergejolak di dalam diri dan hasil yang didapat dari berbuat atas dasar rasa ingin tahu adalah rasa penasaran , marah dan kecewa.
Contoh kasus :
Rasa sakit yang mendera ditambah rasa penasaran mengakibatkan orang berduyun-duyun pergi mendatangi dukun cilik “Ponari”  , Mereka akan kecewa jika tak dapat berjumpa untuk mendapatkan air berkah dari sang Ponari , segala upaya dilakukan untuk dapat berjumpa dengan Ponari. Rasa puas dan senang berjumpa dengan Ponari telah berhasil mengalahkan rasa sakit yang selama ini mendera mereka . Rasa kecewa juga menghampiri orang yang merasa berilmu ketika mengetahui banyak orang mengabaikan nasihat dan ajaran serta anjuran untuk tidak mendatangi Ponari tidak dihiraukan oleh masyarakat maka dengan merasa benar difatwakan bahwa mendatangi Ponari untuk berobat adalah terlarang atau haram.
Pelajaran diperoleh dari “ Ponari “:
Dari kasus “Ponari “ kita jadi tahu betapa rasa diri telah menjadi segalanya bagi siapa saja , rasa diri telah menjadi Tuhan yang menguasai diri anak bangsa ini . Bukankah bangsa ini telah sepakat bahwa sila pertama dari Panca sila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa bukan Tuhan rasa atau rasa bertuhan. Silakan untuk dicerna sendiri mana yang benar dan mana yang salah .
SUMPAH JABATAN :
Semua Pejabat dan Pegawai Negara apapun pangkatnya pasti telah mengawali kerja pengabdiannya dengan mengucapkan sumpah kepada “ Tuhan Yang Maha Esa “ untuk menjadi abdi negara yang baik. Benarkah sumpah itu dipegang atau dijalankan silakan periksa sendiri bagi yang telah bersumpah … alam bumi pertiwi akan menjadi saksi kebenaran janji. Bumi pertiwi yang kita diami akan meronta jika dibebani manusia yang ingkar janji …… Telah berjuta orang bersumpah dengan nama Tuhan Yang Maha Esa maka selayaknya jangan dibilang lagi fenomena atau bencana alam jika ternyata bumi bosan melihat dan memanggul beban pijakan para “ingkarwan janji”.
STUDY BANDING :
Dahulu di Nusantara ini ada satu orang pemuda dari desa Mada bersumpah untuk menyatukan Nusantara , walaupun dia diejek dan dicibir teman teman sejawatnya ,ia tetap berpegang teguh pada sumpah “ Amukti Palapa “ yang telah diucapkannya , maka hasilnya adalah “ Nusantara bersatu , makmur dibawah kerajaan Majapahit “ , Sekarang berjuta-juta orang telah mengangkat sumpah tapi yang terjadi justru merebaknya benih-benih desintegrasi bangsa bahkan anarkisme terjadi dimana saja .
Sumpah apa sebenarnya yang diucapkan dan dijalankan …. ?
Maka benarlah apa yang disinyalir Allloh dan rasulnya sebagaimana ayat berikut ini :
“Maka pernahkan kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkan nya sesat berdasarkan ilmu-Nya , dan Allah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya ? maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah ( Membiarkan sesat ) , Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.”( QS Jatsiyah 23 ).

3.Mengenal diri.

Mengenal diri adalah perbuatan sesuai dengan tuntutan dan ketetapan agama ( Dien al Islam ) :
RO16 :
Siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya ( hadis : Man arofa nafsahu faqod arofa robbahu ) , hal ini sejalan dengan petunjuk QS Adz- Dzariyat 21  dan pada dirimu sendiri , apakah tiada kamu perhatikan”.
RO17 :
Perbuatan mengenal diri adalah dasar dari perjalanan diri dalam rangka mengenal Allloh sebagai mana tajuk “ Awwaludin ma’rifatulloh “ Awal agama mengenal Allloh .
RO18 :
Mengenal tuhan dan mengenal Allloh adalah tuntutan agama dalam rangka membenarkan dengan perbuatan atas perkataan kalimah tauhid “ La ilaha ilalloh “ ( tiada tuhan kecuali Allloh ).
RO19 :
Berkata tanpa didasari dengan perbuatan adalah perbuatan yang terlarang dalam agama Allloh :
( Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa – apa yang tiada kamu kerjakan )
QS Ash-Shaf : 3
Kalimah tauhid dan kalimah syahadah adalah kalimah sumpah yang harus selalu dipegang teguh dan diperbuat kebenarannya , sedangkan mengenal diri adalah upaya menjaga diri agar tidak tergoyahkan
dalam memegangi kalimah sumpah sendiri.
Mengenal diri ( NGAJI ) adalah upaya membuka diri untuk di teliti sendiri ( instrospeksi ) apa yang berada dalam diri .
R020 :
Mengenal diri ( ngaji ) adalah usaha mensukuri anugerah dan nikmat yang telah diberikan ilahi sebagaimana ditetapkan dalam kitabulloh :
“Dan(ingatlah juga), tatkala Tuhan-mu memaklumkan ,” Sesungguhnya jika kamu bersyukur , pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu , dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku , maka sesungguhnya Azab-Ku sangat Pedih” QS Ibrahim 7
Diantara Anugerah dan nikmat yang mudah dikenali tapi justru sering dilupakan orang banyak adalah :
Pertama Adanya Diri :
( tubuh lahiriyah & tubuh Bathiniyah )
Kedua adamya : Nafas atau asma’.
RO21:
KEADAAN DIRI :
Secara umum keadaan diri terdiri atas 2 ( dua ) keadaan yaitu :
a. Tubuh Luar ( Jasad ).
b. Tubuh Dalam ( Jisim )
Tubuh dalam ( software ) merupakan penggerak dari adanya tubuh luar ( hard ware ).
RO22 :
Rangkaian dasar software ( tubuh dalam ) adalah :
1. Kemauan disebut Iradat ( I )
2. Tenaga disebut Qudrat ( Q )
3. Perasaan disebut Hayat ( H )
4. Pengetahuan disebut Ilmu ( Il )
5. Pendengaran disebut Sama ( S )
6. Penglihatan disebut Bashar ( B )
7. Perkataan disebut Kalam ( K )
Alamat aktivasi rangkaian dasar tersebut berada pada :
8. Akal disebut Aqal ( A )
9. Hati disebut Qalbu ( Q )
RO23 :
Secara hukum pada dasarnya kerja dari rangkaian dasar sistem software ( tubuh dalam) hanya tunduk pada Sang Maha Pencipta jadi haram jika software tunduk pada perintah hard ware ( tubuh luar ).
RO24 :
Rangkaian tubuh luar ( hard ware ).
1. Otot , syaraf , tulang , daging dan organ tubuh.
2. Darah , sparma dan cairan lainnya.
3. Udara / nafas,
4. Mata , telinga dan otak / fikiran.
Sebagaimana telah dimaklumi bahwa tubuh luar atau jasad ini berasal dari “ sesuatu sari pati dari tanah “ yang lalu mencapai kesempurnaan bentuk setelah melalui proses yang panjang dalam pembentukannya menjadi mahluk atau manusia baru yang terlahir dari rahim ibu.
Dalam pergerakan dan pertumbuhannya jasad atau hardware ini secara alamiah selalu berhubungan dengan keadaan alam sebagaimana asal usulnya maka keadaan sari nabati atau gizi berperan aktip dalam proses pertumbuhannya.
SINGKRONISASI JASAD DAN JISIM :
RO25 :
Hubungan antara hardware ( Jasad ) dan Software ( Jisim ) telah ditetapkan oleh Yang Maha Pencipta sebagai mana petunjuk berikut :
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”( QS. Jatsiyah 018 ).
Syariat berasal dari kata syaro’a yang berarti melihat atau mengetahui sedangkan agama atau ad dien adalah aturan tetap yang telah dibakukan bagi diri manusia , mengikut syariat berarti berada dalam aturan bahwa bekerjanya hardware ( jasad ) dalam ibadah harus berdasar pada keadaan software ( jisim ) alasannya adalah jisim tidak pernah tunduk pada dunia sedang jasad selalu berkiblat pada keduniaan.
Ini adalah cikal bakal hukum syariat , maka siapapun yang berbicara syariat kalau hadapan pandangan diri diawali dari melihat wujud dunia maka petuahnya tak perlu di-ikuti karena orang itu sesungguhnya tidak mengerti dasar hukum syariat
Maha benar Allloh dengan firmannya “…dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”( QS. Jatsiyah 018 ).
RO26 :
Singkronisasi jasad dengan jisim inilah yang sebenarnya disebut “ Manunggaling Kawula Gusti “ dimana jasad ( hardware ) yang nampak ini harus Manunggal dengan Jisim ( software ).
Sehingga dalam ber ibadah tidak terjadi tarik menarik kepentingan , jasad sebagai abdi dan jisim sebagai gusti yang memimpin harus tiada jarak antara karena jika terdapat jarak maka pasti akan terjadi banyak gangguan dalam amal ibadahnya.
RO27:
Seluruh rangkaian software manusia dalam keadaannya juga laisa kamislihi atau tan kena kinaya apa hal itu sebagai bentuk mewakili dari keadaan Sang Maha Suci dan Sang Maha Laisa kamislihi di dunia.
RO28:
Rumusan Singkronisasi Laisa kamislihi adalah :
Manunggalnya bentuk Jasad laisa kamislihi dengan Jisim laisa kamislihi.
RO29:
Jasad laisa kamislihi : adalah keadaan bentuk jasad yang sudah mencapai pengembalian bentuk pada ufuk dirinya sandiri.
RO30 : UFUK
Setiap mahluk di alam semesta ini masing masing memiliki ufuk termasuk juga manusia , pada diri manusia ufuk diri itu berdiri diatas ufuk nazhor dan ufuk badihi .
Ufuk nazhor adalah titik “ Thoha “ yang berada tepat ditengah kening , sedang Ufuk badihi itu berada pada titik “Yaa Sin” yang berada di pusat sentral otak belakang bagian kepala.
Mengetahui ufuk diri adalah kewajiban setiap insan agama terutama yang menghendaki terwujudnya nilai kafah dalam al Islam.
QS 41 Fushilat 053. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. …..

4.Mengajikan diri.

Membiasakan kenal diri adalah usaha atau ihtiar awal dari proses singkronisasi jasad dengan jisim.
Sudah menjadi kebiasaan jika manusia itu dalam ber amal ibadah mengandalkan jasad seperti :
1. Berkata dengan mulut.
2. Melihat dengan mata.
3. Mendengar dengan telinga
4. Berfikir dengan menggunakan rasio atau otak.
Pola kerja ( perbuatan ) yang sedemikian ini sungguh terlarang dalam agama sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an Mushaf Osmani :QS 10:100.
” Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.”
Akal adalah satu rangkaian dari software bukan terdapat pada hardware , otak dengan rasionya adalah hardware jadi jelas benar kalau perbuatan 1-4 diatas terlarang karena tidak melibatkan softwarenya ( Akal )
siapapun dia yang berbuat demikian sesungguhnya masih termasuk haiwan.
RO31:
Sebagai insan agama maka pola dasar amal ibadah harus menggunakan akal sehingga rangkaian sistem kerjan ibadahnya menjadi ;
1. Berbicara dengan Akal.
2. Mendengar dengan Akal.
3. Melihat dengan Akal.
4. Berfikir dengan Akal.
RO32 :
Akal yang dimaksud dan ditunjuk Al Qur’an adalah akal laisa kamislihi ( A ) adanya tiada memiliki bentuk sebagaimana otak didalam kepala , Akal ini berada diatas rangkaian ufuk diri ( RO30 ) .
Sedang ufuk diri adalah ” wadah ” manunggaling jasad dengan jisim .
RO33 :
Hardware atau jasad – tubuh manusia memiliki empat ( 4 ) unsur yaitu , Tanah , Air , Angin dan Panas atau Api yang masing- masing mengambil tempat disekujur tubuh , jadi sesungguhnya didalam batang tubuh hard ware itu terdiri atas empat bagian tubuh yaitu ;
a. Tubuh tanah
b. Tubuh Air.
c. Tubuh Angin.
d. Tubuh Api
Dahulu kala penguasaan 4 batang tubuh sudah mencapai tingkatan yang tinggi sehingga seseorang yang memanfaatkannya disebut sakti mandra guna misalnya , dengan tubuh tanah orang jadi tahan dikubur hidup hidup , dengan tubuh angin seseorang dapat menempuh jarak jauh dengan cepat , dengan tubuh api nabi Ibrahim tak mempan dibakar api raja Namrud dan semua itu adalah wajar saja.
RO34:
Untuk dapat mencapai singkronisasi dengan jisim ( software ) ke empat batang tubuh harus melalui proses pengembalian bentuk menjadi jisim , hal inilah yang dikatakan “mematikan diri sebelum mati” atau mendatangi ajal diri sehingga batang tubuh berubah ;
a. Tubuh tanah berubah menjadi jisim Tanah
b. Tubuh Air berubah menjadi jisim Air.
c. Tubuh Angin berubah menjadi jisim Angin.
d. Tubuh Api berubah menjadi jisim Api.
Semua proses perubahan itu disaksikan oleh Akal ( melihat dengan Akal ) dan kesaksian ini disebut juga ” Jisim melihat jasad “
RO35:
Setelah masing-masing tubuh berubah menjadi jisim pada pandangan akal maka selanjutnya akal memanggil atau menghadirkan kembali ke empat jisim masuk kedalam ” wadah ” atau Ufuk diri ,
a. Jisim tanah ——-> wadah
b. Jisim Air ———-> wadah
c. Jisim angin ——-> wadah
d. Jisim Api ———> wadah
Dalam wadah ke empat jisim lebur menjadi Nur , maka disebut juga perjalanan jisim ke wadah adalah perjalanan Ilmu mencapai Nur , selanjutnya Nur yang berserakan bersatu menjadi Satu ( Ahad ) Wujud baru , proses ini disebut juga Nur mencapai Syuhud Jisim tunggal .
RO35:
Wahidatul Syuhud :
Dalam Wadah —-> Nur mencapai Syuhud ” disinilah selayaknya kalimat pandang yang banyak pada yang satu , karena nur / cahaya atau kukus yang berserakan telah menyata menyatu menjadi tubuh atau jisim Tunggal yang baru yang bersih dan halal disebut juga ” Angga – Pribadi ” , semua prosesi yang terjadi ini yang disebut dengan ” Wahidatul Syuhud “.
RO36:
Wahidatul Syuhud adalah syariat Ilmu mencapai Nur dan Syariat Nur mencapai Syuhud.
Disebut syariat karena pada saat itu ada pelaku dan saksi , pelakunya tubuh dan jisim sedang saksinya akal.
RO37 :
SINGKRONISASI ANTARA JASAD DAN JISIM :
ADALAH MANUNGGALNYA ANGGA ( JISIM TUNGGAL -AHAD ) DENGAN SELURUH ELEMEN 7 ROHULLAH
( iradat, Qudrat, hayat , ilmu , sama , bashor , kalam ).
KEJADIAN INILAH DASAR DARI MANUNGGALING KAWULA GUSTI.
KEADAAN HASIL DARI SINGKRONISASI INI DISEBUT ” TUBUH HAQ ALLLOH “
YAITU TUBUH YANG HALAL UNTUK MENEGAKKAN AGAMA ALLLOH.
Dalam Syairnya :
” Nulada laku utama
Tumrape wong tanah jawa
agama ageming Angga “
RO38 :
WAHIDATUL WUJUD :
Adalah prosesi laisa kamislihi yang menghasilkan TUBUH HAQ menjadi WUJUD AL HAQ.
Semua ini adalah karunia “Dia Yang Maha Suci” yang dalam bertindaknya hanya dengan sendirinya.
Kesucian itu tak terjangkau oleh angan dan fikiran manusia.
Dalam syairnya :
Nulada laku utama
Tumrape wong tanah jawa
agama ageming diri ‘

5.Menjaga Nafas.

Mensyukuri Nikmat
“Dan ingat , tatkala Tuhan-mu memaklumkan ,” Sesungguhnya jika kamu bersyukur ,
pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu , dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku ,
maka sesungguhnya Azab-Ku sangat Pedih”( QS.Ibrahim 07 )
Nikmat , dapat dirasakan adalah ketika masih ada hayat dikandung badan atau selagi manusia itu bernafas.
Nafas adalah satu bentuk karunia ilahi yang diberikan kepada manusia semenjak awal kejadiannya , maka bentuk syukur nikmat yang pertama dan utama adalah “menjaga nafas.”
Menjaga nafas bukan hal yang sepele karena dalam mengelola nafas itu manusia berhubungan dengan “Sekalian alam” yaitu alam semesta dan alam diri sebagai sumber nafas.
MELESTARIKAN ALAM :
Bernafas memerlukan udara yang bersih dan segar yang dihirup dari sumbernya yaitu alam semesta , orang yang mensyukuri nikmat atas nafas-nya tentu dengan sendirinya akan berusaha menjaga keserasian dan kelestarian alam untuk memenuhi hajat hidupnya yang sehat.
RO39 :
Dalam bernafas ada saja kotoran dalam udara yang mengalir masuk kedalam pernafasan , kotoran yang mengalir masuk kedalam tubuh dapat digolongkan menjadi 2 bagian ;
a. Kotoran yang memiliki bentuk ( ada wujudnya ) :
seperti , partical debu dan virus .
b. Kotoran yang tak memiliki bentuk disebut ” Nafsu “.
Sakit yang disebabkan oleh debu dan virus dapat segera diobati dengan mendatangi tabib atau dokter dan minum obat ,jamu atau kerokan tapi sakit yang disebabkan adanya nafsu sangat sulit dideteksi apalagi diobati .
Rasa sakit yang dapat ditangkap indera hanyalah yang berasal dari debu dan virus yang masuk kedalam tubuh , Sementara adanya nafsu menimbulkan gejolak rasa dan kegelisahan yang ada dalam diri.
Kerusakan Organ batang tubuh atau hardware berupa luka atau sakit yang dapat dirasa dan diraba adalah disebabkan karena debu dan virus – bakteri penyakit yang bertebaran dialam bebas.
Sebaliknya nafsu menjadi virus yang mempengaruhi software dan memberi dampak pada keadaan kejiwaan manusia.
Jika dibiarkan virus nafsu tidak hanya merusak kemurnian rangkaian software tapi akan meluas pada rusaknya sistem kehidupan manusia . ibarat komputer terjadi “ Heng “ , dalam keadaan manusia seperti ini siapa yang dapat merehabilitasinya , keadaan heng-nya manusia telah diprediksikan al Qur’an :
“……….., dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku , maka sesungguhnya Azab-Ku sangat Pedih”
Telah banyak orang membuat kriteria tentang nafsu dengan caranya masing masing , namun pada dasarnya nafsu adalah bagian dari adanya apa yang disebut ilmu realita atau ilmu kasunyatan dan hanya dengan mengetahui “ kasunyatan jati “ ( Reality knowledge ) maka nafsu menjadi virus yang nyata adanya.
Virus itu pada dasarnya senantiasa menghampiri dan mempengaruhi sofware jisim manusia sehingga keberadaan virus nafsu itu dikategorikan sebagai berikut :
RO40 : Vn.Q
Virus nafsu berada di Tenaga ( Q -> Qudrat ) selanjutnya dalam tubuh manusia mengambil tempat penyebaran di perut bawah manusia menjadi cikal bakal terbitnya nafsu amarah yang anehnya oleh sementara kaum justru dihimpun dan dibangkitkan untuk magsud dan tujuan tertentu , himpunan ini sebenarnya yang disebut Okol bukan Adi Qudrati .
Notasi Himpunan OKOL :
Vn ( Virus nafsu ) + Q ( Tenaga ) + N ( Nafas )
RO41 : Vn H.
Virus nafsu berada di Nafas ( H -> Hayat ) selanjutnya mengambil tempat di dalam rongga dada manusia disebut dengan nama “hawa nafsu “
RO 42 : Vn Ip
Virus nafsu berada di Pengetahuan ( Ip -> Ilmu ) mengambil tempat dialam fikiran manusia menjadi akal budi .
RO43 : Vn S.
Virus nafsu berada di Pendengaran ( S -> Samak ) mengambil tempat dalam rangkaian struktur pendengaran manusia , kenyataan membuat orang suka jadi leyeh-leyeh mendengarkan suara yang merdu mendayu-dayu .
RO44 : Vn B.
Virus nafsu berada di Penglihatan ( B -> Bashor ) mengambil tempat dibalik retina mata maka ia mempengaruhi sistem syaraf mata.
RO45 : Vn. K.
Virus nafsu berada di Perkataan ( K -> Kalam ) mengambil tempat pada lidah manusia .
Penyebaran Virus nafsu ke seluruh elemen software ini telah ditunjuk oleh al Qur’an :
“Maka pernahkan kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkan nya sesat berdasarkan ilmu-Nya , ……..( QS Jatsiyah 23 ).
RO46 :
Dalam keadaan seperti ini Perintah yang dilaksanakan oleh hardware ( jasad – batang tubuh ) adalah “ kekuasaan Tuhan “ yang menguasai keberadaan software.
Maka wujud kekuasaan Tuhan adalah himpunan dari :
Vn ( Q + H + Ip + S + B + K)
Vn menjadi himpunan sekaligus centrum yang menguasai software dan hardware kondisi ini yang disebut “ Tuhan diri “.
Walaupun dia sakti mandra guna dan maha kuasa namun dikategorikan “sesat yang nyata” maka demi tauhid tuhan harus dinafikan.
RO47 :
Jadi formulasi tuhan diri adalah sama dengan ;
Singkronisasi Nafsu dengan Jasad dan Jisim .
Hasilnya adalah manunggal dengan Tuhan .
Perbedaan antara manunggaling tuhan diri ( Tuhan Esa ) dengan manunggaling kawula gusti ( Wahidatul syuhud & wujud ) adalah :
RO48 :
Pada Manunggaling Tuhan :
Centrum yang bertindak aktif adalah nafsu ,
hasil nyata bagi siapa yang dikuasai tuhan nafsu adalah menjadi lupa pada dirinya sendiri .
( menuruti kemauan nafsu ).
RO49 :
Pada Manunggaling Kawula Gusti :
Yang mula bertindak aktif adalah ( Iradat ) atau kemauan diri
Sehingga hasil yang dicapai adalah keadaan : Sadar diri.
Orang sadar diri inilah diri Iman atau diri yang memiliki kesadaran ( piyandel ).
Sekarang silahkan periksa disekeliling kita ini apa sebenarnya yang menjadi dasar ibadah umat manusia dewasa ini benarkah ia beribadah karena Lillah atau karena Ulah.
Manunggal dengan tuhan adalah menyekutukan Allloh ,…
sebaliknya tanpa mengenali adanya tuhan seseorang itu tidak akan jumpa dengan Allloh..
karena tuhan yang dinafikan itu hanyalah khayalan yang membayangi diri ,
mengenal tuhan adalah bagian dari adanya “ Ngelmune Pangeran “ ( Knowledge of God ) .
Jika datang masanya nasi telah menjadi bubur pengetahuan manunggal telah kabur ,
sungguh doa dan pahala apa yang jadi harapan manusia ,
jika hal demikian bertahan terus maka tinggal tunggu masanya ,
manusia hidup bagaikan beras ditampi ( gabah di-interi ).
Hanyalah yang punya nafsu muthmainah yang dapat mencapai pengembalian diri
kembali kepada kesucian jiwanya sendiri.
Karena hanya dengan ketenangan jiwa seseorang dapat membedah makom kebesaran tuhan ( makoma robbi ) untuk memisahkan ikatan antara hawa dengan nafsu sebagaimana dimaksud al Qur’an dengan kalimat “ wa nahan nafsa anil hawa ( mencegah-memisahkan bersatunya hawa dengan nafsu) .
Ibarat komputer lebih mudah meng-install dari pada meng-Upgrade software ,
demikian juga jika hendak memisahkan hawa dengan nafsu
sampai mendapati hawa murni yang bermanfaat bagi diri ,
kerja seperti ini memerlukan tenaga ahli sebagai mana kebenaran meng-Upgrade software .
kesalahan Upgrade komputer bisa “heng” demikian juga yang berlaku bagi diri manusia ,
diperlukan kerja keras , disiplin dan penuh pengorbanan.
Jihadun nafs atau jihad akbar melawan nafsu tidak cukup hanya dengan samadi mengelola nafas
tapi perlu usaha yang lebih tekun dalam rangka membersihkan software diri dari virus nafsu.
Dalam syair dari tanah Mataram dikatakan :
Nulodo laku utama
tumrape wong tanah jawi
Panembahan senapati
pepati hamarsudi
Sudane hawa lan nafsu.
Terjemahan bebas :
I’tiba ( nulodo ) pada uswatun hasanah ( laku utama ) adalah kewajiban bagi insan agama , ibadah berpantang mati , karena kematian adalah kembalinya nafsu ke asalnya mulanya .
I’tiba uswatun hasanah adalah mengikut tapak tilas kanjeng nabi Muhammad saw menjadi Muhammad.
Bagi umat Muhammad yang gugur dalam tugas suci ini walaupun belum selesai napak tilas dia akan memperoleh syafaat berupa khatamun nabiyin atau jaminan diselesaikan tugas napak tilas oleh pemilik tapak itu sendiri yaitu kanjeng nabi Muhammad saw .
inilah yang disebut-sebut dengan istilah
“Nggoleki tapake kuntul Mabur.”
Yang tahu tapak yang punya tapak ,
Yang tahu diri yang punya diri
Yang punya diri adalah diri sendiri.
Diri menyelamatkan diri

6.Mengenal Jisim diri.

Jisim adalah tubuh yang bathin atau software bagi jasad , jisim senantiasa memberi sinyal gerak kepada jasad
( hard ware ) , getaran jisim tidak pernah putus menggetarkan jasad sehingga menjadikan gerakan jasad beraturan.
RO50:
Dalam kerjanya software-jisim ini mengirim sinyal kepada jasad melalui pusat syaraf pada otak (syaraf motoric ) yang selanjutnya oleh otak didistribusikan keseluruh tubuh.
RO51    :
Jisim dapat bertahan lama didalam jasad jika ada kemauan yang kuat yang bersumber pada Iradah Allloh.
Kehancuran jisim adalah jika terlalu banyak Virus nafsu ( jasad berlebihan menghadap keduniawian ) .
RO52   :
Dalam Ta’luq( perbuatan ) pada hakekat sifatnya jisim  selalu menunggu sinyal dari Allloh ( lillah) karena sesungguhnya jisim adalah ; bentuk kekuasaan yang berdiri antara alam dunia dan hakikat sifat Allloh .
Jisim dikategorikan baik jika kerja jisim dalam berbuatnya bertumpu pada penyatuan pada haq sifatnya.
Hakekat sifat jisim terbaik adalah yang selalu berkekalan pada Allloh Azzza wa jalla.
Dalam al Qur’an didapatkan petunjuk bahwa Allloh meniupkan ruh-Nya kepada manusia..?
RO53   :
Ruh Allloh yang ditiupkan adalah hakikat sifat yang maujud pada Qadim dan maujud kepada Alam diantaranya adalah menjadi pitulung bagi insan seperti , Iradat , Qudrat, Ilmu , Hayat , Samak , Bashor dan Kalam yang semuanya itu menjadi hakikat diri atau diri yang sejati bagi manusia .
Pada penyatuannya ketujuh hakikat sifat itu mengandung sifat esa ( wahdaniyah ).
Segenap mahluk memiliki jisim termasuk juga alam semesta, flora  dan fauna.
RO54  :
Jisim diri adalah rab alam keseluruhan alam , dimana ruh sejati insan berada dibalik rab alam tersebut.
Jisim alam merupakan himpunan kemufakatan antara Iradat  dengan Rasa Dengar dan Rasa Pandang.
Jisim alam juga terdapat dalam diri manusia ( I + H + S +B ) , jisim alam diri manusia memiliki hubungan dengan jisim  mahluk dan seluruh alam .
Maka perlu diwaspadai jangan sampai jisim diri terperangkap pada jaringan jisim mahluk bisa berbahaya sekaligus terhinakan manusianya.
Apalagi jika jisim hanya menjadi pajangan atau hiasan jasad maka berisiko terjebak dalam alam semu , yaitu alamnya Jin , Syaiton , Iblis dan Dajal.
Himpunan Jisim           pada alam
( Wahdaniyah)
( Wadah )
Iradat Iradat
Qudrat                              ——
Hayat                               Hayat
Ilmu ——–
Samak                            Samak
Bashor                          Bashor
Kalam ——–
RO55   :
Jisim  Jasadi :
Jisim jasad adalah pengembalian atau menghadapnya tubuh kepada hakekat sifat Allloh..
Dimana jasad ( 4 tubuh ) naik ke arasj dalam rangka  menghadapkan diri.
a. Tubuh tanah –> Jisim tanah ,  menghadap kepada  Qudrat Allloh
b. Tubuh Air –> Jisim air  ,  menghadap kepada Ilmu Allloh.
b. Tubuh Angin –> jisim angin , menghadap kepada Hayat Allloh.
c. Tubuh api –> jisim api  , menghadap kepada Bashor Allloh
Maka yang tersebut dalam peristiwa itu adalah:
-    La Qodirun ilallah ( nafi tubuh Tanah )
La Alimun ilallah ( nafi tubuh Air )
-. La Hayyun ilallah ( nafi tubuh Angin )
-. La Bashirun ilallah ( nafi tubuh Api )
Ke empat kalimat tersebut bukanlah rapalan atau permohonan  melainkan kata tunjuk
Menunjuk adanya tubuh Iradah berada  dibalik jasad
Menunjuk nafinya tubuh Iradah  dan isbatnya Iradah mutlak
Menunjuk Iradah mutlak pada adanya  jisim tubuh.
Menunjuk nafinya Iradah mutlak isbatnya Iradah haq.
RO56    :
Pada isbatnya Iradah haq kata tunjuknya adalah
a. Qodirun ilallah
b. Alimun ilallah
c. Hayyun ilallah
d. Bashirun ilallah
Pada kenyataan ini Abdul kadir mendapati nama Al Jilani ( telah tajali Allloh ) padanya , siapa yang menyusul  …masih banyak peluang  menggapai ridho allloh .


7.Mengenali Nafsu.

RO57    :
Bagi siapa saja  yang melakukan kegiatan mengheningkan cipta atau manekung  ( I’tikaf ) maka gangguan terbesar dan terberat adalah dirinya sendiri , diantara  bentuk gangguan tersebut adalah ;
a. Adanya getaran alam diri dan alam semesta ,.
b. Gelombang panas alam diri dan alam semesta.
c. Bayangan diri dan bayangan alam semesta.
RO58    :
Pada perkembangan tingkat lanjutannya ;
a. Getaran menimbulkan suara  baik secara nyata maupun sembunyi ( bisikan ).
Cukup banyak orang yang terperangkap oleh getaran diri yang berwujud suara ini sehingga jika tidak siap mental dan pengetahuan akan terbawa ilusi seolah menerima bisikan ghaib  yang sesungguhnya masih suara dirinya sendiri  hal ini terjadi karena getaran dan gerak tubuh yang semula bebas beraktivitas diwakofkan / diheningkan .
Jika niat bersemedi atau I’tikof ini memiliki tujuan tertentu maka seseorang akan larut terbawa arus yang ditujunya.
dalam formulasi jisim ada kesamaan antara jisim alam dan mahluk  maka siapapun orangnya jika dalam olah semedi atau I’tikof ini mengedepankan  rasa,  dia akan terjerat dalam rangkaian jisim alam dan mahluk.
Rasa dengar  ( HS ) dan  Rasa lihat  ( HB ) adalah karakter jisim alam , maka sehalus apapun suara jika masih terasa terdengar maka itu berasal dari dalam jisim alam diri  sendiri.
Disini banyak  para ahli yang kepleset rasa diri sehingga merasa dapat wangsit , merasa dapat wahyu dan malah ada yang berani ngaku jadi nabi ini dan nabi itu padahal jelas semua itu permainan nafsu diri sendiri.
RO59   :
b. Gelombang panas membuka jaringan mahluk di alam semu.
Gelombang panas muncul karena adanya perbedaan tekanan antara alam diri dan alam semesta , meredam getaran dapat menimbulkan gesekan yang berakibat adanya  panas , berhentinya aktivitas bawah dari sama dan bashar serta kalam dan ilmu menimbulkan panas yang merambat didalam syaraf  lalu menjalar keseluruh tubuh.
Bertindaknya rasa melihat ( HB  hayat bashar ) membawa seseorang larut ke alam nasut  akibatnya sepertinya dia berjumpa dengan mahluk lain selain dirinya.
Jin dan syetan adalah berasal dari hawa panas manusia , siapa yang panas tubuhnya mencapai kesamaan dengan hawa panas mahluk dia akan menjumpai  warna warninya.
C.  Bayangan diri  :
Panas menimbulkan bias warna yang kemudian menimbulkan adanya bayangan  baik itu bayangan diri maupun bayangan alam semsesta , bertindaknya rasa ingin melihat ( HB ) kadang menimbulkan asumsi diri seolah berjumpa dengan saudara kembar sinorowedi.
Maka agar diri tidak terjebak dalam lingkaran jisim semu tersebut sebaiknya diperhatikan petunjuk  Al Qur’an berikut :
” Dan adapun orang -orang yang takut kepada makom  kebesaran  tuhannya ,  menahan diri dari keinginan hawa nafsunya”  ( QS ,An-naziaat 40 )
Ayat ini memberi petunjuk pada keadaan ” alaming ngelmu pangeran ” ( knowledge of god ) , siapa yang hendak memasuki wahana ilmu pengeran untuk mengenali tuhannya diberi  syarat  yaitu harus menahan keinginan hawa nafsunya sendiri .
RO60    :
Hawa masuk ketubuh melalui proses pernafasan ( inhalation ) maka dikatakan disana adanya hawa nafsu , dalam prosesnya gas yang masuk ke paru paru dipompa ke otak bersama dengan sel darah guna  pematangan proses penyerbukan darah dari paru paru , nafsu turut berperan di dalam proses pemanasan darah melalui otak sambil menanti saat bertindaknya.  Aktivitas otak kiri yang sibuk bekerja dan berfikir membuat nafsu segan memasukinya sebaliknya otak kanan yang lapang lebih nyaman untuk ditempatinya , maka nafsu mudah berinteraksi dengan rasa ( perasa ) yang bermukim di otak kanan .  Sel nafsu yang berada diotak kanan ini yang mirip benalu , akarnya cepat menjalar keseluruh bagian tubuh , jika sell nafsu yang di dalam otak tidak ditakluk-kan maka akan menjadi virus ganas yang siap mematikan . Jika otak kanan telah dikuasai nafsu maka lambat laun otak kiri yang berisi faham dan pengetahuan akan di pengaruhinya maka jadilah otak sebagai sarana berkembang biaknya nafsu , syetan , iblis dan dajal.
RO61  :
Sell nafsu ( Vn ) berinteraksi dengan sell rasa ( H )  dan sell pengetahuan (Ip)  = VN ( H + IP ) = N  Sesat .
pada manusia yang dalam otak nya berkomposisi N = Vn (H+Ip )  , orangnya akan menjadi ambisius , rajin kuat berfikir , haus kekuasaan , catatan sejarah menunjuk keberadaan Fir’aun sebagai contohnya .
RO61   :
Nafsu Lauwwamah ( Jiwa yang kecewa ) :
Nafsu Lauwwamah ( Nl ) adalah mufakat rasa ( H ) dengan sell samak + sell Bashor + sell kalam , atau
Nl = H –> ( S + B + K ).
diantara kriteria lauwwamah dalam kenyataan adalah ;
suka heran , mudah kecewa , lupa diri , bohong .
malas , suka pameran , suka bujuk rayu , suka takjub dan ngrumpi.
RO62     :
Nafsu Amarah ( Na ) adalah mufakat rasa ( H ) dengan  sell Ilmu ( Ip) dan Sell Qudrat ( Q ).
Na = H –>( Ip + Q )
Dialamnya ( Nasut ) nafsu tak pernah tinggal berdiam diri , dalam realita af’al atau perbuatan nafsu ini yang disebut syaitan .
Maka dalam kafahnya Islam salah satu syaratnya adalah mengetahui Syetan untuk dinafikan dari dalam perbuatan diri , ” syetan adalah musuh yang nyata ” .


8.Mencari Susuh Angin.

Jika anda sang pencari “susuh angin” inilah tempatnya anda menemukan sebagian jawaban nya.
Dari mulai Adam mengenal nama , Angin adalah nama yang ditujukan untuk salah satu “sifat jisim yang tak terumpama dan tak terhingga “ , .keadaan ini menjadikan angin bebas tak terikat .
Angin ada dimana saja ,angin ada didalam bumi , dalam air , di udara dan bahkan di antariksa.
Angin adalah daya gerak yang berada di alam semesta merupakan energi potensi bagi mobilitas mahluk termasuk meteor dan asteroid , angin diciptakan bersamaan dengan adanya mahluk  , Angin merupakan satu  bagian dari adanya KUN FAYAKUN.
Jisim Angin adalah Hayat yang berarti Hidup.
Jisim angin adalah hawa murni yang berada dibalik sesuatu yang dapat dipandang tapi tidak takluk oleh pandangan . Dari jisim angin maka lahirlah gerak suara , perkataan atau kalam .
Rumusan dasar : Suara atau kalam adalah Mufakat antara Hayat dan Qudrat :
K = H + Q.
Dikatakan rumus dasar karena hasilnya adalah “suara asli” yang belum mempunyai bentuk dan tujuan sebagai contoh adalah suara bayi yang baru lahir , bayi lahir bersuara ( menangis ) itu karena ia hidup , suara itu menunjukkan adanya hayat pada qudrat dirinya , demikian juga suara angin yang menerpa ranting dan daun atau suara air yang jatuh menetes pada genteng dan bebatuan , semuanya alamiyah.
Suara tangisan bayi yang baru lahir dapat menggetarkan perasaan orang tua yang menunggu kehadirannya demikian suara air yang jatuh ke bumi dapat menggugurkan gunung yang tinggi dan perkasa , keadaan ini pernah dilukiskan dalam pewayangan sebagaimana takluknya Bima kepada Dewa Ruci sehingga bersatu tubuh keduanya , Dewa ruci adalah angin sedang Bima adalah suara dari kolaborasi angin dan suara ini lahirlah perkataan ( Kalam ) ,
kalam adalah sarana komunikasi yang kehadirannya dilukiskan dengan adanya Gatot kaca sebagai anak Bima ( Werkudara ) , sang Gatotkaca dapat terbang bebas kemana saja mengarungi angkasa ( sebagai wujud sarana komunikasi Gatot kaca memiliki struktur otot kawat balung wesi seperti telpon , handphone dan komputer ini
Dunia Wayang adalah alam bayangan ia lahir dari sebuah imajinasi spiritual yang bebas tanpa halangan , penghalangnya adalah rasa yang bergejolak dalam dirinya sendiri,  hal ini dahulu dialami oleh empu Sedah dan Panuluh dalam mengarungi dunia wayang nya sehingga tulisan kitabnya terhenti dalam penyusunan.

Tokoh Dewa ruci adalah penjelmaan dari sang Hyang Tunggal , dia turun kedunia untuk meluruskan perilaku umat manusia .
Sang Hyang Tunggal sendiri berasal dari kalam ucapan dari Sang Hyang Wenang yang bertindak dengan ke Maha Suciannya .
Wayang adalah hasil kreasi pen-tokoh-an dari sebagian hasil dari produk Kalam KUN FAYAKUN dalam bahasa yang berbeda ini terjadi karena kemurahan dan kemudahan dari Yang Maha Suci.
maka untuk menjumpai wujud dari kesempurnaannya realita wayang seseorang harus dapat mengarungi sendiri keberadaan alam Kun Fayakun itu sendiri.
Susuh angin adalah wahana perjumpaan bagi Bima dan Dewa Ruci didalam satu peng-aku-an :
akulah Bima – akulah Dewa Ruci.
Maka Aku adalah wadah Penunggalan .
Penunggalan dari Qudrat , Hayat , Ilmu , Sama , Bashar dan Kalam .
Dengan kehendak-( Iradah )ku maka terciptalah firman yang nyata ( Dewa Ruci ) firman yang menjadi dasar hukum dan petunjuk manusia.
Dewa Ruci bukan siapa siapa ia terjadi karena Iradahku menunjuk pada kemufakatan ilmu dan kalam,
I –>( Ip + K ).
Agama bukan matematika , ini adalah rumus cipta-Ku  sebagaimana tersirat dalam al qur’an.
Sedang diri bima adalah jasad bagi jisim Dewa ruci ketika”  kodok ngemuli lenge”  maka menyatalah Jisim dewa ruci menenggelamkan jasad bima dalam ke-akuan Nya , wajar karena jasad bima telah mencapai syuhud maka ia dapat lebur dalam jisim Dewa ruci. ( jasad  Bima mencapai   Qudrat ).
Tanpa Iradat qudrat diri  Bima tak bermanfaat alias muspra .
Iradat Ku itulah susuh angin yang dicari Bima .
Siapapun manusia yang beramal ibadah tanpa dasar Iradah ku maka  ia akan tersesat  dalam belukarnya dunia.
Susuh Angin adalah Iradah Mutlak.
Iradah mutlak adalah dasar dari Iradah Haq
Iradah Haq adalah dasar berdirinya Tubuh Haq.
Tubuh Haq adalah keadaan tajalinya  Al HAQ
AKU ADALAH  AL HAQ
( anahul haq ).
itu bagian dari syahadah ku : Seluruh rumus cipta  ini adalah HAQ milik  AL HAQ  yang ada pada KU.

9. Antara Al Qur’an dan Hati.

Setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda dalam menanggapi isi ayat al Qur’an , tafsir seorang ahli ilmu bahasa tidak sama dengan tafsir ahli sejarah atau tafsir ahli tauhid , demikianlah kenyataan setiap ilmuwan memiliki tafsirnya  masing- masing , semua itu justru membenarkan bahwa setiap kata atau kalimat Al Qur’an itu memiliki makna yang tiada terbatas jika ditafsirkan saja.
 Al Qur’an adalah tanda kekuasaan Allloh Azza wa jalla wa ala yang diterima sebagai wahyu oleh Rasululloh Muhammad saw , Dia terpilih menjadi nabi dan rasul bukan karena ahli tafsir atau ahli bahasa , nabi Muhammad saw terpilih karena ketulusan dan kepolosan ( umiyyi) serta jujur dan  dipercaya ( al Amin ).  Ketulusan dan kepolosan adalah keadaan hati atau Qalbu , keadaan ini menjadi dasar penilaian bagi insan agama sebagaimana terungkap dalam pesan-Nya :
( Sesungguhnya Alllah tidak melihat Rupa & Kulitmu  melainkan melihat  hatimu. )
Hanyalah hati yang umiyyi , buta dan tuli yang dapat menangkap tanda tanda kebesaran ilahi berupa , wahyu atau anugerah nubbuwah.
Dengan Hati yang umiyyi tidak berarti orang itu harus hidup terpencil jauh dari komunitas sosial dan budaya-nya. Kedekatan nabi Muhammad saw dengan budayanya mengangkat harkat bahasa Arab menjadi bahasa yang dimuliakan bahkan huruf Arab menjadi hurup baku dalam penulisan kitab Al Qur’an.
Nabi bahkan berhasil mengislamkan cara berpakaian bangsa arab menjadi budaya busana islam , nabi Muhammad saw tidak pernah  merusak budaya bangsanya  sendiri ,
Ia hanya mengingatkan mana yang pantas dan mana yang tidak pantas bagi ummat islam , maka ketika ummat manusia menyadari kebenaran risalah Islam tersebut segera saja benda-benda yang tidak berguna seperti patung dan arca disingkirkan dari kota Makah yang dimuliakan ,ummat sadar bahwa tidak sepantasnya dikota suci ada patung dan berhala didalamnya , sekarang siapa saja yang memasuki kota suci Makah tak akan dapat lagi melihat adanya ( umiyyi ) patung dan arca walaupun bekas-bekasnya.
 Buta hati dan pandangan mata adalah keadaan yang dibawa ketika pertama kali bayi lahir didunia , walaupun ia dapat melihat tapi tak terpengaruh dengan yang dilihatnya , maka agar kesucian yang dibawa bayi terjaga Allloh memberi peringatan :
“Dan Ingatlah Rabb-mu dalam Hatimu , dengan merendahkan diri dan  takut , dengan tiada mengeraskan suara ,diwaktu pagi dan petang dan jangan kamu termasuk orang yang lalai” (QS.Ar-Raaf 205).
Kalam tersebut bagai pisau bedah mengupas hati , betepa tidak inginnya orang beriman dapat melihat langsung bahwa didalam hatinya sudah tak ada tuhan melainkan Allloh sebagaimana yang selalu diucapkan “ asyhadu an la ilaha ilallah “ .
 Jika dalam riwayat nabi Muhammad saw mengalami pembedahan dan pencucian hati oleh malaikat Jibril , lalu siapa yang mencuci hati umatnya , adakah yang pernah mengalami dibedah jibril (?)  .
Menjadi satu kewajaran jika ada seorang yang sudah ahli ibadah tapi sombong , miskin tapi angkuh , kaya tapi kikir , penguasa jadi pengusaha akhirnya jadi penipu dan koruptor , wajar karena sinyal warning dalam al Qur’an terlanjur menjadi perdendangan ,“ Ingat tuhanmu dalam hatimu “ . Jika dibiarkan akan jadi bibit penyakit dan kekufuran , apalagi kalau sempat ngejawantah seperti Firaun yang langsung bersumbar “ ana rabbukumul A’la “ .
Semula Fir’aun adalah orang yang tunduk pada kata hati , hanya sayangnya dia tak tahu bahwa didalam hatinya itu ada tuhan ( sesembahan ), maka ketika dia berada pada puncak takluk dirinya pada hatinya , jadilah dia yang minta disembah , dihormati dan ditakuti oleh bangsanya sendiri.
Beruntunglah kita punya sahabat , kawan dan Rasulullah Muhammmad saw dengan Al Qur’annya sehingga tak tertular pengalaman pahit fir’aun .
Siapa saja yang mau masuk gerbang kafahnya Islam  harus waspada pada keadaan diri sendiri , ingatlah tuhanmu didalam dirimu , berjihad membasmi tuhan dalam diri sehingga benarlah ucapan la ilaha ilalloh ( tidak ada tuhan selain  Allloh ) , dalam hukum nafi-isbat : tuhan itu nafi ( tak ada ) , dalam nafinya tuhan itulah Isbatnya Allloh , maka bagi seorang mukmin pantang berkata “ tuhan Allloh “  karena kata itu  dapat mempengaruhi  aqidah , adalah mustahil  tuhan bersanding Allloh apapun alasannya , karena itu namanya  bersekutu  dan haram bagi muslim menyekutukan Allloh dengan segala sesuatu termasuk tuhan.
Selayaknya manusia hati-hati dengan segala tafsirnya sendiri  ,  sang tauladan Rasulullah saw  menempatkan Al Qur’an sebagai ( hudan ) petunjuk panduan  Ibadah ,memang  tak ada larangan menterjemahkan  Al Qur’an dalam bahasa masing-masing agar mudah dimengerti, hanya saja harus ingat bahwa    Al Qur’an adalah Af’al Rasulullah saw maka pantang di ubah .
Dahulu ada seorang penafsir  menasehati dirinya sendiri dalam menafsirkan ayat al Qur’an :
” Hai orang (yang banyak )  ber-iman , masuklah kedalam Islam secara totalitas ( dohir & batin )   , janganlah kamu ikuti langkah syetan ( yang  sangat pandai  melagukan dan mentafsir-tafsirkan Al Qur’an) karena syetan ( pembujuk dan perayu )  itu musuh  yang nyata.
Ada benarnya tafsir nasehat itu , Orang harus ingat , bahwa jin dan syetan itu sesungguhnya sudah lama belajar agama atau ngaji , mulai dari zaman nabi musa sampai sekarang bangsa setan hobi menghadiri majlis agama atau dengar ngaji , wajar jika ada orang kesurupan malah jadi fasih baca al Qur’an  walaupun ketika waras tak pernah ngaji  , yang tidak wajar adalah jika ada orang belajar kepada orang yang lagi  kesurupan syetan , inilah maksud teguran itu ” jangan ikuti langkah syetan ” , teguran dan nasehat itu bagi seseorang yang banyak memiliki kepercayaan ( beriman ).


Wallahu'alam
Wa-Baarakallaahu Fiikum jamii'an
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu

 


 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly   1 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu. Bismillahirrahmanirrahim Allahummashalli 'al...