Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.
Bismillahirrahmanirrahim
“Alhamdulillahi
nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa
waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman
yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa
syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya
ba’da.”.
Tauhid Paling Utama dan Paling Penting
Makna
Tauhid adalah upaya menyerahkan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah
‘Azza wa Jalla Pencipta alam semesta, serta menjauhkan semua bentuk
peribadahan kepada selain-Nya. Tauhid memiliki kedudukan yang paling
tinggi dalam Islam.
Tauhid merupakan hak Allah yang paling besar atas
hamba-hamba-Nya.
Ibadah
artinya ketundukan, kepatuhan, ketaatan dan penghinaan diri dihadapan
Allah subhanahu wa ta’ala. Berbagai aktifitas manusia dalam kehidupan
ini bisa menjadi bentuk ibadah jika kita meniatkannya untuk itu.
Caranya
adalah dengan menjalankan kehidupan ini dengan menjadikan al-Qur’an dan
as-Sunnah sebagai dasar acuan aktifitas kehidupan, baik dalam hal
keyakinan, hukum halal-haram, dalam berakhlak, bermuamalah, dan lain
sebagainya.
Maka tidak
boleh seorang Muslim mempersempit makna ibadah, yakni dengan beranggapan
bahwa ibadah itu hanya jenis amal-amal tertentu saja, seperti: shalat,
haji, puasa, zakat dan semisalnya. Ibadah bukanlah sesuatu yang terkait
dengan masjid saja, tetapi juga meliputi segala aktifitas di rumah, di
kantor, di pasar, di jalan, dalam politik, hukum dan lain-lain.
Dengan
men-tauhid-kan ibadah berarti kita meniatkan dan menujukan segala
aktifitas kehidupan sebagai ketundukan (hanya) kepada Allah, dengan
menggunakan pedoman Al Qur’an dan As-Sunnah.
Dalam
hadits yang terkenal dari shahabat yang mulia Mu’adz bin Jabal
Radhiyallah ‘anhu, Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam bertanya
kepadanya :
“Wahai
Mu’adz, tahukah kamu apa hak Allah atas hamba-hamba-Nya dan hak
hamba-hamba-Nya atas Allah?” Mu’adz menjawab: Allah dan rasul-Nya yang
lebih mengetahui. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Hak
Allah atas hamba-hamba-Nya adalah mereka beribadah kepada-Nya dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Di antara keutamaan tauhid adalah:
1. Tauhid merupakan pondasi utama dibangunnya segala amalan yang ada dalam agama ini.
Sebagaimana
hadits yang diriwayatkan dari shahabat ‘Abdullah bin Umar Radhiyallahu
‘anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam bersabda :
“Agama
Islam dibangun di atas lima dasar : (1) Syahadah bahwa tidak ada yang
berhak diibadahi kecuali Allah (lailahaillahu) dan bahwa Muhammad adalah
Rasulullah, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) shaum di
bulan Ramadhan (5) berhaji ke Baitullah Al-Haram.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2.
Tauhid merupakan perintah pertama kali di dalam Al Qur’an, sebagaimana
lawan tauhid yaitu syirik yang merupakan larangan pertama kali di dalam
Al Qur’an, yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala pada surat Al-Baqarah
ayat 21-22 :
“Wahai
sekalian manusia, ibadahilah oleh kalian Rabb kalian yang telah
menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi
orang-orang yang bertaqwa. Yang telah menjadikan untuk kalian bumi
sebagai hamparan, langit sebagai bangunan, dan menurunkan air dari
langit, lalu Allah mengeluarkan dengan air tersebut buah-buahan, sebagai
rizki bagi kalian. Maka janganlah kalian menjadikan sekutu-sekutu bagi
Allah padahal kalian mengetahui.” (Al-Baqarah: 21-22)
Dalam
ayat ini terdapat perintah Allah “ibadahilah Rabb kalian” dan larangan
Allah “janganlah kalian menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah”.
3.
Tauhid merupakan poros utama dakwah seluruh para nabi dan rasul, sejak
rasul yang pertama hingga penutup para rasul yaitu Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alahi wa Sallam, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala :
“dan sungguh
Kami telah mengutus pada setiap umat seorang rasul (yang menyeru) agar
kalian beribadah kepada Allah dan menjauhi thaghut.” (An-Nahl: 36)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
“Dan
tidaklah Kami mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya : bahwasanya tidak ada yang berhak untuk diibadahi
melainkan Aku, maka beribadahlah kalian kepada-Ku.” (Al Anbiya’: 25)
4.
Tauhid merupakan perintah Allah yang paling besar dari semua perintah.
Begitu pula lawan tauhid, yaitu syirik, merupakan larangan paling besar
dari semua larangan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan Rabbmu telah memutuskan agar kalian jangan beribadah kecuali kepada-Nya ” (Al Isra’: 23)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pula:
“Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (An Nisa’: 36)
Perintah
untuk beribadah kepada Allah dan larangan berbuat syirik, Allah
letakkan sebelum perintah-perintah lainnya. Menunjukkan bahwa perintah
terbesar adalah Tauhid, dan larangan terbesar adalah syirik
5.
Tauhid merupakan syarat masuknya seorang hamba ke dalam Al –Jannah
(surga) dan terlindung dari An-Nar (neraka). Sebagaimana pula lawannya
yaitu syirik merupakan sebab utama masuknya dan terjerumusnya seorang
hamba ke dalam An Nar dan diharamkan dari Jannah Allah.
Allah berfriman:
“Sesungguhnya
barangsiapa yang menyekutukan Allah, maka Allah akan mengharamkan
baginya Al Jannah dan tempat kembalinya adalah An-Nar dan tidak ada bagi
orang-orang zhalim seorang penolongpun.” (Al Ma’idah: 72)
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam bersabda:
“Barangsiapa
yang mati dan dia mengetahui (berilmu) bahwa tidak ada ilah yang benar
kecuali Allah, maka dia akan masuk ke dalam Al Jannah.” (HR. Muslim)
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam bersabda pula sebagaimana yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu :
“Barangsiapa
berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada-Nya
dengan sesuatu apapun, dia akan masuk Al-Jannah dan barangsiapa yang
berjumpa dengan Allah dalam keadaan bebruat syirik kepada-Nya, dia akan
masuk An Nar.” (HR. Muslim)
6. Tauhid merupakan syarat diterimanya amal seseorang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah berfirman:
“Sungguh
telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan orang-orang (para nabi)
sebelummu, bahwa jika kamu berbuat syirik, niscaya batallah segala
amalanmu, dan pasti kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar : 65)
Syirik
merupakan sebab batal alias tertolaknya semua amalan. Maka lawan
syirik, yaitu Tauhid merupakan syarat diterimanya amalan.
Dari
penjelasan tentang keutamaan tauhid di atas, maka sangatlah jelas bahwa
risalah para rasul adalah satu yaitu risalah tauhid. Tugas dan tujuan
mereka adalah satu yaitu mengembalikan hak-hak Allah agar umat ini
beribadah hanya kepada-Nya saja.
Ini
merupakan dakwah para Rasul sejak rasul yang pertama yaitu Nabi Nuh
‘alahis salam hingga rasul yang terakhir yaitu Nabi Muhammad Shallallahu
‘alahi wa Sallam. Para rasul tersebut tidak hanya menuntut dari manusia
agar mengakui dan mengimani bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala
satu-satunya Dzat yang mencipta, memberi rizki, menghidupkan dan
mematikan, akan tetapi para rasul tersebut juga menuntut dari umat
manusia agar mereka mengakui dan mengimani bahwa Allah Subhanahu wa
Ta’ala adalah satu-satu-Nya Dzat yang berhak dan layak untuk diibadahi,
tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hak peribadahan. Yakni mentauhidkan
Allah dalam beribadah.
Rasulullah
Shallallahu ‘alahi wa Sallam sebagai suri tauladan yang baik bagi kita,
memulai dakwah beliau dengan tauhid selama 13 tahun di Makkah dan
mengingkari peribadahan kepada selain Allah, baik peribadahan kepada
nabi, malaikat, wali, batu, pohon, dan sebagainya yang dilakukan oleh
bangsa arab dan lainnya. Demikian pula setelah beliau hijrah, berdakwah
di Madinah selama 10 tahun, beliau terus melanjutkan dakwah menuju
kepada tauhid.
Begitu
pula ketika beliau Shallallahu ‘alahi wa Sallam mengutus para
shahabatnya untuk mendakwahi umat manusia, beliau memerintahkan kepada
mereka untuk awal pertama kali yang harus disampaikan adalah dakwah
tauhid Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagaimana ketika beliau mengutus
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ke negeri Yaman, beliau Shallallahu
‘alahi wa Sallam bersabda:
“Maka
pertama kali yang engkau dakwahkan kepada mereka adalah persaksian
bahwasanya tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah. Dan riwayat
yang lain : dakwah agar mentauhidkan Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma)
Pada
hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwasanya tauhid adalah
kewajiban pertama dan utama untuk disampaikan kepada manusia, di mana
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam memerintahkan kepada Mu’adz
radhiyallahu ‘anhu untuk memulai dalam berdakwah dengan hal yang pertama
dan utama untuk mereka.
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
washallim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar