Cari Blog Ini

Sabtu, 21 Juni 2014

Kaffah

Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 
“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”
 

Memahami dan Mengamalkan Islam Secara Kaffah Solusi Satu-satunya bagi Umat Islam

Penerapan Islam Secara  Kaffah Adalah Kewajiban  Setiap Individu Muslim

 Penerapan Islam secara kaffah adalah suatu kewajiban yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan kepada hamba-hamba-Nya kaum mu’minin. Ini merupakan keharuskan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi oleh setiap individu mu’min, bahwa dia harus menerapkan Islam secara kaffah, siapapun dia, apapun profesinya. Ketika kita berposisi sebagai kepala rumah tangga, maka berlaku kewajiban tersebut atas kita dalam memimpin rumah tangga kita.

Kita sebagai kepala rumah tangga, sebagai penanggung jawab, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam :

« كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ »
Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan masing- masing kalian akan dimintai pertanggunjawaban atas apa yang dipimpinnya.” )

Di antara yang disebut adalah :
« وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِهِ وَهْوَ مَسْئُولٌ »
seorang pria (seorang ayah) itu adalah pemimpin atas keluarganya, dan dia akan dimintai pertanggumgjawaban.

Dia sebagai kepala rumah tangga maka berlaku syari’at yang Allah sebutkan :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا [التحريم/6]
Wahai orang- orang yang beriman, bentengi diri kalian dan keluarga kalian dari adzab neraka.” [At-Tahrim : 6]

Syari’at ini berlaku kepada kita, sehingga dalam rumah tangga seorang ayah bertanggung jawab atas aqidah putri-putri dan istrinya, bertanggung jawab atas iman mereka agar selamat dari berbagai perkara yang merusak aqidahnya. Seorang ayah itu tidak hanya bertanggungjawab dalam urusan bagaimana anaknya sehat dari segi fisiknya, dari panas dan dingin. Itu hanya salah satu anggung jawab. Tapi yang lebih besar tanggung jawabnya adalah membentengi mereka dari adzab neraka.

Maka seorang kepala rumah tangga juga berlaku atasnya ayat :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً [البقرة/208]
Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian ke dalam islam secara kaffah (menyeluruh) … .

Seorang kepala rumah tangga juga berlaku atasnya perintah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 208.
Demikian juga seorang istri, ayat tersebut berlaku juga atasnya. Berlaku bagi istri karena dia juga bertanggungjawab, sebagaimana Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam tegaskan dalam kelanjutan hadist yang telah disebutkan tadi :

« وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَهْىَ مَسْئُولَةٌ »
… seorang wanita (istri) itu sebagai penanggungjawab atas rumah suaminya serta putra-putrinya dan sekaligus dia (istri) tersebut akan dimintai pertanggungjawaban.

Istri punya kewajiban terkait dengan suami. Syari’at telah menyebutkan, baik Al-Qur’an maupun As-Sunnah, berbagai kewajiban tersebut, maka kaum wanita wajib mengetahuinya. Terkait urusan rumah tangga saja, masih banyak kaum wanita muslimah yang belum tahu dan mengerti tentang Islam dengan benar. Jangankan secara menyeluruh, terkait dengan kewajiban di rumah tangga saja, masih banyak perkara dia tidak mengerti. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
« إذا دعا الرجل امرأته إلى فراشه فلم تأته فبات غضبان عليها لعنتها الملائكة حتى تصبح »
Jika seorang suami mengajak istrinya ke ranjangnya, kemudian ternyata sang istri tidak mau memenuhi panggilan tersebut, sehingga sang suaminya marah pada istrinya pada malam itu, maka sang istri tersebut mendapat laknat para malaikat hingga waktu shubuh.” )

Laknatnya para malaikat, hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak pernah bermaksiat. Mereka ikut benci kepada perempuan atau wanita yang seperti ini akhlaknya.

Kalau dibenci manusia masih mending, tetapi kalau dibenci oleh makhluk-makhluk Allah yang tidak pernah melanggar perintah-Nya dan selalu beribadah kepada-Nya. Berapa banyak dari kalangan wanita muslimah yang sampai hari ini belum mengerti berbagai kewajiban-kewajiban yang disyari’atkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallahu ‘alaihi wa Sallam.

!Kondisi Kaum Muslimin Saat Ini dalam Berbagai Aspeknya
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang jenis-jenis kaum mu’minin dan posisi atau profesi mereka. Umat Islam sekarang ini sedang mengalami berbagai krisis dengan berbagai bentuknya. Mengalami kemerosotan di berbagai bidang. Umat Islam mengalami kemerosotan dalam bidang ibadah, sehingga setiap hari semakin banyak orang yang dengan terang-terangan tidak mau shalat. Semakin hari akhlaq kaum muda-mudi muslimin dan muslimat semakin jauh dari bimbingan Islam, cenderung meniru dan mengekor kaum kuffar.

Begitu pula keamanan negeri kita semakin hari semakin tidak menentu, semakin tidak jelas arahnya. Begitu juga masyarakat mengeluh terkait dengan perekonomian mereka. Terasa setiap hari semakin sempit rezki atau perekonomian ummat ini tidak barakah, semakin hari kita menyaksikan hal yang seperti ini.

Kita sebagai umat atau sebagai rakyat berusaha untuk mencari jalan keluar mencari solusi dari problem yang mereka hadapi. Berbagai seminar diadakan, berbagai lembaga dibentuk, untuk mencari jalan keluar tersebut. Berbagai cara telah ditempuh. Namun sayang berbagai cara dan upaya yang ditempuh itu tidak pernah membuahkan hasil. Justru keadaannya semakin hari semakin menyedihkan.

Dari sisi aqidah, kaum muslimin juga mengalami kemerosotan. Semakin bermunculan berbagai aqidah yang bertentangan dengan aqidah Islam yang haq. Ahmadiyah semakin berani, Syi’ahnya juga semakin terang-terangan menyebarkan kebatilannya. Komunis pun berani sekarang, dan buku-buku komunis sudah ada di toko-toko buku. Paham liberalisme juga seperti itu, terus dijejelkan di tengah-tengah ummat ini kepada putra-putri muslimin. Seolah-olah perkara ini sulit dibendung. Berbagai kerusakan terjadi di tengah ummat.

Maka tentunya kita yang diciptakan oleh Allah dan sebagai hamba Allah. Allah sebagai Khaliq (pencipta) kita yang tahu tabi’at kita. Allah pencipta kita dan seluruh alam semesta. Yang MahA Tahu tentang jalan keluar tersebut. Yang Maha Tahu tentang bagaimana menyelesaikan problem ummat dan negeri ini.

Kaum muslimin yang saya muliakan…

Setelah kita tahu bahwa hanya Allah sajalah yang dapat memberikan jalan keluar bagi kita semuanya, bagi kaum muslimin. Maka kita coba mendengar, merenung, mempelajari, dan kemudian menerapkan apa yang telah Allah tuntunkan kepada kita agar kita bisa sampai kepada solusi atau jalan keluar dari berbagai problem tersebut.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (55) [النور/55]
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan mengganti (keadaan) mereka, setelah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nur : 55]

Perhatikan ayat ini baik-baik. Bagaimana Allah menyebutkan sebuah permasalahan penting. Allah Subhanahu wa Ta’ala sungguh telah berjanji. Perhatikan, yang akan kita bahas adalah janji Allah, sementara kita tahu di antara sifat Allah adalah (Laa yukhliful mii ‘aad) : Allah tidak pernah menyelisihi janji-Nya.

Allah sungguh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan beramal shalih, yaitu :

• Dia (Allah) pasti akan memberikan kepada orang-orang beriman dan beramal shalih kekuasaan di muka bumi, yakni Kekhilafahan di muka bumi.
Kemudian janji Allah Subhanahu wa Ta’ala berikutnya :
• dan Aku akan kokohkan posisi dan kedudukan agama mereka, yakni Islam ini, yang telah Aku ridhai untuk mereka sebagai agama.
Kemudian janji Allah berikutnya :
• Dan pasti Aku akan menggantikan perasaan takut, yakni kecemasan, ketidaktentraman yang menimpa mereka, dengan kondisi yang aman, tentram, tidak saling mencurigai hidup dengan penuh keharmonisan.”
Perhatikan ayat ini dengan baik-baik. Janji yang akan Allah berikan adalah kekuasaan di muka bumi ini untuk kaum mu’minin. Sementara dari kita sekarang dari umat ini ada sebagian pihak yang berusaha merebut kekuasaan dengan berbagai cara walaupun kadang-kadang harus menginfaqkan harta yang banyak, walaupun harus menjatuhkan saudaranya, walaupun harus menempuh penyakit hasad dan dengki. Namun ternyata tidak berhasil. Rugi dunia, rugi akhirat.

Janji kedua, Allah akan kokohkan posisi Islam, sehingga menjadi berwibawa dihadapan kuffar. Tidak dilecehkan. Namun ternyata sebentar-sebentar ada karikatur Nabi Muhammad, sebentar lagi muncul lagi, sebentar ini sebentar itu. Pelecehan terhadap Islam dalam berbagai bentuknya. Pelecehan itu terjadi, bahkan dari putra-putri muslimin sendiri berani melecehkan Islam!! Apa sebabnya? Ini yang akan kita bahas.

Tetapi Allah menjanjikan akan memberikan kewibawaan bagi agama yang telah Allah ridhai untuk mereka.
Permasalahan berikutnya adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan untuk orang yang berhak menerima janji ini, adalah janji keamanan. Namun dalam 10 tahun terakhir ini angka pembunuhan di tengah umat ini semakin banyak. Dan motif atau cara pembunuhannya pun mengerikan dan terus meningkat. Pencurian, perampokan terus terjadi di masyarakat ini, seolah-olah sulit dihentikan. Tentunya cara terbaik bagi kaum muslimin adalah mereka mengoreksi keadaan mereka. Jangan mencari kambing hitam, karena mencari mencari kambing hitam itu sulit dan berbahaya. Mencari kambing hitam itu bukanlah sikap dan akhlak kaum mukminin atau mukminat. Sikap mengkambinghitamkan pihak lain itu adalah akhlak tercela dari kalangan kuffar dan musyrikin. Tetapi melalui majelis- majelis adalah sebagai upaya untuk kita mengkoreksi.


Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Tentunya kalimat iman bukanlah kalimat yang mudah, yang dengan mudah kita menyatakan bahwa diri kita telah beriman dan berhaq menerima janji tersebut.
Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan dalam ayat ini : (Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian), adalah iman yang tidak mengandung unsur-unsur kekufuran, tidak mengandung unsur- insur kesyirikan.

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala melanjutkan : (dan kepada orang- orang yang beramal saleh di antara kalian).
Dua persyaratan, yaitu iman dan amal shalih. Amal shalih itu adalah amal yang memenuhi dua persyaratan penting, yaitu :

1. Amalan yang dilakukan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersih dari unsur-unsur adanya tandingan/sekutu bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Amalan tersebut sesuai dengan bimbingan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Jika dua persyaratan ini terpenuhi, maka amalan tersebut tergolong sebagai amal shalih, yang dengan ini masuk dalam persyaratan yang Allah sebutkan dalam ayat ke-55 dari surat An-Nur :
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang shalih…”
Sekarang kita menengok kondisi kaum muslimin. Apakah kondisi umat telah memenuhi persyaratan ini?
Sebelum menjawab pertanyaan ini kita perlu juga mengetahui firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Al-A’raf ayat ke-96 :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ [الأعراف/96]
Kalau seandainya penduduk-penduduk negeri tersebut mau beriman dan bertaqwa kepada Allah maka pasti Kami akan bukakan untuk mereka pintu-pintu barakah dari langit dan bumi


Makna bertaqwa kepada Allah adalah : beramal shalih dan meninggalkan segala kemaksiatan
Turun dari langit barakah, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan hidayah, taufiq, dan iman. Sedangkan dari bumi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan barakah pula segala sesuatu yang tersimpan di bumi, segala yang muncul dari dalam bumi menjadi barakah bagi yang berada di atas bumi. Tapi semua ini dipersyaratkan:
“kalau seandainya penduduk-penduduk negeri tersebut mau beriman dan bertaqwa kepada Allah, bertaqwa kepada Allah, yakni beramal shalih dan meninggalkan berbagai kemaksiatan.


Sekarang kita lihat realita yang ada. Bagaimana barakah terasa hilang dari perekonomian kita, makanan yang kita makan tidak lagi menyehatkan, makanan yang kita makan tidak bisa melahirkan taqwa pada istri dan anak-anak kita. Hilang sudah barakah tersebut.
Apa sebabnya? Karena tertutupnya pintu barakah dari langit dan bumi.
Apa sebabnya? Karena manusia yang ada di muka bumi tidak lagi melaksanakan persyaratan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala minta dalam ayat di atas.

Kita lihat dalam praktek mu’amalah keseharian misalnya, ketika adzan dikumandangkan, putra-putri kaum muslimin masih ada yang bermain gitar di jalan-jalan dengan suara sepeda motor yang keras. Demikian juga pasar-pasar muslimin masih penuh ketika adzan dikumandangkan. Semakin banyak di kalangan keluarga kita yang kemudian mengabaikan shalat. Jangankan shalat berjama’ah di masjid, bahkan shalat itu sendiri sudah banyak putra-putri kaum muslimin yang berani meninggalkannya. Anak-anak sekolah, baik SMP atau SMA yang sudah baligh, dan di kampus-kampus, jumlah pelajar/mahasiswa yang shalat jauh lebih sedikit dari pada yang tidak sholat. Satu permasalahan yang termasuk rukun kedua Islam banyak dari umat ini yang sudah mengabaikannya. Ini belum kita berbicara tentang bagaimana tata cara shalatnya, keikhlasan niatnya, tetapi pembahasanya hanya sekadar menegakkan sholat itu sendiri. Anda bisa melakukan survei, ketika shalat Maghrib, tatkala adzan dikumandangkan, masih banyak ibu-ibu kaum muslimin masih berada di depan televisi, anak-anak juga masih main game. Padahal ini hanya satu syari’at, yaitu syari’at shalat.

Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
« بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ »
Batas antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” )

« الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ »
“Perjanjian antara kami dan mereka (kaum muslimin) adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkannya maka dia telah kafir.” )

Kita lihat di kantor-kantor, di perusahaan-perusahaan kaum muslimin, masih banyak yang tidak shalat. Maka ini suatu merupakan problem besar di tengah-tengah umat ini.

Berikutnya, kemaksiatan yang lainnya. Berbagai praktek kesyirikan menyebar di masyarakat. Perdukunan, tukang ramal, tukang sihir bertebaran di tengah-tengah kaum muslimin, masuk ke kantor-kantor sehingga seorang bawahan menyihir atasan, dan sebaliknya seorang atasan menyihir bawahan, Si A ingin naik ke posisi C sehingga dia harus datang ke dukun-dukun, atau ke kubur-kubur untuk mengais barakah berdasarkan keyakinannya. Kita perhatikan sekarang perdukunan telah dikemas sedemikian rupa sehingga terkesan hal yang biasa di masa ini, bagi yang ingin tahu nasibnya ke depan, ingin tahu jodohnya, ingin tahu pekerjaannya maka dia datang ke tukang ramal, atau bahkan tidak perlu datang ke tukang ramal berbagai media telah disiapkan untuk menyerang rumah-rumah kaum muslimin. Putri kita dapat melakukan kesyirikan dalam keadaan di dalam kamar tanpa datang ke tukang ramal atau datang ke dukun-dukun, melalui berbagai alat telekomunikasi yang ada pada masa kini.

Kesyirikan juga menyerang pertanian, perkebunan, dan kantor-kantor kaum muslimin. Kalau mau buka usaha dia harus menyembelih kambing atau kerbau kemudian kepalanya diletakkan di suatu tempat tertentu, dengan keyakinan bahwa dengan itu akan terselamatkan dari musibah. Subhanallah … !! Suatu amalan yang biasa dilakukan oleh Abu Jahl dan kawan-kawannya, yang mereka menyembelih untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, bernadzar untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kita perhatikan ini, ternyata berbagai bentuk kesyirikan telah menyebar di tengah umat. Kesyirikan yang dengan itu Allah Subhanahu wa Ta’ala akan marah kepada umat karenanya. Kesyirikan merupakan dosa terbesar yang barang siapa yang meninggal dunia dalam keadaan dia belum minta ampun kepada Allah, hingga nyawanya sudah sampai di kerongkongan namun dia belum minta ampun kepada Allah atas dosa syiriknya tersebut, maka Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan mengampuninya selama-lamanya. Dosa kesyirikan, akan menyebabkan seluruh amalan seorang hamba, baik puasanya, shalatnya, shadaqahnya, dan seluruh amal ibadahnya tertolak.

Wallahu'alam
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu

 


 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly   1 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu. Bismillahirrahmanirrahim Allahummashalli 'al...