Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.
Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
Allahumma Sholi 'alaa Muhammad wa Uma wabarik 'alaihi wasalli, Allahumma sholi 'alaa Muhammad Biadadi Man shola 'alaihi wasali, Allahumma shali 'alaa Muhammad Biadadi Mal lam Anyushola' alaihi wasalli, Allahumma shali 'alaa Muhammad kama Tuhibbu Anyushola 'Alahi wasalli, Allahumma shali 'alaa Muhammad kama Amarta Anyyushola 'Alaihi wasalli, Allahumma shali 'alaa Muhammad kama Yasbagis shalawati 'alaihi wasalli....aminn Ya Wahhab..amin Ya "Alimun
Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
“Alhamdulillahi
nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa
waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman
yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa
syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya
ba’da.”.
Wanita Shalihah
Wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia, mengalahkan
tumpukan Emas, intan dan permata serta perhiasan dunia apapun. hanya
wanita shalihah yang mampu melahirkan generasi rabbani yang selalu siap
memikul risalah Islamiyah menuju puncak kejayaan
Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada
aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan
saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri.
mulialah wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi
keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat,
Allah akan menjadikannya bidadari di surga.
Kemuliaan wanita shalihah
digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, “Dunia ini adalah perhiasan,
dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”.(HR.Muslim).
Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran
wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga
pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya
adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak
matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran.
Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada
dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka
jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia
akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian
intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa
kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).
Wanita shalihah itu murah senyum. Baginya, senyum adalah shadaqah.
Namun, senyumnya tetap proporsional. Tidak setiap laki-laki yang
dijumpainya diberikan senyuman manis. Senyumnya adalah senyum ibadah
yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain.
Wanita
shalihah juga pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan
terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang
ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah
kebaikan bagi dirinya maupun orang lain. Ia juga selalu menjaga
akhlaknya.
Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah kemampuannya memelihara
rasamalu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak
tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang
menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia sadar bahwa semakin
kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa
malunya, makin buruk kualitas akhlaknya.
Pada prinsipnya, wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah
dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang
ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak
menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah
yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber
masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri.
Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak
akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan
adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder
dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make upapa pun
yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia
“polos” tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap
terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.
Jika ingin menjadi wanita shalihah, maka belajarlah dari lingkungan
sekitar dan orang-orang yang kita temui Ambil ilmunya dari mereka.
Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah.
Ia terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau
bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak.
Contoh pula Siti Khadijah, figur istri shalihah penentram batin,
pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan
Allah Swt. Beliau berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela
perjuangan Rasulullah. Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah,
hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah walau Khadijah
sendiri sudah meninggal.
Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan. Seorang
pelajar yang baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang
ibu yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Sulit membayangkan,
seorang wanita shalihah ujug-ujug muncul tanpa didahului sebuah proses.
Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola
pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak,
bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi. Banyak wanita bisa
sukses.
Namun tidak semua bisa shalihah. Shalihah atau tidaknya seorang
wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan
tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah,
tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri
menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan
mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas
ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, “Jika kita
ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman
disekelilingnya. ”
Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara.
Kita pernah mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada
seorang wanita yang sangat hebat.
Jika wanita shalihah ada di belakang
para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan
diraih.
Selama ini, wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja,
yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius.
Wanita adalah tiang Negara.
Bayangkanlah, jika tiang penopang
bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata
dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang
nilainya tidak seberapa. Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang
yang kuat atau tiang yang rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat,
kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan
mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah.
Dengan terus berusaha menjaga
kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona
wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita.
Beruntunglah bagi setiap lelaki yang memiliki istri shalehah, sebab
ia bisa membantu memelihara akidah dan ibadah suaminya. Rasulullah
bersabda, ”Barangsiapa diberi istri yang shalehah, sesungguhnya ia telah
diberi pertolongan (untuk) meraih separuh agamanya. Kemudian hendaklah
ia bertakwa kepada Allah dalam memelihara separuh lainnya.” (HR Thabrani
dan Hakim).
Barakallahu Fikum
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu
Allahumma Sholi 'alaa Muhammad wa Uma wabarik 'alaihi wasalli, Allahumma sholi 'alaa Muhammad Biadadi Man shola 'alaihi wasali, Allahumma shali 'alaa Muhammad Biadadi Mal lam Anyushola' alaihi wasalli, Allahumma shali 'alaa Muhammad kama Tuhibbu Anyushola 'Alahi wasalli, Allahumma shali 'alaa Muhammad kama Amarta Anyyushola 'Alaihi wasalli, Allahumma shali 'alaa Muhammad kama Yasbagis shalawati 'alaihi wasalli....aminn Ya Wahhab..amin Ya "Alimun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar