Cari Blog Ini

Senin, 16 Juni 2014

Jaminan Masuk Surga

 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.


Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.


“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”.




Jaminan Masuk Surga 



Setiap muslim pada akhirnya akan masuk surga, hanya saja prosesnya berbeda. Ada yang yang masuk surga secara langsung dan ada pula yang setelah dihisab dia masuk neraka terlebih dahulu barulah kemudian dimasukkan ke surga. Hal ini tergantung dari amalannya yang baik maupun yang buruk setelah dihisab. 

Banyak hadits yang menjelaskan bahwa umat Islam akan berada di surga;</p> Jaminan buat orang Islam untuk masuk surga banyak didapat keterangannya pada sabda-sabda Rasulullah Saw. Misalnya hadits berikut ini: 
Abu Hurairah Ra. meriwayatkan, Rasulullah Saw. bersabda: “Setiap ummatku pasti akan masuk surga, kecuali yang tidak mau. Shahabat bertanya, Ya Rasulallah, siapa yang tidak mau? Beliau menjawab, Mereka yang mentaatiku akan masuk surga dan yang menetangku maka dia telah enggan masuk surga.” (HR. Bukhari).

 Abu Said Ra. meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bila ahli surga telah masuk surga dan ahli neraka telah masuk neraka, maka Allah Swt. akan berkata, Orang yang di dalam hatinya ada setitik iman, hendaklah dikeluarkan. Maka mereka pun keluar dari neraka.” 

Anas Ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan dan di dalam hatinya ada seberat biji dari kebaikan .” (HR. Bukhari dan Muslim). 

Hadits-hadits di atas menerangkan bahwa umat Islam nantinya akan masuk surga, hanya saja tidak ada yang menjamin diri kita untuk masuk surga secara langsung, karena ada orang yang masuk surga itu ada beberapa macam: 

Pertama: 
orang yang masuk surga secara langsung, di antara nya ada 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab.

Kedua: 
orang yang setelah dihisab dimasukkan ke dalam neraka terlebih dahulu, kemudian pada akhirnya dimasukkan surga. 

Seorang muslim yang telah berbuat dosa besar pada hari akhir nanti akan mendapatkan balasan yang setimpal terhadap semua dosa yang pernah dilakukannya di dunia dengan mendapat siksaan yang sangat berat di neraka. Ketika perhitungan amal semua hamba selesai, golongan yang baik telah masuk surga dan golongan yang buruk telah masuk neraka, maka orang yang di dalam hatinya ada setitik iman akan dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. 
Walaupun sudah ada jaminan umat Islam akan di surga, hendaklah kita menjauhkan diri siksa neraka jangan sampai masuk ke dalamnya. 


Sehari di hari akhirat itu setara dengan seribu tahun di kehidupan dunia. 
Siksa neraka yang paling ringan adalah bila kita menginjak bara api neraka maka otak kita akan langsung mendidih. 
Siksaan di neraka memakan waktu yang cukup lama dengan siksaan yang sangat pedih dan tidak dapat dibayangkan. 

Betapapun besar dosa yang telah dilakukan oleh seorang hamba. Sesungguhnya Allah Swt. itu Maha Mengampuni dan Maha Menerima taubat. Taubat itu akan diterima oleh Allah Swt. sebelum nafas di kerongkongan (ajal),

Allah Swt. berfirman: “Dan tidaklah taubat itu diterima oleh Allah dari orang-orang yang melakukan kejahatan ( yang ) apabila datang ajal bagi seseorang diantara mereka barulah mengatakan “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang” ( An-Nisa : 18 ) 

Rasulullah Saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba-Nya sebelum nafasnya tiba di kerongkongan ( sakaratul maut ).” ( H.R. Ahmad ).
karena itu selagi kita masih diberi Allah SWT nafas dan kehidupan hendaklah kita segera bertaubat dan memohon ampun agar segala dosa kita diampuni dengan taubat nasuha (taubat yang sebenarnya) yaitu dengan:

Pertama :
 Ikhlas semata-mata karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Kedua : 
Hendaknya seseorang menyesal dan bersedih atas kemaksiatannya yang telah lalu disertai cita-cita semestinya dia tidak pernah terjatuh dalam pelanggaran tersebut.

Ketiga :
 Hendaknya dia langsung berhenti dari kemaksiatannya itu secara total. 
Yaitu apabila kemaksiatan itu dalam bentuk meninggalkan ketaatan atau kewajiban maka hendaklah dia segera melaksanakannya dan jika kewajiban itu masih dapat di qadha seperti Zakat, Puasa dan Haji maka segera dia meng-qadha nya. Akan tetapi jika kemaksiatan itu dalam bentuk mengerjakan perkara yang diharamkan Allah Swt. maka hendaklah segera ditinggalkan.
 Apabila kemaksiatan itu berhubungan dengan hak-hak manusia, maka tidak sah taubatnya hingga dia mengembalikan hak-hak tersebut kepada pemiliknya.

Keempat : 
Hendaknya dia ber-azam ( memiliki tekad yang kuat) untuk tidak kembali lagi kepada kemaksiatan itu pada hari-hari mendatang, karena ini merupakan buah dari taubat serta bukti akan benarnya niat orang yang bertaubat tersebut.
Maka dari itu bersegeralah wahai orang-orang yang mengharap ampunan Allah Swt. melakukan taubat nasuha sebelum bencana kematian datang menghalangi engkau darinya.


Wallahu a’lam

Barakallahu Lana Walakum 

Allahumma Sholi 'alaa Muhammad wa Uma wabarik 'alaihi wasalli, Allahumma sholi 'alaa Muhammad Biadadi Man shola 'alaihi wasali, Allahumma shali 'alaa Muhammad Biadadi Mal lam Anyushola' alaihi wasalli, Allahumma shali  'alaa Muhammad kama Tuhibbu Anyushola 'Alahi wasalli, Allahumma shali 'alaa Muhammad kama Amarta Anyyushola 'Alaihi wasalli, Allahumma shali 'alaa Muhammad kama Yasbagis shalawati 'alaihi wasalli....aminn Ya Wahhab..amin Ya "Alimun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly   1 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu. Bismillahirrahmanirrahim Allahummashalli 'al...