Cari Blog Ini

Selasa, 17 Juni 2014

Apakah Taubat Kita Di Terima

Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 


“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”




Apakah Taubat Kita Di Terima 


Ketika seseorang bertaubat, dan taubatnya diterima oleh Allah Swt, terdapat ciri-cirinya. Al-Quran mengatakan ada 2 ciri utama, yaitu Allah akan menganugerahkan kepada orang tersebut 2 jenis cahaya, cahaya dihadapan dan disebelah kanan mereka.

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa. Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yg bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS 66:8)

Cahaya dihadapan yang dimaksud dalam ayat di atas adalah cahaya iman (Nur al-Iman). Sedangkan cahaya disebelah kanan adalah cahaya ilmu (Nur al-Ilmu).

Cahaya Iman tidak didapatkan karena keturunan, bukan juga didapatkan dari bangku sekolah, kuliah atau pesantren, bukan juga karena membaca buku-buku yang banyak dan tebal.

Tidak sedikit ustadz-ustadz bergelar professor doktor dalam bidang agama, kyai-kyai yang memiliki pesantren besar, namun di dalam hatinya tidak sama sekali memiliki cahaya iman.

Cahaya Iman adalah cahaya yang Allah anugerahkan ke hati orang-orang yang bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat.

Al-Quran menjelaskan bagaimana taubat yang benar itu, yaitu taubat dan diikuti dengan amal-amal shalih secara terus menerus.

Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shalih, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. (QS 25:71)

Banyak orang berpikir amal shalih adalah amal yang terkait dengan bantu membantu dalam hubungan sosial. Apakah membantu dalam wujud pikiran, tenaga atau harta. Ini sangat keliru! Amal Shalih, adalah sebuah amal yang bersih dan benar, sejak niat, pikiran, sampai mewujud menjadi amal.

Amal Shalih pastilah amal yang terbebas dari hawa nafsu dan syahwat. Karenanya selama seseorang kehidupannya dikuasai oleh hawa nafsu dan syahwat, pastilah amal-amalnya tidak akan shalih.

Orang yang terkendali hawa nafsu dan syahwatnya, tidurnya, makannya, bekerjanya menjadi amal shalih yg mulia dihadapan Allah Swt.

Dalam sebuah hadits kita mendapatkan penjelasan, bagaimana ada orang yang tidur namun dikatakan rasulullah Saw lebih mulia daripada orang yang shalat tidak jauh darinya.

Hal ini dapat terjadi karena orang yang tidur melakukannya dengan keimanan dan terbebas dari hawa nafsu dan syahwatnya, tetapi orang yang shalat melakukan dengan sebaliknya.



Dalam bahasa yang lain, orang yang bertaubat dengan taubat yang sebenar-benarnya adalah orang yang bertaubat (menyesali) atas kesalahan-kesalahan yang dilakukannya, berusaha untuk tidak melakukannya lagi, serta berupaya mengendalikan seluruh keinginan-keinginan hawa nafsu dan syahwatnya. Taubat inilah yang akan diterima oleh Allah Swt dan akan dianugerahi-Nya Cahaya Iman dan Cahaya Ilmu.

Ibarat seseorang yang berada di dalam ruangan yang sangat gelap gulita, ia tidak akan dapat melihat adanya kursi, lemari, apalagi gambar dan tulisan yang ada di dalam ruangan tersebut.


Namun ketika di ruangan tersebut masuk secercah cahaya, maka akan mulai terlihat benda-benda, gambar dan tulisan yang ada di dalamnya. Semakin terang cahaya yang masuk akan semakin jelas apa-apa yang ada di dalamnya. Demikianlah perumpamaan Cahaya Iman terhadap hati.


Hati yang gelap, menyebabkan mata hati tidak akan mampu melihat apa-apa. Telinga hati tidak akan mampu mendengar apa-apa. Jikalau ada petunjuk Allah kepadanya, matanya tidak mampu melihat petunjuk Allah yang hadir, demikian pula telinga hatinya tidak mampu mendengar petunjuk Allah yang datang.

Dengan adanya Cahaya Iman di hati seorang yang bertaubat, menyebabkan mereka mampu melihat dan mendengar petunjuk Allah yang datang datang ke hati.


Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS 64:11)


Dengan terus bertaubat, beriman, beramal shalih dan menetapi petunjuk yang hadir, Allah akan menerbitkan dalam hatinya Cahaya Ilmu.

Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shalih, kemudian tetap di atas petunjuk. (QS 20:82)

Seorang yang terbit cahaya ilmunya inilah sesungguhnya yang disebut di Al-Quran dengan sebutan Ulil al-Bab. Dengan Cahaya Ilmu ini seseorang akan dapat menyentuh dan memahami makna terdalam dari al-Quran.

Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara, tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.(QS 56:77-79)

Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (QS 29:49)


Selain al-Quran, orang-orang yang mulai terbit Cahaya Ilmu nya, akan menyebabkan semakin mampu melihat seluruh aspek kehidupan di alam dunia ini dengan makna. Sedikit demi sedikit, tidak ada lagi yang sia-sia bagi mereka. Mereka mampu melihat hikmah dan pelajaran dibalik kegagalan, kesulitan hidup, dan permasalahan hidup.

Demikian pula konstelasi kompleks penciptaan alam semesta, sedikit demi sedikit terpahami karsa dibalik seluruh penciptaan itu.


Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS 3:190-191)


Secara implementatif, ciri orang yang bertaubat dan taubatnya mulai disambut oleh Allah Swt adalah:
Semakin gandrung mempelajari al-Quran. Semakin perhatian terhadap guratan-guratan hati, bukan hanya perhatian kepada penampilan amal. Semakin melihat dan menyadari keburukan-keburukan dirinya, sehingga tidak sempat mengurusi keburukan orang lain.
Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang yang bertaubat dan diterima taubatnya.

Wallahu'alam
Barakallahu Fikum 

Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 
 

 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly   1 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu. Bismillahirrahmanirrahim Allahummashalli 'al...