Cari Blog Ini

Jumat, 20 Juni 2014

Fardu 'Ain 'Ilmu

Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 


“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”


Fardu 'Ain 'Ilmu

Dalam mencari ilmu dan pengalaman, umat Islam ada dua dorongan yaitu dorongan fitrah dan dorongan imannya. Keinsafan dan kesadaran juga merupakan dorongan. Pada orang lain hanya ada satu dorongan. Kalau ibarat kendaraan, orang yang bukan Islam hanya ada satu mesin, sedangkan orang Islam memiliki dua mesin. Tentunya kendaraan dua mesin lebih kencang daripada kendaraan yang mesinnya satu.

Karena itulah umat Islam di zaman imannya kuat dan ketaqwaannya tebal yaitu di zaman Rasulullah SAW, zaman Sahabat, zaman Tabiin dan zaman Tabi‘it Tabiin, mereka sangat cepat menguasai ilmu dan pengalaman dibandingkan bangsa-bangsa lain sebelum kedatangan Islam seperti Rom, Parsi dan juga bangsa China. Umat Islam dapat menguasai ilmu dalam masa yang singkat karena ada dua dorongan seperti yang telah disebutkan tadi. Akhirnya umat Islam menguasai politik dunia dan ilmu pengetahuan. Mereka menjadi guru kepada bangsa-bangsa di dunia. Mereka dikagumi dan dihormati bahkan disayangi karena mereka membawa bersama akhlak mulia yang dipimpin oleh wahyu.
Di dalam kitab suci Al Quran, banyak kita temui ayat-ayat yang memiliki maksud:
“Mengapa kamu tidak menggunakan akal.”
“Mengapa kamu tidak berfikir.”
“Mengapa mereka tidak mengambil perhatian (pengajaran).”

Firman Allah SWT:
Artinya: “Hendaklah kamu berjalan di atas muka bumi kemudian maka kamu lihatlah betapa kesudahan mereka yang berdusta.” (Al An’am: 11)

Mula-mula umat Islam menumpukan sepenuh masa mengkaji ilmu wahyu (Al Quran dan Sunnah). Ilmu wahyu inilah sebagai asas ilmu umat Islam karena ilmu wahyu merupakan ilmu dunia Akhirat kepada umat Islam. Mereka menghafal, menghayati, mengamalkan serta memperjuangkan. Mereka berlomba-lomba mengembangkan dan menyampaikan kepada kaum-kaum dan bangsa-bangsa di dunia di waktu itu.

Setelah benar-benar matang dan mantap ilmu wahyu itu serta telah tersebar luas, maka umat Islam pun meneroka ilmu-ilmu di luar Islam. Bermula di zaman kerajaan Abbasiah, mereka menterjemahkan kitab-kitab orang Rom, bangsa Yunani, Parsi dan lain-lain lagi. Mereka mengkaji, menilai, menyaring dan memperluaskan ilmu yang tidak bercanggah dengan ajaran Islam. Mereka jadikan ilmu itu hak milik mereka sehingga ia jadi satu cabang dari ilmu Islam seperti ilmu mantik. Maka lahirlah ahli-ahli falsafah Islam, ahli-ahli perubatan, ahli kimia, ahli geografi, ahli falak, ahli sejarah, ahli sains dan lain-lain lagi.

Akhirnya ilmu umat Islam menggabungkan ilmu wahyu dengan ilmu akal. Ilmu nakli bergabung dengan ilmu akli. Maka bertambah luas lagi ilmu umat Islam. Ilmu wahyu atau nakli membangunkan jiwa mereka. Ilmu akli membangunkan akal dan material mereka. Lahirlah tamadun lahir dan tamadun batin atau tamadun dunia dan tamadun Akhirat. Juga disebut tamadun material dan tamadun spiritual atau rohani. Tamadun kebendaan dan tamadun akhlak atau tamadun ekonomi dan tamadun budi pekerti. Bergabunglah kebaikan dunia dengan kebaikan Akhirat. Sesuai dengan doa yang diajarkan oleh Allah yang Maha Agung melalui firman Allah dalam Al Quran:
Artinya: “Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di Akhirat, dan peliharalah kami dari azab Neraka.” (Al Baqarah: 201)

Waktu itu keperluan-keperluan kehidupan mereka mewah, ibadah mereka mewah dan budi pekerti mereka juga mewah. Mereka sangat mewah dengan sifat-sifat pemurah, timbang rasa, bertolak ansur, malu, sopan santun, merendah diri, bekerjasama, tolong menolong, mengutamakan orang lain, ziarah-menziarahi, nasihat-menasihati, memberi dan menerima serta hormat-menghormati.


Telah menjadi fitrah murni setiap manusia, apa pun kaum atau bangsa, suka kepada ilmu. Justru itulah setiap orang berlomba-lomba menuntut dan mencari ilmu di dalam berbagai-bagai bidang. Pada Islam ia didorong kembali oleh ajaran agamanya. Sebagaimana firman Allah:

Al Mujadalah 11

Artinya: “... supaya Allah meninggikan darjat orang yang beriman di kalangan kamu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa darjat.” (Al Mujadalah: 11)

Sabda Rasulullah SAW:

hadist-menuntut-ilmu

Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib ke atas setiap muslimin dan muslimat.”

Sabda baginda lagi:
Artinya: “Kelebihan orang yang berilmu atas orang yang abid seperti kelebihanku atas orang yang terendah dari umatku.” (Riwayat At Tarmizi)

hadist-kelebihan-orang-ilmu

Artinya: “Kelebihan orang yang berilmu atas orang yang abid ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang.” (Riwayat Abu Daud)

Dalam Islam, menuntut ilmu itu adalah wajib, ilmu itu sendiri ada yang fardhu ain, ada yang fardhu kifayah. Manusia suka menuntut ilmu karena memandang peranan ilmu itu di dalam kehidupan sangat memberi faedah-faedah dan memberi kesan, antaranya:

1. 1. Orang yang bodoh susah berhadapan dengan kehidupan yang bersimpang-siur dan pancarobanya, maka perlu ilmu untuk berhadapan dengannya.
2. 2. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat maju di dalam bidang ekonomi
3. 3. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat maju di dalam bidang pembangunan.
4. 4. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat maju di dalam bidang perhubungan.
5. 5. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat maju di dalam bidang ketenteraan dan persenjataan.
6. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat maju di dalam berbagai-bagai bidang yang lain.
7. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat memberi makan otak dan jiwa.
8. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat menjadi kawan di waktu dan suasana apapun.
9. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat membawa kehidupan yang mudah dan senang.
10. Dengan ilmu pengetahuan manusia biasa dapat menguasai orang atau kaum dan bangsa-bangsa yang bodoh.
11. Dengan ilmu pengetahuan manusia dihormati dan disegani orang.
12. Dengan ilmu pengetahuan manusia mudah membuat kerja yang susah.
13. Dengan ilmu pengetahuan manusia mudah mendapat kejayaan dunia dan Akhirat.
14. Dengan ilmu pengetahuan manusia biasa dia memimpin orang yang bodoh.
15. Dengan ilmu pengetahuan jarang orang menjadi miskin.
16. Dengan ilmu pengetahuan manusia mendapat harta dan kekayaan.
17. Dengan ilmu pengetahuan manusia mendapat kuasa.

Walaupun telah menjadi fitrah manusia suka dengan ilmu pengetahuan dan berusaha mencarinya, namun tidak semua orang dapat memiliki ilmu yang banyak dan tinggi. Di antara sebabnya adalah seperti berikut:

1. Karena seseorang itu Allah Taala telah takdirkan lemah akal fikirannya. Dengan sebab itu dia tidak mampu menimba ilmu yang banyak.
2. Mungkin seseorang itu tidak dapat peluang belajar dengan cukup karena kemiskinan dan kesusahan hidup.
3. Kerana tidak ada peluang-peluang kemudahan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang tinggi seperti tempat belajar jauh.
4. Karena ditakdirkan oleh Allah Taala selalu sakit atau kecacatan anggota maka tidak cergas dalam menuntut ilmu.
5. Karena seseorang itu cepat berkahwin maka terhalanglah untuk mendapat ilmu yang banyak.
6. Karena seseorang itu atau sesuatu kaum atau bangsa itu tidak bersungguh-sungguh menuntut ilmu pengetahuan atau malas menuntut ilmu.

Di antara sumber-sumber ilmu ialah:

1. Melalui belajar dan membaca, membuat kajian.
2. Melalui pengalaman.
3. Bagi rasul atau nabi melalui wahyu.
4. Bagi orang yang bertaqwa, melalui ilham.

Orang yang menuntut dan mencari ilmu ada beberapa golongan. Di antaranya adalah:

1. Menuntut dan mencari ilmu karena ilmu semata-mata. Dia sangat senang, mabuk dan asyik dengan ilmu. Inilah golongan orang yang mencari ilmu karena ilmu semata-mata atau golongan mabuk ilmu.
2. Orang yang mencari ilmu karena menginginkan kekayaan dan harta dunia. Dengan ilmu yang banyak dan tinggi, dapat menjabat pada jabatan yang tinggi dan dapat gaji besar. Dengan ilmu juga orang menjadi pandai berniaga. Dengan berniaga, akan mendapat kekayaan dan harta. Inilah golongan menggunakan ilmu untuk mendapat kekayaan.
3. Ada orang mencari ilmu karena ingin menjadi pemimpin. Seseorang yang hendak menjadi pemimpin mesti ada ilmu. Kalau tidak, sudah tentu tidak dapat memimpin orang. Atas sebab ini, ada golongan memburu ilmu. Inilah golongan yang menggunakan ilmu untuk menjadi pemimpin.
4. Ada setengah golongan bersungguh-sungguh mencari ilmu karena ingin nama dan glamour. Agar orang menganggap dia golongan intelek. Moga-moga dia dihormati orang dan moga-moga namanya masyhur. Inilah golongan ahli ilmu yang inginkan nama.
5. Ada orang belajar ilmu karena hendak keluar dari kebodohan dan kejahilan. Agar jangan orang memandang hina. Jahil itu dipandang tidak baik. Maka mereka pun belajar ilmu pengetahuan hingga menjadi orang yang pandai. Inilah golongan ahli ilmu yang mendapatkan ilmu agar tidak terhina.
6. Ada orang menuntut dan mencari ilmu karena ingin membangun dan maju demi kedaulatan dan kemegahan bangsa dan negara. Agar jangan bangsanya mundur dan terhina. Inilah golongan ahli ilmu yang berfahaman nasionalisme.
7. Orang yang menuntut ilmu karena perintah Allah Taala. Juga dengan tujuan agar dapat mengamalkan ilmu supaya dapat mengabdikan dan mendekatkan diri kepada Allah Taala. Moga-moga dengan itu mendapat keredhaan Allah Taala dan terselamat dari kehinaan di dunia dan di Akhirat. Golongan ini menggunakan ilmu untuk membangunkan ekonomi, ketenteraan, pertanian, bangunan, sekolah, pemerintahan, jalan raya dan lain-lain lagi. Ia adalah dengan tujuan agar dapat melindungi iman, memperkuatkan syariat, membesarkan syiar Tuhan dan mendaulatkan hukum-hukum Tuhan. Justru itu, di dalam membangun melalui ilmunya, mereka sangat menjaga syariat, terlalu menjaga halal dan haram, tidak lari daripada disiplin Islam hingga seluruh usaha dan kemajuan yang dibangunkan menjadi ibadah, menjadi amal soleh, dianggap jihad fisabilillah dan diberi pahala yang besar oleh Allah Taala yang Maha Pemurah. Inilah golongan ahli ilmu yang bertaqwa.

Kita umat Islam, dalam menuntut dan mencari ilmu biarlah menjadi golongan yang ketujuh itu, yaitu mencari ilmu karena Allah Taala. Kalau bukan karena Allah Taala, termasuk orang yang rugi. Kalaupun mendapat untung di dunia, namun rugi di Akhirat karena masuk Neraka. Wal‘iyazubillah.

Sabda Rasulullah SAW:
Artinya: “Siapa yang menuntut ilmu dengan maksud untuk bersaing dengan para ulama atau untuk mujadalah dengan orang-orang yang jahil atau untuk mengambil perhatian manusia, ia akan masuk Neraka.”

Sabda baginda lagi:
Artinya: “Barang siapa yang bertambah ilmunya tetapi tidak bertambah amalannya dia akan bertambah jauh dari Allah.”

Sajak 1
Ilmu Penyuluh Hidup

Bagi orang mukmin, ilmu adalah penyuluh hidupnya!
Pengalamannya adalah pengajaran, iktibar dan penasihatnya
Takutnya kepada Tuhan adalah pengawal diri
Sabarnya adalah perisai hidupnya
Redha dengan Tuhan karena baik sangka dengan Tuhannya
Tawakalnya adalah harapan masa depannya
Bacaan Al Quran adalah hiburannya
dan bercakap-cakap dengan Tuhan
Juga perbualannya dengan Tuhan Pencipta manusia
Selawat adalah penyejuk dan pelembut hatinya
Doa dan permintaannya kepada Tuhannya tanda dia hamba
Hamba adalah hina, lemah,
memerlukan pertolongan Tuhannya
Shalatnya adalah pembaharuan ikrar
dan membaharukan syahadah
Serta membersihkan jiwa dari mazmumah
Begitulah peranan setengah daripada sifat-sifat mahmudah
Juga setengah dari peranan mendirikan shalat
Kalau begitu coba gambarkan
orang yang tidak shalat
Yang juga memiliki sifat-sifat mazmumah
Artinya segala masalah berkumpul di kepala dan jiwanya
Bagaimana tidak menderita dan tersiksa
Mampukah menanggungnya?!



Sajak 2
Berlindung dari Ilmu yang Tidak Bermanfaat

Marilah kita berlindung dengan Allah
daripada ilmu yang tidak memberi manfaat
Karena ia akan menjadi beban di Akhirat
Bahkan ia akan melaknat
Sohibul ilmi masuk ke dalam Neraka
500 ratus lebih dahulu daripada penyembah berhala
Ilmu yang tidak memberi manfaat, niat bukan karena Allah
Bila diperolehinya hanya untuk mujadalah dan bermegah-megah
Untuk diforum-forumkan dan disyarah-syarahkan,
bukan diamalkan, tapi penuh dengan ujub dan riyak
Mementingkan kertas kerja jadi budaya,
kemudian mesti diberi upah
Setiap apa yang hendak disampaikan mesti ada ganjarannya
Kalau tidak, ilmu tidak akan disampaikan
Makin bertambah ilmu, makin nampak bongkak
dan sombongnya
Dan terasa ‘orang luar biasa’ dengan ilmunya
Jika ada orang yang lebih darinya, sakit hatinya
Bila berbincang dia mau menang saja
Kalau kebenaran itu datang daripada orang lain,
susah mau menerimanya
Gambaran peribadi Rasulullah SAW tidak ada pada dirinya
Peribadinya seperti orang biasa, bahkan nampak angkuhnya
Orang ini tidak akan bergaul
dengan orang yang dipandang rendah
Kecuali keadaan memaksanya
Inilah dia ulama suk yang disabdakan oleh Rasulullah
Kita disuruh jauhi mereka
Bahkan disuruh takut lebih daripada seekor singa yang galak
Karena ia akan melalaikan.



Sajak 1
Ilmu Melahirkan Tamadun
Ilmu pengetahuan perlu dicari
Jangan diabaikan dan dicuaikan
Setelah dapat, perlu diamalkan
Ia akan melahirkan kemajuan
Ilmu tauhid, ilmu pembangunan
Dua ilmu ini mesti digabungkan
Agar pembangunan bertunjangkan iman
Itulah yang disuruh oleh Tuhan
Ilmu adalah harta
Lebih baik daripada uang
Dengan ilmu mendapatkan harta
Tapi harta tidak mendapatkan ilmu
Tiada ilmu tiada kemajuan
Bagaimana hendak membangunkan bangsa
Ada ilmu ada kemajuan
Dengan ilmu boleh jadi bangsa maju
Kemajuan perlu dibangunkan
Pembangunan perlu ada ilmu
Satu bangsa tiada kemajuan,
selamanya jadi bangsa terhina

Sajak 2
Kehebatan Ilmu Orang Bertaqwa
Banyak orang dapat jadi pandai hasil membaca dan belajar
Berbagai-bagai ilmu dia perolehi
hasil membaca dan belajar tanpa jemu-jemunya
Tapi jarang orang yang cerdik dan pintar
Cerdik dan pintar adalah kekuatan IQ bawaan
serta selalu akalnya dibawa berfikir dan berfikir
dan memproses ilmu yang diperolehinya
Gabungan pandai dan cerdik ia akan jadi genius
Orang yang pintar orang yang luar biasa namanya
Genius ini orang Islam boleh dapat
orang bukan Islam pun dapat memperolehinya
Di atas genius hanya didapati dan diperolehi
oleh orang yang bertaqwa saja
Saya pun tidak tahu apakah istilah
yang patut diberikan kepadanya?
Kalau para-para Rasul karena terlalu pandai
dan cerdiknya dipanggil fathonah
Selain Rasul tidak boleh disifatkan dengan fathonah
karena ia khususiah bagi mereka
Sementara mencari istilah orang yang bertaqwa
dapat disifatkan di atas genius
dan di bawah fathonah
Orang bertaqwa itu gabungan cerdik dan pintar
serta pandai ia ditunjangi oleh rohnya yang bersih
yang diberi ilham oleh Tuhan
Dia dapat ilmu di dalam ilmu,
ilmu yang tersirat diberi faham,
hasilnya dapat ilmu hikmah
Tuhan berkata sesiapa dapat ilmu hikmah
sesungguhnya mendapat ilmu yang banyak
Sesiapa yang bertaqwa dia diajar oleh Tuhannya
Ilmunya ada yang tersurat
ada yang tersirat diperolehinya
Dia direzekikan ilmu yang halus dan seni-seni
Orang lain tidak dapat menerokanya,
dia dapat menyelaminya
Karena dia dapat ilmu tambahan dari Tuhan
selain ilmu usaha (kasbi) dari titik peluhnya
Orang yang cerdik dan pandai
kalau tidak dipimpin oleh hatinya yang bersih,
selalunya tersalah berfikir
dan tersasar pandangannya
Adakalanya hingga fikirannya tersesat jalan
menuju Tuhannya
Perlu diingat orang yang sibuk membersihkan hatinya
tapi lupa mengasah akal fikirannya
dia jadi beku dan pasif
Orangnya baik, tinggi akhlaknya,
tapi orang tidak rujuk kepadanya,
kecuali sekitar fardhu ain dan hukum-hakam saja
Untuk ilmu seluruh kehidupan atau global
dia tidak mampu menjawabnya
Dia selamat tapi tidak dapat menyelamatkan orang lain
Kalau dia ulama, dia hanya ulama yang berwatak nabi
Ilmunya di dalam ilmu, atau ilmu yang tersirat
atau ilmu hikmah sudah lama hilang
di kalangan umat Islam

(dari buku Buah Fikiran Siri 1 yang berisi buah fikiran dan ilham dari Abuya Ashaari Muhammad at Tamimi)

Wallahu'alam
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu
 


 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly   1 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu. Bismillahirrahmanirrahim Allahummashalli 'al...