Cari Blog Ini

Jumat, 20 Juni 2014

Ihyah Ulumiddi Bab I ( Kitab 'Ilmu)


Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
 



“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”



  Al-Ghazali’s
Ihya' Ulum al-Din

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بسم الله الرحمٰن الرحيم


Pertama-tama, Saya memuji Allah, pujian yang banyak, berturut- turut, walaupun amat kecil pujian pemuji-pemuji itu, kurang dari hak keAgunganNya.

Kedua, saya bersalawat dan mengucapkan salam kepada Rasul-rasul- Nya, salawat yang meratai Rasul-rasul yang lain, bersama penghulu ummat manusia.

Ketiga, saya memohonkan kebajikan kepada Allah Ta'ala, tentang membangkitnya cita-citaku, mengarang sebuah kitab, tentang "Menghidupkan Kembali ilmu-ilmu Agama" (Ihya'Ulumiddin).

Keempat, saya menantang, untuk memotong kesombonganmu, hai pencela, yang melampaui batas pada mencela, diantara golongan orang-orang yang ingkar, yang berlebih-lebihan mencaci dan melawan, diantara lapisan orang-orang yang melawan, yang lalai.

Maka sesungguhnya telah terlepas ikatan diam dari lidahku. Telah dikalungkan pada leherku, tanggungan berkata-kata dan kalung mutiara bertutur kata, selama engkau berkekalan buta dari kebenaran yang nyata, serta berkepanjangan menolong yang batil, membaguskan kebodohan dan mengobarkan fitnah kepada orang, yang memilih mencabut diri sedikit dari adat kebiasaan orang banyak. Dan ia cenderung sedikit dari membiasakan diri mengikuti kebiasaan itu, kepada beramal dengan yang dikehendaki oleh ilmu, karena mengharap mencapai apa yang diajak oleh Allah Ta'ala beribadah kepada-Nya.
Yaitu : membersihkan diri dan membaikkan hati. Dan untuk memperoleh kembali sebahagian apa yang telah dibuang-buangkannya, dari menyia-nyiakan umur, karenaputus-asa dari kesempumaan memperoleh kembali dan menampal- kannya. Dan tersisih dari kumpulan orang, yang dikatakan terha dap mereka oleh yang empunya syari'at - rahmat Allah dan sejahteraNya kepadanya.

أشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لم ينفعه الله سبحانه بعلمه
Artinya :"Manusia yang sangat menderita azab pada hart qiamat, ialah orang yang berilmu , yang tidak diberi manfa'at oleh Allah swt. dengan ilmunya". (Hadits Ini dlriwayatkan Ath-Thabrarni dan At-Baihaqi dari Abu Hurairah )

Demi umurku, sesungguhnya tiada sebab untuk berkekalannya kamu pada kesombongan, selain oleh penyakit yang meratai orang banyak. Bahkan telah meratai golongan orang-orang yang teledor, dari pada memperhatikan pentingnya persoalan ini. Dan bodoh, bahwa persoalan ini besar. Dan keadaannya itu sungguh- sungguh. Akhirat itu di depan dan dunia itu di belakang. Ajal itu dekat.Perjalanan itu jauh. Perbekalan itu sedikit. Bahaya itu besar. Dan jalan itu tertutup. Selain keikhlasan karena wajah Allah, dari ilmu dan amal, adalah tertolak pada pihak pengecam, yang dapat melihat.

Berjalan ke jalan akhirat serta banyaknya tipu-daya tanpa penunjuk dan teman adalah payah dan sukar. Maka penunjuk- penunjuk jalan itu ialah kaum ulama. Mereka adalah pewaris nabi - nabi. Telah kosonglah zaman dari mereka. Tidak ada yang tinggal, kecuali orang-orang yang berbuat resmi-resmian. Kebanyakan telah digoda sethan dan terjerumus ke dalam kesesatan. Masing-masing mereka telah tertarik kepada keuntungan yang dekat. Lalu me- mandang yang baik menjadi buruk dan yang buruk menjadi baik. Sehingga ilmu agama senantiasa terinjak-injak dan nur hidayah hilang lenyap disegala pelosok bumi.

Orang-orang itu berkhayal kepada orang banyak, bahwa ilmu pengetahuan itu tak lain, dari fatwa pemerintah yangdipakai oleh para kadli (hakim) untuk menyelesaikan persengketaan ketika berkecamuk kezaliman. Atau ilmu pengetahuan itu ialah jidal (perdebatan), yang diperalat oleh orang yang mencari kemegahan untuk memperoleh kemenangan dan keuntungan. Atau ilmu pengetahuan itu ialah sajak yang dihiasi, yang dipergunakan oleh juru-juru nasehat supaya dapat mempengaruhi orang awam. Karena mereka itu, tidak melihat, selain dari yang tiga tadi, tempat memburu yang haram dan menangguk harta kekayaan duniawi.

Adapun ilmu jalan akhirat yang ditempuh ulama-ulama terdahulu yang saleh, yang dinamakan oleh Allah swt. dalam KitabNya dengan Fiqih, Hikmah, Ilmu, Cahaya, Nur, Hidayah dan Petunjuk, maka telah dilipat dari orang banyak dan menjadi hal yang dilupakan.

Manakala hal yang demikian itu menghancurkan Agama dan mendatangkan bahaya yang mengerikan, maka aku berpendapat bahwa berusaha menyusun kitab ini, adalah penting untuk Menghidupkan Kembali Ilmu-ilmu Agama (Ihya' Ulumiddin), membukakan jalan yang dilalui imam-imam yang terdahulu dan memberi-penjelasan maksud dari ilmu pengetahuan yang berguna, dari nabi- nabi dan ulama-ulama terdahulu yang saleh.

Aku buat dasar kitab ini empat bahagian besar (empat rubu') yaitu:

1. bahagian (rubu') per'ibadatan (rubu' 'ibadah).
bahagian (rubu') pekerjaan sehari-hari (rubu'adat kebiasaan).
bahagian (rubu') perbuatan yang membinasakan (rubu'almuklikat).
bahagian (jubu') perbuatan yang menyelamatkan (rubu' al-munjiyat).

Aku mulai sejumlah dengan "kitab ilmu", karena ilmu itu amat penting, untuk pertama-tama aku bentangkan, tentang ilmu, di mana segala orang berbakti kepada Allah dengan menuntutnya, di atas sabda Rasul صلى الله عليه وسلمyang bersabda : طلب العلم فريضة على كل مسلم
Artinya :"Menuntut ilmu itu wajib atas tiap-tiap muslim". (Diriwayatkan Ibnu Majah dari Anas. )

Artinya :
"Kita berlindung dengan Allah, dari ilmu yang tidak bermanfa'at". .
Aku akan buktikan kecenderungan manusia sekarang, jauh dari bentuk kebenaran. Tertipunya mereka dengan kilatan patamorgana. Dan kepuasan mereka dengan kulit ilmu, tanpa isi.
Bahagian (rubu') ibadah, melengkapi sepuluh kitab :
1.Kitab ilmu.
2.Kitab kaidah-kaidah i'tikad (aqidah).
3.Kitab rahasia (hikmah) bersuci.
4.Kitab hikmah shalat.
5.Kitab hikmah zakat.
6.Kitab hikmah shiam(puasa).
7.Kitab hikmah hajji.
8.Kitab adab (kesopanan) membaca Al-Qur'an.
9.Kitab dzikir dan do'a.
10. Kitab tartib wirid pada masing-masing waktunya.
Bahagian (rubu') pekerjaan sehari-hari melengkapi sepuluh kitab :
1.Kitab adab makan.
2.Kitab adab perkawinan.
3.Kitab hukum berusaha (bekerja).
4.Kitab halal dan haram.
5.Kitab adab berteman dan bergaul dengan berbagai golongan manusia.
6.Kitab 'uzlah (mengasingkan diri).
7.Kitab adab bermusafir (berjalan jauh).
8.Kitab mendengar dan merasa.
9.Kitab amar ma'ruf dan nahi mungkar.
10. Kitab adab kehidupan dan budi-pekerti (akhlaq) kenabian.

1) Diriwayatkan Ibnu Majah dari Jabir, dengan isnad baik.



Bahagian (rubu') perbuatan yang membinasakan, melengkapi sepuluh kitab :
1.Kitab menguraikan keajaiban hati.
2.Kitab latihan diri (jiwa).
3.Kitab bahaya hawa nafsu perut dan kemaluan.
4.Kitab bahaya lidah.
5.Kitab bahaya marah, dendam dan dengki.
6.Kitab tercelanya dunia.
7.Kitab tercelanya harta dan kikir.
8.Kitab tercelanya sifat suka kemegahan dan cari muka (ria).
9.Kitab tercelanya sifat takabur dan mengherani diri ('ujub).
10Kitab tercelanya sifat tertipu dengan kesenangan duniawi.

Bahagian (rubu') perbuatan yang melepaskan, melengkapi sepuluh kitab :
1. Kitab taubat.
2.Kitab sabar dan syukur.
3.Kitab takut dan harap.
4.Kitab fakir dan zuhud.
5.Kitab tauhid dan tawakkal.
6. Kitab cinta kasih , rindu , jinak hati dan rela.
7.Kitab niat, benar dan ikhlas.
8.Kitab muraqabah dan menghitung amalan.
9.Kitab memikirkan hal diri (tafakkur).
10.Kitab ingat mati.( Zikrulmaut)

Adapun bahagian 'ibadah, maka akan saya terangkan nanti peri adabnya yang mendalam, sunat-sunatnya yang halus-halus dan maksudnya yang penuh hikmah, yang diperlukan oleh orang yang berilmu, yang mengamalkan. Bahkan tidaklah dari ulama akhirat, orang yang tidak memperhatikan kepadanya. Dan yang terbanyak daripadanya, adalah termasuk yang disia-siakan dalam ilmu fiqih.

Adapun bahagian pekerjaan sehari-hari, maka akan saya terangkan hikmah pergaulan yang berlaku antara sesama manusia, liku-likunya, sunatnya yang halus-halus dan sifat memelihara diri yang tersembunyi pada tempat-tempat lalunya. Yaitu, yang harus dipunyai oleh orang yang beragama.Adapun bahagian perbuatan yang membinasakan, maka akan saya terangkan nanti semua budi pekerti yang tercela yangtersebut dalam Al-Qur-an, dengan menghilangkannya membersihkan jiwa dan mensucikan hati daripadanya. Saya akan terangkan masing- masing dari budi pekerti itu, batas dan hakikatnya. Kemudian akan saya sebutkan sebab terjadinya, kemudian bahaya yang timbul dari padanya, kemudian tanda-tanda mengenalinya, kemudian cara mengobatinya supaya terlepas kita dari padanya. Semuanya itu, disertai dengan dalil-dalil ayat, hadits dan kata-kata shahabat Nabi (atsar).

Adapun bahagian perbuatan yang melepaskan, maka akan saya terangkan semua budi pekerti yang terpuji dan keadaan yang disukai, yang menjadi budi pekerti orang-orang muqarrabin dan shiddiqin, yang mendekatkan hamba kepada Tuhan semesta alam. Saya akan terangkan pada tiap-tiap budi pekerti itu, batasnya, hakikatnya, sebab yang membawa tertarik kepadanya, faedah yang dapat diperoleh daripadanya, tanda-tanda untuk mengenalinya dan keutamaan yang membawa kegemaran kepadanya, serta apa yang ada padanya, dari dalil-dalil syari'at dan akal pikiran,

Penulis-penulis lain sudah mengarang beberapa buku mengenai sebahagian dari maksud-maksud tadi. Akan tetapi kitab ini, berbeda dari buku-buku itu dalam lima hal :

1. Menguraikan dan menjelaskan apa yang ditulis penulis-penulis lain secara singkat dan umum.
2.Menyusun dan mengatur apa yang dibuat mereka itu berpisah-pisah dan bercerai-berai.
3.Menyingkatkan apa yang dibuat mereka itu berpanjang-panjang dan menentukan apa yang ditetapkan mereka.
4.Membuang apa yang dibuat mereka itu berulang-ulang dan menetapkan dengan kepastian diantara yang diuraikan itu.
5.Memberi kepastian hal-hal yang meragukan yang membawa kepada salah paham, yang tidak disinggung sedikitpun dalam buku-buku yang lain. Karena semuanya, walaupun mereka itu menempuh pada suatu jalan, tetapi tak dapat di-bantah, bahwa masing-masing orang salik (orang yang ber- jalan pada jalan Allah) itu mempunyai perhatian tersendiri, kepada sesuatu hal yang tertentu baginya dan dilupakan teman-temannya. Atau ia tidak lalai dari perhatian itu, akan tetapi lupa dimasukkannya ke dalam buku-bukunya. Atau ia tidak lupa akan tetapi ia dipalingkan oleh sesuatu yang memalingkannya dari pada menyingkapkan yang tertutup daripadanya.

Maka inilah keadaan-keadaan khusus bagi kitab ini serta mengandung pula semua ilmu pengetahuan itu.
Sesungguhnya yang membawa aku mendasarkan kitab ini pada empat bahagian (rubu), adalah dua hal :
Pertama :
-yaitu pendorong asli bahwa susunan ini pada menjelaskan hakikat dan pengertian, adalah seperti ilmu dlaruri (ilmu yang mudah, tak memerlukan kepada pemikiran mendalam). Sebab pengetahuan yang menuju ke akhirat
itu, terbagi kepada ilmu mu'amalah dan ilmu mukasyafah.
Yang dimaksud dengan ilmu mukasyafah ialah yang diminta mengetahuinya saja. Dan dengan ilmu mu'amalah ialah yang diminta, di samping mengetahuinya, hendaklah diamalkan. Dan yang di-maksudkan dari kitab ini, ialah ilmu mu 'amalah saja, tidak ilmu mukasyafah, yang tidak mudah menyimpannya di buku-buku, meskipun menjadi tujuan maksud para pelajar dan keinginan perhatian orang-orang shiddiqin.
Dan ilmu mu'amalah itu adalah jalan kepada ilmu mukasyafah. Tetapi, para nabi -rahmat Allah kepada mereka- tidak memperkatakan pada orang banyak, selain mengenai ilmu untuk jalan dan petunjuk kepada ilmu mukasyafah itu.
Adapun ilmu mukasyafah, mereka tidak memperkatakannya selain dengan jalan rumus dan isyarat, yang merupakan contoh dan kesimpulan. Karena para Nabi itu tahu akan singkatnya paham orang banyak untuk dapat memikulnya.
Alim ulama itu adalah pewaris Nabi-nabi. Maka tiada jalan bagi mereka untuk berpaling daripada mengikuti dan mematuhinya.

Kemudian, ilmu mu'amalah itu terbagi kepada :

1- ilmu dhahir, yaitu ilmu, mengenai amal perbuatan anggota badan.
2. ilmu bathin, yaitu ilmu mengenai amal perbuatan hati dan yang melalui pada anggota badan. Adakalanya adat kebiasaan dan adakalanya 'ibadah.
Dan yang datang pada hati, yang dengan sebab terdinding dari pancaindra, termasuk bagian alam malakut, adakalanya terpuji dan adakalanya tercela. Maka seharusnyalah, ilmu ini terbagi dua, yaitu : dhahir dan bathin.


Bagian dhahir yang menyangkut dengan anggota badan, terbagi kepada adat kebiasaan dan ibadah. Bagian bathin yang menyangkut dengan hal ihwal hati dan budi pekerti jiwa, terbagi kepada : yang tercela dan yang terpuji. Jadi, semuanya berjumlah empat bahagian. Dan tidaklah kurang perhatian pada ilmu mu'amalah, dari bahagian-bahagian ini.

Pendorong Kedua :
-yang menggerakkan untuk menyusun kitab ini menjadi empat bahagian, ialah aku melihat keinginan para pelajar, besar sekali kepada ilmu fiqih, ilmu yang layak bagi orang yang tidak takut kepada Allah swt., yang memperalat ilmu itu untuk mencari ke- megahan dan penonjolan dengan kemegahan serta kedudukan dalam perlombaan.

Dan ilmu fiqih itu terdiri dari empat bahagian.
Dan orang yang menghiasi dirinya dengan hiasan yang disukai orang banyak, tentu dia akan disukai. Maka aku tidak jauh dalam membentuk kitab ini dengan bentuk fiqih untuk menarik hati golongan pelajar-pelajar. Dan karena inilah, sebahagian orang yang ingin menarik hati pembesar-pembesar kepada ilmu kesehatan, bertindak lemah lembut, lalu membentuknya dalam bentuk ilmu bintang dengan memakai ranji dan angka. Dan menamakannya ilmu taqwim kesehatan, supaya kejinakan hati mereka dengan cara itu menjadi tertarik kepada membacanya.

Berlemah-lembut menarik hati orang kepada ilmu pengetahuan yang berguna dalam kehidupan abadi, adalah lebih penting daripada kelemah-lembutan menariknya kepada ilmu kesehatan, yang faedahnya hanya untuk kesehatan jasmaniyah belaka.

Faedah pengetahuan ini ialah membawa kesehatan kepada hati dan jiwa yang bersambung terus kepada kehidupan abadi. Apalah artinya ilmu kesehatan itu yang hanya dapat mengobati tubuh kasar saja, yang akan hancur binasa dalam waktu yang tidak lama lagi. Kita bermohon kepada Allah swt. akan taufiq bagi petunjuk dan kebenaran. Bahwa Allah Maha Pemurah lagi Maha Pengasih.

KITAB ILMU DAN PADANYA TUJUH BAB

Bab pertama :
Tentang kelebihan ilmu, kelebihan mengajar dan belajar.

Bab kedua :
Tentang ilmu-ilmu yang fardlu-'ain dan yang fardlu-kifayah, menerangkan batas ilmu fiqhi, memperkatakan ilmu agama, penjelasan ilmu akhirat dan ilmu dunia.

Bab ketiga :
Tentang apa, yang dihitung oleh orang aw wam, termasuk sebahagian dari ilmu agama, pada hal tidak. Juga menerangkan jenis ilmu yang tercela dan kadarnya.

Bab keempat :
Tentang bahaya perdebatan dan menyebabkan kesibukan manusia dengan berselisih dan bertengkar.

Bab kelima :
Tentang adab pengajar dan pelajar.

Bab keenam :
Tentang bahaya ilmu, ulama dan tanda-tanda yang membedakan antara ulama dunia dan ulama akhirat.

Bab ketujuh :
Tentang akal, kelebihan akal, bahagian-bahagian akal dan hadits-hadits yang membicarakan tentang akal.

BAB PERTAMA : Tentang kelebihan ilmu, kelebihan mengajar, keiebihan belajar dan daiil-dalilnya dari Naqal (AIQuran dan Hadits) dan akal.

K E L E B I H A N ILMU

Dalil-dalilnya dari Al-Qur-an, ialah firman Allah swt. :

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ
(S. Ali Imran, ayat 18).
Artinya :"Allah mengakui bahawa sesungguhnya Tiada tuhan selaindaripadanya,Dan Malaikat Malaikat Mengakui, Dan Orang orang Berilmu ". (Ali Iran ayah 18)

Maka lihatlah, betapa Allah swt. memulai dengan diriNya sendiri dan menduai dengan malaikat dan menigai dengan ahli ilmu.
Cukuplah kiranya dengan ini, buat kita pertanda kemuliaan,kelebihan, kejelasan, dan ketinggian orang-orang yang berilmu.

Pada ayat lain Allah swt. Berfirman :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
(S. Al Mujaadalah, ayat 11).
Artinya :"Diangkat oleh Allah orang-orang yang beriman daripada kamu dan orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa tingkat".(Al-Mujadalah, ayat 11).

Ibnu Abbas radliallaa.hu'anh (ra.) (diredai Allah dia kiranya) mengatakan :
"Untuk ulama beberapa tingkat di atas orang mu'min, dengan 700 tingkat tingginya. Antara dua tingkat itu, jaraknya sampai 500 tahun perjalanan".
Pada ayat lain Allah swt. Berfirman :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ
(S. Az-Zumar, ayat 9).
Artinya :"Katakanlah, Adakah sama antara orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu?".
( Az. zumar, ayat 9).

Berfirman Allah swt. :
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
(S. Fathir, ayat 28).
Artinya :"Sesungguhnya yang takut akan Allah daripada hambaNya ialah ulama (ahh ilmu)". (s Fathir ayat 28).
Berfirman Allah swt. :
قُلْ كَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَمَنْ عِنْدَهُ عِلْمُ الْكِتَابِ
(S. Ar-raa'd, ayat 43).
Artinya :"Katakanlah! Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu dan orang-orang yang padanya ada pengetahuan tentang Al-Qur'an ". (S. Ar-Ra'd, ayat 43).
Pada ayat yang lain tersebut :
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ
(Qaalal ladzii 'indahuu 'ilmun minal kitaabi ana aatika bihi)(S. An-Naml, ayat 40).
Artinya :"Berkatalah orang yang mempunyai pengetahuan tentang Kitab "Aku sanggup membawanya kepada engkau".
( An-Naml, ayat 40).
Ayat ini memberitahukan bahwa orang itu merasa sanggup karena tenaga pengetahuan yang ada padanya.
Berfirman Allah swt. :
وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا
(Al-Qashash, ayat 80).
Artinya :"Berkatalah orang-orang yang berpengetahuan : Malang nasibmu Pahala dari Allah lebih baik untuk orang yang beriman dan mengerjakan perbuatan baik ". (S. Al-Qashash, ayat 80).
Ayat ini menjelaskan bahwa tingginya kedudukan di akhirat, diketahui dengan ilmu pengetahuan.
Pada ayat lain tersebut :
وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلا الْعَالِمُونَ
(S. Al-'Ankabuut, ayat 43).
Artinya :"Contoh-contoh itu Kami buat untuk manusia dan tidak ada yang mengerti kecuali orang-orang yang berilmu ".(S. Al-Ankabut, ayat 43).
Dan firman Allah Swt. :
وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الأمْرِ مِنْهُمْ
( An nisaa Ayat 83)
Artinya :"Kalau mereka kembalikan kepada Rasul dan orang yang berkuasa diantara mereka niscaya orang-orang yang memperkatikan itu akan dapat mengetahui yang sebenarnya".
( An-Nisa', ayat 83).

Ayat ini menerangkan bahwa untuk menentukan hukum dari segala kejadian, adalah terserah kepada pemahaman mereka. Dan dihubungkan tingkat mereka dengan tingkat Nabi-nabi, dalam hal menyingkap hukum Allah.
Dan ada yang menafsirkan tentang firman Allah :
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى
(Yaabanii Aadama qad anzalnaa 'alaikum libaasan yuwaarii sau-aatikum wa riisyan wa libaasut taqwaa). (Al-A'raaf, ayat 26).
Artinya :"Wahai anak Adam Sesungguhnya Kami telah turunkan kepadamu pakaian yang menutupkan anggota kelaminmu dan bulu dan pakaian ketaqwaan". (S. Al-A'raf, ayat 26).
dengan tafsiran, bahwa pakaian itu maksudnya ilmu, bulu itu maksudnya yakin dan pakaian ketaqwaan itu maksudnya malu.

Pada ayat lain tersebut :
وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ
(Walaqad ji'naahum bikitaabin fashshalnaahu 'alaa 'ilmin). (S. Al-A'raaf, ayat 52).
Artinya :"Sesungguhnya Kami telah datangkan kitab kepada mereka, Kami jelaskan dengan pengetahuan". (S. Al-A'raf, ayat 52).
Pada ayat lain :
فَلَنَقُصَّنَّ عَلَيْهِمْ بِعِلْمٍ وَمَا كُنَّا غَائِبِينَ
(Falanaqushshanna 'alaihim bi'ilmin). (S. Al-A'raaf, ayat 7).
Artinya :" Sesungguhnya akan kami ceritakan kepada mereka menurut pengetahuan".
(.Al-A'raf, ayat 7).

Pada ayat lain :
بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ
(S. Al-'Ankabuut, ayat 49).
Artinya :"Bahkan (Al-Qur-an) itu adalah bukti-bukti yang jelas di dalam dada mereka yang diberipengetahuan".
(S. Al-'Ankabut, ayat 49).
Pada ayat lain :
خَلَقَ الإنْسَانَ
عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
(Ar Rahmaan, ayat 3-4).
Artinya :"Tuhan menjadikan manusia dan mengajarkannya berbicara terang'.'
(S. Ar-Rahman, ayat 3-4).

Tuhan menerangkan yang demikian pada ayat tadi untuk menyatakan nikmatNya dengan pengajaran itu.

Adapun hadits, maka Rasulullah saw. Bersabda :
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين ويلهمه رشده
Artinya :"Barangsiapa dikehendaki Allah akan memperoleh kebaikan, niscaya dianugerahiNya pemahaman dalam agama dan diilhamiNya petunjuk". (Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Mu'awlyah.)

Nabi saw. bersabda : .
وقال صلى الله عليه وسلم: العلماء ورثة الأنبياء
(Al-'ulamaa-u waratsatul ambiyaa-i). Artinya :
"Orang berilmu (ulama) itu adalah pewaris dari Nabi-Nabi". (Dirawikan Abu Dawud, Ath-Tltirdmidzi dll. dari Abld Darda')
Dan sudah dimaklumi, bahwa tak ada pangkat di atas pangkat kenabian dan tak ada kemuliaan di atas kemuliaan yang mewarisi pangkat tersebut.
وقال صلى الله عليه وسلم : يستغفر للعالم ما في السموات والأرض
Artinya :"Isi langit dan isi bumi meminta ampun untuk orang yang berilmu '(
HR Abid Darda')

Manakah kedudukan yang melebihi kedudukan orang, di mana para malaikat di langit dan di bumi selalu meminta ampun baginya? Orang itu sibuk dengan urusannya dan para malaikat sibuk pula meminta ampun baginya.

Nabi saw. Bersabda :
وقال صلى الله عليه وسلم: إن الحكمة تزيد الشريف شرفا وترفع المملوك حتى يدرك مدارك الملوك
Artinya :"Bahwa ilmu pengetahuan itu menambahkan mulia orang yang mulia dan meninggikan seorang budak sampai ke tingkat raja-raja'.' (
HR. Abu Na'im dll. dari Anas )

Dijelaskan oleh hadits ini akan faedahnya di dunia dan sebagai dimaklumi bahwa akhirat itu lebih baik dan kekal.

Nabi saw. Bersabda :
وقال صلى الله عليه وسلم : خصلتان لا يكونان في منافق حسن سمت وفقه في الدين
Artinya :"Dua perkara tidak dijumpai pada orang munafiq; baik kelakuan dan berpaham agama". Dirawikan Ath-Thurmldzi dari Abu Hurairah, hadits gharib (hadits yang aslng isnadnya )

Dan janganlah anda ragu akan hadits ini, karena munafiqnya sebahagian ulama fiqih zaman sekarang. Karena tidaklah dimaksudkan oleh hadits itu akan fiqih yang anda sangkakan. Dan akan diterangkan nanti arti fiqih itu. Sekurang-kurangnya tingkat seorang ahli fiqih tahu ia bahwa akhirat itu lebih baik dari dunia. Dan pengetahuan ini, apabila benar dan banyak padanya, niscaya terlepaslah dia dari sifat nifaq dan ria.

Nabi saw. Bersabda :
وقال صلى الله عليه وسلم أفضل الناس المؤمن العالم الذي إن احتيج إليه نفع وإن استغنى عنه أغنى نفسه
Artinya : "Manusia yang terbaik ialah mu'min yang berilmu, jika, diperlukan dia berguna. Dan jika tidak diperlukan, maka dia dapat mengurus dirinya sendiri". (.Dirawikan Al-Baihaqi dari Abid Darda')

Nabi saw. Bersabda :
وقال صلى الله عليه وسلم: الإيمان عريان ولباسه التقوى وزينته الحياء وثمرته العلم
Artinya : "Iman itu tidak berpakaian. Pakaiannya ialah taqwa, perhiasannya ialah malu dan buahnya ialah ilmu ". (.Dirawikan Al-Hakim dari Abid Darda')

Nabi saw. Bersabda :
وقال صلى الله عليه وسلم: أقرب الناس من درجة النبوة أهل العلم والجهاد أما أهل العلم فدلوا الناس على ما جاءت به الرسل وأما أهل الجهاد فجاهدوا بأسيافهم على ما جاءت به الرسل
Artinya :"Manusia yang terdekat kepada derajat kenabian ialah orang yang berilmu dan berjihad. Adapun orang yang berilmu, maka memberi petunjuk kepada manusia akan apa yang dibawa Rasul-Rasul. Dan orang yang berjihad, maka berjuang dengan pedang membela apa yang dibawa para Rasul itu ". (.Dirawikan Abu Nairn dari Ibnu Abbas,)

Nabi saw. Bersabda :
وقال صلى الله عليه وسلم: لموت قبيلة أيسر من موت عالم
Artinya :
"Sesungguhnya mati satu suku bangsa, adalah lebih mudah daripada mati seorang yang berilmu''. (.Dirawikan Ath-Thabrant dan Ibnu Abdul-Birri dari Abi-Daril).

Nabi saw. Bersabda :
وقال عليه الصلاة والسلام: الناس معادن كمعادن الذهب والفضة فخيارهم في الجاهلية خيارهم في الإسلام إذا فقهوا
Artinya :"Manusia itu ibarat barang logam seperti logam emas dan perak. Orang yang baik pada jahiliyah menjadi baik pula pada masa Iislam apabila mereka itu berpaham (berilmu)". (.Dirawikan Al-Bukharl dan Muslim dart Abu Huralrah.)

Nabi saw. Bersabda :
وقال صلى الله عليه وسلم: يوزن يوم القيامة مداد العلماء بدم الشهداء
Artinya :"Ditimbang pada hari qiamat tinta ulama dengan darah syuhada' (orang-orang syahid mempertahankan agama Allah)". . Dirawikan Ibnu Abdut-Birrt dari Abid-Darda, isanad dla'if
Nabi صلى الله عليه وسلم Bersabda :
وقال صلى الله عليه وسلم: من حفظ على أمتي أربعين حديثا من السنة حتى يؤديها إليهم كنت له شفيعا وشهيدا يوم القيامة
Artinya :"Barangsiapa menghafal kepada ummatku empat puluh hadits, sehingga ia menghafalkannya kepada mereka, maka aku memberi syafa'at dan menjadi saksi baginya pada hari qiamat". (Dirawikan Ibnu Abdul-pirrl dari Ibnu Umar)

Nabi صلى الله عليه وسلم Bersabda :
وقال صلى الله عليه وسلم : من حمل من أمتي أربعين حديثا لقي الله عز وجل يوم القيامة
فقيها عالما

Artinya :"Barangsiapa dari ummatku menghafal empat puluh hadits, maka dia akan bertemu dengan Allah pada hari qiamat sebagai seorang ahli fiqih yang 'alim". (Dirawikan Ibnu Abdul-BirrI dari Anat)

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :
وقال صلى الله عليه وسلم: من تفقه في دين الله عز وجل كفاه الله تعالى ما أهمه ورزقه من حيث لا يحتسبArtinya :"Barangsiapa memahami agama Allah niscaya dicukupkan Allah akan kepentingannya dan diberikanNya rezeqi diluar dugaannya" (Dirawikan Al-Khatlb dari Abdullah bin Juz-I Az-Zubaidi)

Bersabda Nabi saw. :
وقال صلى الله عليه وسلم: أوحى الله عز وجل إلى إبراهيم عليه السلام يا إبراهيم إني عليم أحب كل عليم Artinya :".Diwahyukan Allah kepada Nabi Ibrahim alahis salam (as) : Hai Ibrahim Bahwasanya Aku Maha Tahu, menyukai tiap-tiap orang yang tahu (berilmu)".
(Hadits ini disebutkan Ibnu Abdul-Birrl),

Bersabda Nabi saw. :ا
العالم أمين الله سبحانه في الأرض
Artinya :"Orang yang berilmu itu adalah kepercayaan Allah swt. di bumi". (.Dirawikan Ibnu Abdil-Birri dari Ma'adz)

Bersabda Nabi saw. :
وقال صلى الله عليه وسلم: صنفان من أمتي إذا صلحوا صلح الناس وإذا فسدوا فسد الناس الأمراء والفقهاء Artinya :"Dua golongan dari ummatku apabila baik niscaya baiklah manusia semuanya dan apabila rusak niscaya rusaklah manusia seluruhnya yaitu Amir-amir dan ahli-ahli fiqih".
(Dirawikan oteh Ibnu Abdil-Birri dan Abu Na'im dari Ibnu Abbas,)

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
إذا أتى علي يوم ل أزداد فيه علما يقربني إلى ال عز وجل فل بورك لي في طلوع شمس
ذلك اليوم

Artinya :"Apabila datanglah kepadaku hari, yang tidak bertambah ilmuku padanya, yang mendekatkan aku kepada Allah, maka tidak diberikan barakah bagiku pada terbit matahari hari itu ". (Dirawikan Ath-Thabrani, Abu Na'im dan Ibnu Abdil-Birri dan A'isyah.)

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda : Mengenai kelebihan ilmu dari ibadah dan mati syahid :
وقال صلى الله عليه وسلم: في تفضيل العلم على العبادة والشهادة فضل العالم على العابد كفضلي على أدنى رجل من أصحابي
Artinya :"Kelebihan orang berilmu dari orang 'abid (orang yang banyak ibadahnya) seperti kelebihanku dari orang yang paling rendah dari shahabatku ". Dirawikan At-Tlrmidzi dari Abi Amamah hadits hasan shohih.

Lihatlah betapa Nabi saw. membuat perbandingan antara ilmu pengetahuan dan derajat kenabian. Dan bagaimana Nabi mengu- rangkan tingkat amal ibadah yang tidak dengan ilmu pengetahuan, meskipun orang yang beribadah itu, tidak terlepas dari pengetahuan tentang peribadatan yang selalu dikerjakan. Dan kalau tak adalah ilmu, maka itu bukanlah ibadah namanya.

Nabi صلى الله عليه وسلم Bersabda :
وقال صلى الله عليه وسلم:فضل العالم على العابد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب
Artinya :"Kelebihan orang berilmu atas orang 'abid, adalah seperti kelebihan bulan malam purnama dari bintang-bintang yang lain".Dirawikan Abu Dawud. At-Tlrmidzl dll. dari Abld-Darda'

Nabi saw. Bersabda :.
وقال صلى الله عليه وسلم: يشفع يوم القيامة ثلاثة الأنبياء ثم العلماء ثم الشهداء
Artinya :"Yang memberi syafa'at pada hari qiamat ialah tiga golongan yaitu: para nabi, kemudian alim ulama dan kemudian para syuhada " (Dirawikan Ibnu Majah dam Utsman bin Affan)
Ditinggikan kedudukan ahli ilmu sesudah nabi dan di atas orang syahid, serta apa yang tersebut dalam hadits tentang kelebihan orang syahid.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما عبد الله تعالى بشيء أفضل من فقه في الدين ولفقيه واحد أشد على الشيطان من ألف عابد ولكل شيء عماد وعماد هذا الدين الفقه
Artinya :"Tiadalah peribadatan sesuatu kepada Allah yang lebih utama dari pada memahami agama. Seorang ahli fiqih adalah lebih sukar bagi setan menipunya daripada seribu orang 'abid. Tiap-tiap sesuatu, ada tiangnya. Dan tiang agama itu ialah memahaminya (ilmu fiqhi) '.'(Dirawikan Ath-Thabrani dil. dari Abu Hurairah)

Nabi saw. bersabda :
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خير دينكم أيسره وخير العبادة الفقه
(Khairu diinikum aisaruhu wa khairul 'ibaadatil fiqhu).
Artinya :"Yang terbaik dari agamamu ialah yang termudah dan ibadah yang terbaik ialah memahami agama". Dirawikan Ibnu Abdil-Birri dari Anas,

Nabiصلى الله عليه وسلم Bersabda :
وقال صلى الله عليه وسلم:فضل المؤمن العالم على المؤمن العابد بسبعين درجة
Artinya :"Kelebihan orang mu'min yang berilmu dari orang mu'min yang 'abid ialah tujuh puluh derajat". Dirawikan Ibnu 'Uda dari Abi Hurairan


Nabi صلى الله عليه وسلم Bersabda :
وقال صلى الله عليه وسلم: إنكم أصبحتم في زمن كثير فقهاؤه قليل قراؤه وخطباؤه قليل سائلوه كثير معطوه العمل فيه خير من العلم وسيأتي على الناس زمان قليل فقهاؤه كثير خطباؤه قليل معطوه كثير سائلوه العلم فيه خير من العمل
Artinya :"Bahwa kamu berada pada suatu masa yang banyak ahli fiqihnya, sedikit ahli qira'at dan ahli pidato, sedikit orang meminta dan banyak orang memberi. Dan amal pada masa tersebut lebih baik dari pada ilmu. Dan akan datang kepada ummat manusia suatu masa, yang sedikit ahli fiqihnya, banyak ahli pidato, sedikit yang memberi dan banyak yang meminta.Ilmu pada masa itu lebih baik dari amal
. (Dirawikan Ath-Thabrani dari Hizam bin Hakim)
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
وقال صلى الله عليه وسلم: بين العالم والعابد مائة درجة بين كل درجتين حضر الجواد المضمر سبعين سنة 26 Artinya :"Antara orang 'alim dan orang 'abid seratus derajat jaraknya. Jarak antara dua derajat itu dapat dicapai dalam masa tujuh puluh tahun oleh seekor kuda pacuan ". (.Dirawikan Al-Ashfahani dari Ibnu Omar)


Orang bertanya kepada Nabi saw. : "Wahai Rasulullah! Amalan apakah yang lebih baik?". Maka Nabi saw. menjawab : فقال: العلم بالله عز وجل "Ilmu mengenai Allah 'Azza wa Jalla (Maha Mulia dan Maha Besar)!".
Bertanya pula orang itu : "Ilmu apa yang engkau kehendaki?". Nabi saw. menjawab : العلم بالله سبحانه "Ilmu mengenai Allah swt.".
Berkata orang itu lagi : "Kami menanyakan tentang amal, lantas engkau menjawab tentang ilmu".
Maka Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab :
إ ن قليل العمل ينفع مع العلم بالله، وإن كثير العمل لا ينفع مع الجهل بالله
"Bahwasanya sedikit amal adalah bermanfa'at dengan disertai ilmu mengenai Allah. Dan bahwasanya banyak amal tidak bermanfa'at bila disertai kejahilanan mengenai Allah swt.". (Dirawikan ibnu Abdil-Birri dari Anas,)
Nabi صلى الله عليه وسلم Bersabda :
وقال صلى الله عليه وسلم: يبعث الله سبحانه العباد يوم القيامة ثم يبعث العلماء ثم يقول: يا معشر العلماء، إني لم أضع علمي فيكم إلا لعلمي بكم ولم أضع علمي فيكم لأعذبكم، اذهبوا فقد غفرت لكم
(Yab'atsullaahu subhaanahul 'ibaada yaumal qiyaamati, tsumma yab'atsul 'ulamaa-a tsumma yaquulu : Yaa ma'-syaral 'ulamaa-i Innii lam adla' 'ilmii fiikum illaa li'ilmii bikum. Wa lam adla'
Artinya :"Allah swt. membangkitkan hamba-hambaNya pada hari qiamat. Kemudian membangkitkan orang-orang 'alim seraya berfirman : "Hai orang 'alim bahwasanya Aku tidak meletakkan ilmuKu pada- mu selain karena Aku mengetahui tentang kamu. Dan tidak Aku meletakkan ilmuKu padamu untuk memberi adzab kepadamu. Pergilah' Aku telah mengampunkan segala dosamu". (Dirawikan Ath-Thabrani dari Abi Mus
)


Kita bermohon kepada Allah akan husnul-khatimah!.
Adapun atsar (kata-kata shahabat Nabi saw. dan pemuka-pemuka Islam lainnya) yaitu :
Ali bin Abi Thalib ra. berkata kepada Kumail : "Hai Kumail
, Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta itu terhukum. Harta itu berkurang apabila dibelanjakan dan ilmu itu bertambah dengan dibelanjakan".
Ali ra.
Juga berkata : "Orang berilmu lebih utama daripada orang yang selalu berpuasa, bershalat dan berjihad. Apabila mati orang yang berilmu, maka terdapatlah suatu kekosongan dalam Islam yang tidak dapat ditutup selain orang penggantinya".dana Ali ra. Dalam bentuk puisi (nazam)
Tidaklah kebanggaan kecuali bagi ahli ilmu, sungguh
Mereka
di atas  petunjuk kepada orang yang meminta di tunjukkan.
Nilai manusia adalah dengan kebaikan yang dikerjakannya,
Dan orang-orang
bodoh  itu adalah musuh ahli ilmu.
Maka carilah kemenangan dengan Ilmu, dengan ilmu kamu hidup selamanya,manusia itu mati, sedangkan ahli ilmu itu hidup selamanya


Berkata Abul-Aswad : "Tidak adalah yang lebih mulia dari ilmu. Raja-raja itu menghukum manusia dan 'alim ulama itu menghukum raja-raja".
Berkata Ibnu Abbas ra. : "Disuruh pilih pada Sulaiman bin Daud as. antara ilmu, harta dan kerajaan, Maka dipilihnya ilmu, lalu dianugerahkanlah kepadanya harta dan kerajaan bersama ilmu itu".
"Ditanyakan kepada Ibnul Mubarak : "Siapakah manusia itu?". Maka ia menjawab : "Orang-orang yang berilmu". Lalu ditanyakan pula : "Siapakah raja itu?".

Maka ia menjawab : "Orang yang zuhud ( tidak terpengaruh dengan kemewahan dunia )'.
Ditanyakan pula : "Siapakah orang hina itu?'.
Maka ia menjawab : "Mereka yang memakan (memperoleh) dunia dengan agama'f.
Ibnul Mubarak tidak memasukkan orang tak berilmu dalam golongan manusia. Karena ciri yang membedakan antara manusia dan hewan, ialah ilmu. Maka manusia itu adalah manusia, di mana ia menjadi mulia karena ilmu. Dan tidaklah yang demikian itu disebabkan kekuatan dirinya. Unta adalah lebih kuat daripada manusia. Bukanlah karena besarnya. Gajah lebih besar daripada manusia.

Bukanlah karena beraninya. Binatang buas lebih berani daripada manusia. Bukanlah karena banyak makannya. Perut lembu lebih besar daripada perut manusia. Bukanlah karena kesetubuhannya dengan wanita. Burung pipit yang paling rendah lebih kuat berse tubuh, dibandingkan dengan manusia. Bahkan, manusia itu tidak dijadikan, selain karena ilmu.

Berkata setengah ulama : "Wahai kiranya, barang apakah yang dapat diperoleh oleh orang yang ketiadaan ilmu dan barang apakah yang hilang dari orang yang memperoleh ilmu".

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
وقال عليه الصلاة والسلام : من أوتي القرآن فرأى أن أحدا أوتي خيرا منه فقد حقر ما عظم الله تعالى
(Man uutiyal Qur-aana fara-aa anna ahadan uutiya khairan minhu faqad haqqara maa 'adhdhamallaahu ta'aalaa).
Artinya :"Barangsiapa dihadiahkan kepadanya Al-Quran lalu ia memandang ada lain yang lebih baik daripadanya, maka orang itu telah menghinakan apa yang dibesarkan oleh Allah Ta 'ala ".
Bertanya Fathul-Mausuli ra. : "Bukankah orang sakit itu apabila tak mau makan dan minum, lalu mati?". Menjawab orang dikelilingnya : "Benar!".
Lalu menyambung Fathul-Mausuli : "Begitu pula hati, apabila tak mau kepada hikmah dan ilmu dalam tiga hari, maka matilah hati itu"

Benarlah perkataan itu, karena sesungguhnya makanan hati itu ialah ilmu dan hikmah. Dengan dua itulah, hidup hati, sebagaimana tubuh itu hidup dengan makanan.

Orang yang tak berilmu, hatinya menjadi sakit dan kematian hatinya itu suatu keharusan. Tetapi, dia tidak menyadari demikian, karena kecintaan dan kesibukannya dengan dunia, menghilangkan perasaan itu, sebagaimana kesangatan takut, kadang-kadang menghilangkan kepedihan luka seketika, meskipun luka itu masih ada.

Apabila mati itu telah menghilangkan kesibukan duniawi, lalu ia merasa dengan kebinasaan dan merugi besar. Kemudian, itu tidak bermanfa'at baginya.
Yang demikian itu, seperti : dirasakan oleh orang yang telah aman dari ketakutan dan telah sembuh mabuk, dengan luka-luka yang diperolehnya dahulu sewaktu sedang mabuk dan takut.
Kita berlindung dengan Allah dari hari pembukaan apa yang tertutup. Sesungguhnya manusia itu tertidur. Apabila mati, maka dia terbangun. Berkata Al-Hassan ra. : "Ditimbang tinta para ulama dengan darah para syuhada'. Maka beratlah timbangan tinta para ulama itu, dari darah para syuhada' ".
Berkata Ibnu Mas'ud ra. : "Haruslah engkau berilmu sebelum ilmu itu diangkat. Diangkat ilmu adalah dengan kematian perawi-perawinya. Demi Tuhan yang jiwaku di dalam kekuasaanNya!. Sesungguhnya orang-orang yang syahid dalam perang sabil, lebih suka dibangkitkan oleh Allah nanti sebagai ulama. Karena melihat kemuliaan ulama itu. Sesungguhnya tak ada seorangpun yang dilahirkan berilmu. Karena ilmu itu adalah dengan belajar".
Berkata Ibnu Abbas ra. : "Bertukar-pikiran tentang ilmu sebahagian dari malam, lebih aku sukai daripada berbuat ibadah di malam itu". Begitu juga menurut Abu Hurairah ra. dan Ahmad bin Hanbal ra.
Berkata Al-Hasan tentang firman Allah Ta'ala :
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
(Rabbanaa aatinaa fiddun-ya hasanatan wa fil aakhirati hasanatan)
S. Al-Baqarah, ayat 201.
Artinya :"Wahai Tuhan kami! Berilah kami kebaikan di dunia ini dan kebaikan pula di hari akhirat". (S. Al-Baqarah, ayat 201).

Bahwa kebaikan di dunia itu ialah ilmu dan ibadah, sedang kebaikan di akhirat itu, ialah sorga.
Ditanyakan kepada setengah hukama' (para ahli hikmah) : "Barang apakah yang dapat disimpan lama?".
Lalu ia menjawab : "Yaitu barang-barang, apabila kapalmu karam, maka dia berenang bersama kamu,
yakni : ilmu, Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan karam kapal ialah binasa badan, dengan mati.
Berkata setengah hukama' : "Barangsiapa membuat ilmu sebagai kekang di mulut kuda, niscaya dia diambil manusia menjadi imam. Dan barangsiapa dikenal dengan hikmahnya, niscaya dia diperhatikan oleh semua mata dengan mulia".

Berkata Imam Asy-Syafi'i ra. : "Diantara kemuliaan ilmu, ialah, bahwa tiap-tiap orang dikatakan berilmu, meskipun dalam soal yang remeh, maka ia gembira. Sebaliknya, apabila dikatakan tidak, maka ia m eras a sedih".

Berkata Umar ra. : "Hai manusia! Haruslah engkau berilmu! Bahwasanya Allah swt. mempunyai selendang yang dikasihiNya. Barangsiapa mencari sebuah pintu dari ilmu, maka ia diselendangi Allah dengan selendangNya. Jika ia berbuat dosa, maka dimintanya kerelaan Allah tiga kali, supaya selendang itu tidak di buka daripadanya dan jika pun berkepanjangan dosanya sampai ia mati".

Berkata Al-Ahnaf ra. : "Hampirlah orang berilmu itu dianggap sebagai Tuhan. Dan tiap-tiap kemuliaan yang tidak dikuatkan dengan ilmu, maka kehinaanlah kesudahannya".

Berkata Salim bin Abil-Ja'ad ; "Aku dibeli oleh tuanku dengan arga 300 dirham lalu dimerdekakannya aku. Lalu aku bertanya : "Pekerjaan apakah yang akan aku kerjakan?". Maka bekerjalah aku dalam lapangan ilmu. Tak sampai setahun kemudian, datanglah berkunjung kepadaku amir kota Madinah. Maka tidak aku izinkan, ia masuk".

Berkata Zubair bin Abi Bakar : "Ayahku di Irak menulis surat kepadaku. Isinya diantara Iain, yaitu : "Haruslah engkau berilmu! Karena jika engkau memerlukan kepadanya, maka ia menjadi harta bagimu. Dan jika engkau tidak memerlukan kepadanya, maka ilmu itu menambahkan keelokanmu".

Diceriterakan juga yang demikian dalam nasehat Luqman kepada anaknya.
Berkata Luqman : "Hai anakku! Duduklah bersama ulama ,Rapatlah mereka dengan kedua lututmu! Sesungguhnya Allah swt. menghidupkan hati dengan nur-hikmah (sinar ilmu) seperti menghidupkan bumi dengan hujan dari langit".

"Berkata setengah hukama' : "Apabila meninggal seorang ahli ilmu maka ia ditangisi oleh ikan di dalam air dan burung di udara. Wajahnya hilang tetapi sebutannya tidak dilupakan".

Berkata Az-Zuhri : "Ilmu itu jantan dan tidak mencintainya selain oleh laki-laki yang jantan".
Wasalam ..sumber : Ihya’ Ulumiddin Imam Al-Ghazali halaman 1-25.

Wallahu'alam
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu
 


 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim

Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly   1 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu. Bismillahirrahmanirrahim Allahummashalli 'al...