Cari Blog Ini

Senin, 30 Juni 2014

Al-Hulul - 4


Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.

 

“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”












 Al-Hulull-4


Fenomena Al Hallaj dan Syeh Siti Jenar Dalam Sejarah Tasawuf


Tragis! Begitulah kesan yang nyaris sepenuhnya tepat untuk melukiskan tragedi kematian Abu Mansur al-Hallaj (244-309 H/957-922 M), sang sufi besar yang kontroversial itu. Tubuhnya yang renta diseret, disalib, tangan dan kakinya dipotong, lalu dibakar dan abunya dibuang ke laut.

Sebegitu besar kesalahan Hallaj dan sebegitu sesat pikirannya sehingga harus menerima hukuman yang ekstra sadis?

"Kafir" karena telah mengaku Tuhan adalah materi dasar dakwaan pemerintah yang berkuasa. Tapi Louis Massignon, penulis buku paling representatif tentang Hallaj, La Passion de Hallaj, Martyr Mystique de l'Islam: La Doctrine de Hallaj, menyatakan persoalannya tidak sesederhana itu. Nuansa politis tak bisa dikesampingkan, dan itu terlihat dari pergeseran penyebutan dari "zindiq" ke "kafir". Persoalan yang lahir kemudian adalah simplifikasi pengertian Ana al-Haq (Akulah Sang Kebenaran).

Tawasin merupakan karya Hallaj yang dapat memberikan jawaban atas persoalan ini. Ia adalah salah satu karya Hallaj yang berbentuk prosa lirik. Walau tidak secanggih Ibnu Arabi dalam mengurai gagasannya serta tidak selihai Rumi dalam memintal bahasa, buku ini cukup jelas menampilkan pikiran kreatif Hallaj tentang realitas yang berujung pada Ana al-Haq.

Ana al-Haq adalah kesimpulan dari konsep realitas yang dibangun Hallaj dari negasi segala yang selain-Nya serta afirmasi Tuhan sebagai satu-satunya kebenaran. Di sini Hallaj sebenarnya telah menerapkan kalimat la ilaha illa Allah (tiada tuhan selain Allah) sepenuhnya dan seutuhnya. Bagi Hallaj, Tuhan adalah realitas absolut yang melahirkan realitas relatif, yaitu semesta dan segala isinya. Proses kelahiran realitas relatif melalui tingkat-tingkat realitas sehingga sampai pada satu titik ujung Nur Muhammad. Karena itu Nabi Muhammad saw adalah inti realitas semesta dengan citra Tuhan, yang disebut Ibnu Arabi sebagai al-mir'ah al-muhammadiyyah (cermin berupa Muhammad).

Sebagai realitas relatif, semesta yang berasal dari Tuhan mengemban citra (shurah) Tuhan dalam dirinya sehingga ia berfungsi sebagai tanda (ayat) Tuhan. Dalam diri manusia, Tuhan meletakkan citranya. Karena itu Ia akan selalu hadir dan "menampakkan diri" (tajalli) ketika manusia mengusahakannya. Hallaj--dalam perjalanan spiritualnya--telah sampai pada tingkat merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya. "Bila kau tak mengenali-Nya, kenalilah ayat-ayat-Nya. Dan Akulah tanda penampakan-Nya (tajalli). Ana al-Haq, Akulah Kebenaran! Ini karena tak henti-hentinya aku merealisasikan Kebenaran itu," kata Hallaj dalam Tawasin-nya (hlm. 48).

Pernyataan seperti ini didasarkan Hallaj pada pengalaman menyatu (unity experience) dirinya dengan Sang Kebenaran, setelah tidak puas dengan rumusan dan konsep tentang realitas absolut. Ia mengumpamakan dirinya dengan seekor ngengat yang terbang mengitari api. Tapi ia tidak puas dengan cahaya dan panas, sehingga ia masuk membakar diri, menyatu dengan api (hlm. 12).

Hallaj sadar, penyatuan sepenuhnya tidak akan pernah tercapai selama dirinya masih terpenjara dalam tubuh yang fisik-material. Maka kematian adalah jalan yang harus dilewati untuk keluar dari penjara itu dan menyatu secara total dengan Tuhan yang sering ia sebut "Kekasih".

Karena itu, Hallaj tidak takut pada hukuman mati yang akan dijalaninya, padahal ia tahu betul proses eksekusi sadis atas dirinya seperti diramalkan dalam Tawasin-nya. "Guruku Fir'aun dan temanku Iblis," katanya pada bagian lain. Keduanya adalah representasi figur yang tidak mau mencabut keyakinan, apapun yang akan menimpa, termasuk kematian. Baginya, kematian bukanlah tragedi, tapi jalan yang harus dilewati.

Membaca tuntas Tawasin, yang tergolong tipis, begitu mengasyikkan, mempesona, karena kreatif, tajam, dan "nakal". Kita akan mafhum apa sebenarnya yang dimaksud Hallaj. Ia hanya menerapkan tauhid secara utuh, tanpa destruksi sedikitpun, tanpa sama sekali bermaksud mengaku Tuhan.

Dalam bagian akhir Tawasin, Hallaj menegaskan: "Allah adalah Allah, makhluk adalah makhluk. Dan ini tidak perlu dipersoalkan." Dengan mengenal karya Hallaj sendiri, kita bisa memperkaya pengetahuan tentang tasawuf falsafi yang selama ini didominasi oleh wacana pemikiran Ibnu Arabi. Karena hakikatnya Hallaj berbicara tentang dunia metafisika.

Dalam dunia tasawuf, para sufi seringkali dianggap sebagai orang shalih yang jiwanya telah mencapai suatu tingkat keruhanian berada di atas orang-orang biasa. Mereka tahu apa yang orang biasa tidak tahu, mereka merasakan apa yang orang biasa tidak merasakannya. Karena didorong maksud baik untuk berbagi kebahagiaan yang mereka rasakan dalam pengalaman keruhanian atau biasa disebut sebagai pengalaman sufistik, para sufi itu berusaha menjelaskan pengalaman batin yang mereka rasakan, namun seringkali tak terwadahi oleh kata-kata dan tak terpahami oleh masyarakat biasa. 


Biasanya para sufi itu menjelaskan banyak sekali menggunakan simbolisme, metafora-metafora. Oleh karena itu mereka tidak bisa dipahami hanya dari segi zahiriyahnya saja. Maka terjadilah kesalahpahaman yang meresahkan, suatu keadaan yang tak diinginkan oleh para tokoh agama yang diakui dan merasa mempunyai otoritas untuk merumuskan, menafsirkan dan menjaga kemurnian atau ortodoksi ajaran agama.


Wallahu'alam 
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 



 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
 
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly   1 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu. Bismillahirrahmanirrahim Allahummashalli 'al...