Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.
Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min
syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa
mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha
illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”
Risalah Sirrul Asral -15. Syeh Abdul Qadir Jailani
12. Menyaksiakan Allah : Sampai Kepada Makam Melihat Kenyataan Dzat Yang Maha Suci
Melihat Allah ada dua jenis:
Pertama melihat sifat keindahan Allah yang sempurna secara langsung di
akhirat’ dan satu lagi melihat sifat-sifat ketuhanan yang dipancarkan ke
atas cermin yang jernih kepunyaan hati yang tulen di dalam kehidupan
ini. Dalam hal tersebut penyaksian kelihatan sebagai penzahiran cahaya
keluar daripada keindahan Allah yang sempurna dan dilihat oleh mata hati
yang hakiki.
“Hati tidak menafikan apa yang dia lihat”. (Surah Najmi, ayat 11).
Mengenai melihat kenyataan Allah
melalui perantaraan, Nabi s.a.w bersabda, “Yang beriman adalah cermin
kepada yang beriman”. Yang beriman yang pertama, cermin dalam ayat ini,
adalah hati yang beriman yang suci murni, sementara yang beriman kedua
adalah Yang Melihat bayangan-Nya di dalam cermin itu, Allah Yang Maha
Tinggi. Sesiapa yang sampai kepada makam melihat kenyataan sifat Allah
di dalam dunia ini akan melihat Zat Allah di akhirat, tanpa rupa tanpa
bentuk.
Kenyataan ini disahkan oleh Saidina
Umar r.a dengan katanya, “Hatiku melihat Tuhanku dengan cahaya
Tuhanku”. Saidina Ali r.a berkata, “Aku tidak menyembah Allah kecuali
aku melihat-Nya”. Mereka berdua tentu telah melihat sifat-sifat Allah
dalam kenyataan. Jika seseorang melihat cahaya matahari masuk melalui
jendela dan dia berkata, “Aku melihat matahari”, dia bercakap benar.
Allah memberi gambaran yang jelas tentang kenyataan sifat-sifat-Nya:
“Allah itu nur bagi langit-langit dan bumi. Bandingan nur-Nya (adalah) seperti satu kurungan pelita yang di dalamnya ada pelita (sedang) pelita itu dalam satu kaca, (dan) kaca itu sebagai bintang yang seperti mutiara, yang dinyalakan (dengan minyak) dari pohon yang banyak faedah (iaitu) zaitun yang bukan bangsa timur dan bukan bangsa barat, yang minyaknya (sahaja) hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api, nur atas nur, Allah pimpin kepada nur-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah mengadakan perumpamaan bagi manusia, dan Allah mengetahui tiap sesuatu”. (Surah Nuur, ayat 35).
“Allah itu nur bagi langit-langit dan bumi. Bandingan nur-Nya (adalah) seperti satu kurungan pelita yang di dalamnya ada pelita (sedang) pelita itu dalam satu kaca, (dan) kaca itu sebagai bintang yang seperti mutiara, yang dinyalakan (dengan minyak) dari pohon yang banyak faedah (iaitu) zaitun yang bukan bangsa timur dan bukan bangsa barat, yang minyaknya (sahaja) hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api, nur atas nur, Allah pimpin kepada nur-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah mengadakan perumpamaan bagi manusia, dan Allah mengetahui tiap sesuatu”. (Surah Nuur, ayat 35).
Perumpamaan dalam ayat ini adalah
hati yang yakin penuh di kalangan orang yang beriman. Lampu yang
menerangi bekas hati itu ialah hakikat atau intipati kepada hati,
sementara cahaya yang dipancarkan ialah rahsia Tuhan, ‘roh sultan’. Kaca
adalah lutsinar dan tidak memerangkap cahaya di dalamnya tetapi ia
melindunginya sambil menyebarkannya kerana ia umpama bintang. Sumber
cahaya adalah pohon Ilahi. Pohon itu adalah makam atau suasana keesaan,
menjalar dengan dahan dan akarnya, memupuk prinsip-prinsip iman,
berhubung tanpa perantaraan dengan bahasa yang asli.
Secara langsung, melalui bahasa
yang asli itulah Nabi s.a.w menerima pembukaan al-Quran. Dalam kenyataan
Jibrail membawa firman Tuhan hanya setelah firman tersebut diterima –
ini adalah untuk faedah kita supaya kita boleh mendengarnya dalam bahasa
manusia. Ini juga memperjelaskan siapakah yang tidak percaya dan
munafik dengan memberi mereka peluang untuk menafikannya seperti mereka
tidak percaya kepada malaikat.
“Dan sesungguhnya diwahyukan kepada kamu Quran (ini) dari sisi (Tuhan) yang bijaksana, yang mengetahui”. (Surah Naml, ayat 6).
“Dan sesungguhnya diwahyukan kepada kamu Quran (ini) dari sisi (Tuhan) yang bijaksana, yang mengetahui”. (Surah Naml, ayat 6).
Oleh kerana Nabi s.a.w menerima
pembukaan sebelum Jibrail membawanya kepada baginda, setiap kali Jibrail
membawa ayat-ayat suci itu Nabi s.a.w mendapatinya di dalam hatinya dan
membacanya sebelum ayat itu diberikan. Inilah alasan bagi ayat:
“Dan janganlah engkau terburu-buru dengan Quran sebelum habis diwahyukan kepada kamu”. (Surah Ta Ha, ayat 114).
“Dan janganlah engkau terburu-buru dengan Quran sebelum habis diwahyukan kepada kamu”. (Surah Ta Ha, ayat 114).
Berasambung...........
Wallahu'alam
Barakallahu Fikum
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu
Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar