Cari Blog Ini

Senin, 30 Juni 2014

Al-Hulul-5




Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.

Bismillahirrahmanirrahim
Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.

 
“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”
 
 
 
Al-Hulul 
Kejadian seperti inilah yang dialami antara lain oleh Al Hallaj, salah seorang tokoh yang paling kontroversial dalam sejarah tasawuf. Al Hallaj yang nama lengkapnya adalah Abu Al Mughits Al Husein bin Mansur bin Muhammad Al Baidhawi dilahirkan pada tahun 244 H/ 858 M di Tur, salah satu desa dekat Al Baida di Persia. Kakeknya adalah seorang penyembah api, pemeluk agama Majusi sebelum dia memeluk agama Islam. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa Al Hallaj berasal dari keturunan Abu Ayyub, sahabat Rasulullah SAW.

Sejak kecil ia sudah banyak bergaul dengan para sufi terkenal, diantaranya adalah Sahl bin Abdullah Al Tusturi, Amr Al Maliki dan Junaid Al Bagdadi. Ia suka mengembara ke berbagai negeri untuk menambah pengetahuan dalam ilmu tasawuf, sehinga pandangan ketasawufannya berbeda dengan para sufi lainnya, dan akhirnya menjadi buah bibir para ulama pada waktu itu.



Ajaran Tasawuf

Ajarannya kadang-kadang berupa syair dan kadang-kadang berupa natsar (prosa) dalam susunan kata-kata indah dan mendalam di sekitar tiga masalah: yaitu Hulul, yaitu ketuhanan (lahut) menjelma ke dalam diri insan (nasut). Manusia mempunyai sifat ketuhanan dalam dirinya, demikian pula sebaliknya Tuhan mempunyai sifat kemanusiaan dalam diriya. Agar dapat bersatu (hulul) maka sifat-sifat kemanusiaan yang ada dalam tubuh harus dilenyapkan melalui fana. Dengan demikian hulul dapat diartikan tubuh manusia tertentu sebagai tempatNya menjelma setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada dalam tubuh itu dilenyapkan.

Kemudian Nur Muhammad atau hakikat al Muhammadiyah, merupakan pancaran pertama dari zat Tuhan, bersifat qadim dan sehakikat dengan zat Tuhan. Dari Nur Muhammad inilah melimpahnya alam semesta ini. Dengan demikian ada dua pengertian tentang Muhammad, sebagai insan adalah Rasulullah yang bersifat baru (huduts), akan tetapi hakikat keMuhammadannya adalah berupa Nur Allah yang qadim dan azali. Tabiat kemanusiaannya yang bersifat baru disebut nasut, sedangkan tabiat ketuhanannya yang bersifat qadim disebut lahut. Terakhir adalah Wihdat al adyan, yaitu kesatuan semua agama. Islam, Kristen, Yahudi dan lain-lain hanyalah perbedaan nama, tapi hakikatnya satu. Semua agama adalah agama Allah dan menuju Allah. Orang memilih suatu agama atau lahir dalam satu agama, bukanlah atas kehendaknya, tapi dikehendiki untuknya. Cara beribadah boleh berbeda, namun hakikatnya satu.

Selain itu, menurut kabar beliau juga pernah menfatwakan bahwasanya naik haji yang lahir pergi ke Mekkah itu tidak perlu dikerjakan. Sebab itu hanya melelahkan saja. Hal itu bisa diganti dengan haji yang lain, yaitu haji rohani dengan membersihkan diri dan jiwa, kemudian tafakkur mengingat Tuhan dalam khalwat, sehingga ka’bah itu sendirilah yang datang ke dalam khalwatnya mendatanginya.

Karena paham dan fatwanya itu, Ibnu Daud Al Isfahani seorang ulama fiqih terkemuka mengeluarkan fatwa bahwa ajaran Al Hallaj adalah sesat. Atas dasar fatwa itu
Al-Hallaj dipenjarakan. Kemudian pada tahun 309 H/ 921 M, diadakanlah persidangan para ulama di masa khalifah Al Muktadirbillah (kekuasaan Bani Abbas) dia dijatuhi hukuman mati yang dilaksanakan pada tanggal 18 Zulkaidah 309 H.



Pro-kontra

Memang, banyak di antara ulama yang tidak bisa menerima ajaran tasawuf yang diajarkan oleh Al Hallaj ini, tetapi tidak sedikit pula para ulama yang sependapat dan membelanya. Kebanyakan Ulama fiqih mengkafirkannya. Dengan alasan bahwasanya mengatakan bahwa diri manusia bersatu dengan Tuhan adalah syirik yang amat besar. Oleh karena itu Ibn at Taymiyah, Ibn al Qayyim, Ibn an Nadim dan lain-lain berpendapat bahwa hukuman mati yang ditimpakan kepada Al Halaj memang patut diterimanya. Tetapi ulama-ulama fiqih yang lain seperti Ibnu Syuraih seorang ulama yang sangat terkemuka dari mazhab Malik, memberikan komentar: "Ilmuku tidak mendalam tentang dirinya, karena itu saya tidak bisa berkata apa-apa".

Pembela-pembela Al Hallaj menjernihkan ajarannya dari apa yang dituduhkan orang kepadanya. Syaikh Abdurrahman As Saqqaf salah seorang Syaikh tarikat Alawiyah, mengatakan bahwa dia sebelumnya menyangka pada diri Al Hallaj ada keretakan karena sikapnya, seperti keretakan pada kaca, tetapi setelah sampai pada maqam al qutbiyyah dia melihat bahwa Al Hallaj telah mencapai tingkat bila diandaikan buah dia telah matang.

Al Hujwiri mengatakan, Al Hallaj sepanjang hidupnya memakai jubah ketakwaan, senantiasa menegakkan shalat dan berzikir memuji Tuhan dan puasa terus menerus serta menyampaikan ujaran-ujaran yang tinggi dan bagus tentang tauhid. Tetapi ahli-ahli ilmu kalam menolaknya atas dasar bahwa kata-katanya bernafaskan pantheisme, namun apa yang dituduhkan itu cuma terletak pada ungkapan bukan pada maknanya.

Imam Al Gazali ketika ditanyai bagaimana pendapatnya tentang perkataan "ana al haq". Beliau menjawab," Perkataan demikian yang keluar dari mulutnya adalah karena sangat cintanya kepada Allah. Apabila cinta sudah demikian mendalamnya, tidak ada lagi rasa berpisah antara diri seseorang dengan seseorang yang dicintainya". Sehingga beliau, Rumi dan Fariduddin al Attar memberinya julukan "Syahidul Haq" (seorang syahid yang benar).

Pada hari ketika Al Hallaj akan dieksekusi, para sufi waktu itupun banyak yang berbeda pendapat tentang vonis mati yang dijatuhkan kepadanya. Diantara mereka ada sufi yang bisa memahami perasaan Al Hallaj sebagai seorang sufi. Namun ada juga sufi lain yang berpendapat bahwa Al-Hallaj memang pantas mendapat hukuman itu. Karena Al-Hallaj telah mengumumkan salah satu rahasia kaum sufi. Asy Syibli berkata,"Aku dan Husein ibn Mansur Al Hallaj adalah sama. Hanya saja ia menampakkan sedang aku menyimpannya. Al Junaid pernah juga berkata kepada Asy Syibli,"Kami menata rapi ilmu tasawuf ini, lalu kami simpan di ruang bawah tanah. Sedangkan Al Hallaj datang membawa ilmu tasawuf dan mengemukakan kepada khalayak manusia.


Wallahu'alam 
Barakallahu Fikum 
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu 
 



 Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma shallii alaa Muhammad Nabiyyil ummi wa barik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Wa umma wabarik 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man shalla' alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad Biadadi man lam an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama tuhibbu an yushalli 'alaihi wassallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama amarta an yushalli 'alaihi wasallim
Allahumma shallii 'alaa Muhammad kama yasbaqhis shalawatu 'alaihi wasallim.
 
Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamasollaita'ala Ibrahim.
Wabarik'ala Muhammadin wa'ala ali Muhammadin kamabarakta'ala Ibrahima fil'alamin.
innaka hamidunmajid
amiin Ya Karim
amiin Ya Wahhab..amiin Ya "Alimun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly

Risalah Alladuniyah-Imam Ghazaly   1 Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu. Bismillahirrahmanirrahim Allahummashalli 'al...